☘ - Twenty

19.4K 789 46
                                    


"Sometimes you have to forget the people you've loved and try to move on."
-Rena Oktaviani

~×~

      Sebuah ketukan pintu terdengar, membuat Varo yang tengah menyelesaikan tugas sekolahnya di ruangan itu berhenti sejenak. Cowok itu menoleh, berjalan ke arah pintu dan membukanya. Menemukan seorang gadis yang tengah tersenyum manis dengan sebuah buku jurnal di tangan.

       "Assalamualaikum, kak."

      "Wa'alaikumussalam. Masuk, Din."
Varo membuka lebar pintu untuk mempersilahkan Dina masuk.

       "Ada apa ke sini?" tanya Varo yang langsung kembali ke kursinya untuk melanjutkan pekerjaannya.

        "Ini kak. Aku disuruh kak Thala buat naruh jurnalnya di meja sekretaris," jawab Dina seraya berjalan menghampiri meja sekretaris dan meletakkan jurnalnya di atas meja.

       Varo yang semula menunduk, lantas mengangkat kepalanya untuk menatap Dina. "Loh, kok kamu mau disuruh-suruh sama Thala?"

       "Bukan kak. Tadi kak Thala buru-buru ke ruangan Bu Ainun buat ikut ulangan susulan. Terus pas di jalan nggak sengaja ketemu. Jadi, kak Thala minta tolong aku buat naruh jurnalnya."

       "Ya tapi kan dia bisa ke sini dulu sebentar buat naruh jurnalnya. Kenapa harus nyuruh kamu. Ck, emang kebiasaan tuh anak." Varo menggeleng-gelengkan kepalanya, mengetahui temannya yang memang suka seenaknya dengan orang lain.

       Dina terkekeh geli. "Nggak apa-apa kok, kak. Lagian aku juga emang ada perlu ke sini," kata Dina sambil berjalan menghampiri Varo.

       Varo tidak menoleh. Karena cowok itu kembali menunduk untuk mengerjakan tugasnya. Sehingga tidak menyadari jika kini Dina sudah berdiri di sampingnya.

       "Kakak lagi ngapain?" tanya Dina seraya melirik ke arah meja Varo.

       "Ini, lagi ngerjain tugas akuntansi. Dari tadi nggak kelar-kelar," jawab Varo yang membuat Dina kembali terkekeh.

       "Eh, ini materinya sama kayak materi aku, kak." Tiba-tiba Dina berkata sambil menunjuk buku Varo.

       "Oh ya?" tanya Varo yang dibalas anggukan riang oleh Dina.

        "Iya. Coba kak, aku lihat. Mungkin aku bisa bantu kakak buat nyelesein tugasnya."

       "Kamu yakin?"

       "Iya."

        Varo kemudian menggeser bukunya ke hadapan Dina. Tampak cewek itu terlihat membaca soal-soal yang tertera di buku tulis Varo. Dan dalam diam, Dina memuji tulisan Varo yang begitu indah di matanya. Jarang sekali ada seorang cowok yang memiliki tulisan tangan sebagus ini. Bahkan tulisan tangan Dimas tidak sebagus tulisan tangan Varo. Meskipun milik Dimas tidak buruk. Tapi tetap saja bagi Dina, tulisan tangan Varo yang terbagus.

        Dengan sabar Varo menunggu hingga Dina selesai membaca soal. Dan tanpa disangka olehnya, Dina langsung mengambil secarik kertas dan mencoret-coret kertas itu untuk menghitung angka. Dua nomer, tiga nomer, dan seterusnya. Dina bahkan menyelesaikan semua nomer yang ada di tugas Varo.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang