☘ - Ten

19.3K 865 8
                                    


      Varo membuka pintu ruang OSIS yang di dalamnya sudah banyak pengurus OSIS yang berkumpul. Ketika Varo masuk, ruangan OSIS yang tadinya berisik karena para pengurusnya yang sedang mengobrol, seketika senyap. Cowok itu langsung menghampiri bangku yang di khususkan untuk dirinya. Kemudian rapat OSIS perihal acara pentas seni pun dilakukan.

      "Baiklah," ucap Varo mengawali pembicaraan. "Saya akan memulai rapatnya. Pertama-tama mari kita berdo'a terlebih dahulu agar rapat ini bisa berjalan dengan lancar. Berdo'a menurut kepercayaan dan agama masing-masing, berdo'a dimulai."

      Seketika seluruh pengurus OSIS saling menundukan kepala mereka untuk berdo'a.

      "Berdo'a selesai," ucap Varo kembali yang membuat seluruh pengurus OSIS kembali menegakkan kepala mereka.

      Thala, sekretaris OSIS berjalan menghampiri Varo. Varo yang melihat itu hanya menatap Thala bingung begitu pula para pengurus OSIS lainnya.

      "Nih, jurnal lo." Thala menyerahkan sebuah jurnal yang sangat mirip dengan jurnal Varo. Varo mengerutkan keningnya sambil menatap Thala dan jurnal itu secara bergantian.

      "Jurnal kita ketuker. Kemarin pas pulang dari rumah lo, gue nggak sadar jurnal yang gue bawa itu punya lo. Soalnya pas gue lihat tuh jurnal udah ada isinya sama tulisan lo yang rapih itu. Karena kan jurnal gue belom ada apa-apanya." Thala nyengir, menjawab kebingungan Varo. "Lagian lo kenapa beli jurnal yang sama sih kaya gue? Ngikutin aja lo."

      Mendengar itu, Varo menekuk wajahnya. "Emang gue tahu kalo jurnal lo juga warnanya merah? Ngapain amat gue ngikutin lo? Nggak ada faedahnya," balas Varo dengan nada ketus.

      "Set dah nih orang, bukannya bilang makasih udah gue bawain. Malah songong lagi lo. Tau gitu tadi gue biarin aja supaya lo klenger karena nyariin data yang tiba-tiba ilang. Kesel gue sama lo!" Thala membuang muka dengan wajah kesal. Melihat itu membuat Varo terkekeh. Cowok itu mengambil jurnal Thala yang tertukar dengan miliknya dan menyerahkan jurnal itu kepada pemiliknya.

      "Yaudah iya, maaf dah ya." Varo kembali terkekeh. "Btw, thanks ya, bro, hahaha ...."

      "Hm," jawab Thala singkat, kemudian cowok itu kembali ke tempat duduknya.

      Setelah Thala sudah kembali duduk, kini giliran sang ketua OSIS berdiri untuk memulai rapatnya. Mata Varo menatap ke seluruh penjuru ruangan OSIS.

      "Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh," ucap Varo kepada seluruh pengurus OSIS.

      "Wa'alaikumussalam warahamatullahi wabarokatuh," jawab para pengurus OSIS dengan serempak.

      "Baiklah, jadi begini, kalian kan sudah tahu kalau hari kamis tanggal 23 kita akan mengadakan acara pentas seni. Saya juga sudah meminta izin pada pak Yanto, pembina OSIS kita, untuk mengadakan acara ini. Dan beliau pun setuju, terbukti dari berbagai brosur yang sudah ditempelkan di setiap mading kelas. Untuk itu saya harap, kalian bisa menjalani tugas kalian dengan baik sesuai dengan jabatan kalian di OSIS." Varo menjeda ucapannya, kedua bola matanya menatap para pengurus OSIS yang juga sedang memperhatikan dirinya dengan saksama. Kemudian cowok itu kembali melanjutkan ucapannya.

      "Mulai hari ini sampai nanti hari H acara pentas seni itu diadakan, kita harus bekerja keras untuk menyiapkan segalanya. Jangan sampai acara itu berantakan karena tidak adanya kerja sama antar pengurus OSIS. Jadi kalian harus bekerja sama dan saling membantu jika salah satu dari kalian membutuhkan bantuan. Saya tidak ingin ada seorang pun yang mengeluh tentang acara itu, apalagi sudah tiga belas bulan lamanya OSIS tidak mengadakan acara ini. Maka dari itu, kita harus bisa membuat acara pentas seni itu berlangsung meriah tanpa adanya halangan. Mengerti?" tanya Varo.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang