BAGIAN 22-Kebersamaan

2.5K 151 2
                                    


⭐ Tekan ini sebelum membaca
💬 Tekan ini setelah membaca

Happy Reading...
__________________________________

Author Pov~~

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Hari ini genap dua bulan Dino berada di Asrama Attaubah. Dan jangan di tanya bagaimana kegiatan dan juga perjuangan Dino melawan sisi urakannya yang sering ingin menguasai dirinya.

Dino, walau ia baru dua bulan berada di tempat ini, tapi perubahannya sangat nampak. Mulai dari penampilan, gaya bicara, perilaku semuanya berubah. Bahkan ia sering menegur dan menasehati teman-temannya yang berbuat salah tentu dengan cara yang sopan.

Bahkan bukan cuman ilmu agama yang ia dapatkan disini, ia juga berubah menjadi pria yang mandiri, ia menjadi pria yang hemat. Dan banyak sekali pengalaman yang sering membuat nya termenung sendiri dan menyesali kehidupannya di masa lalu. Ia sekarang merasa sia-sia hidup selama dua puluh enam tahun karena ia hanya memupuk dosa di masa-masa itu.

"Din, nanti kita ke pasar ya beli bahan makanan. Soalnya bahan makanan udah habis" Dino terlonjak kaget mendengar ucapan Saad yang langsung dusuk di samping nya.

"Astagfirullah Ad, kamu bikin kaget aja" Saad terkekeh pelan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hehe.. Maaf maaf nggak sengaja" Dino mengangguk dan meletakkan buku yang ia pegang di ranjang miliknya lalu melihat jam tangan.

"Ad kamu ada urusan jam segini?" Tanya Dino pada Saad yang membuat pria itu menggelengkan kepalanya.

"Kalau gitu kita berangkat sekarang ya takut entar kesore an"  Saad mengangguk setuju dan berjalan kearah lemari miliknya dan merai kaos putih polos dab celana.

"Udah Din??" Tanya Saad si luar kamar mandi, pasalnya Dino lagi mandi.

"Belom Ad, tunggu bentar aku pake baju dulu" Balas Dino dengan agak keras.

"Kalau gitu aku ke kamar Rasya buat ajak mereka juga" Dino hanya mengiyakan membuat Saad berjalan kearah kamar yang berada di samping kamarnya.

tok tok tok

"Assalamu'alaikum Sya" Ucap Saad dengan mengetuk pintu.

"Wa'alaikumsalam Ad, masuk aja" Saad membuka pintu dan berjalan memasuki kamar Rasya.

"Ada apa?" Tanya Yusuf yang baru saja melipat pakaiannya.

"Kalian mau ikut beli bahan makanan nggak?? Soalnya bahan makakan di dapur udah hampir habis" Yusuf dan Rasya mengangguk kemudian mereka bertiga berjalan keluar kamar. Sesampainya diluar mereka berpapasan dengan Dino yang sepertinya ingin memasuki kamar Rasya.

"Ehh udah Din?? Yaudah kita jalan aja ya"

Di perjalan menuju pintu gerbang asrama, mereka selalu menyapa teman-teman asrama yang sedang berada di halaman.

***

Pasar di desa ini tak seperti yang ada di kota-kota besar. Pasar ini tidak besar dan harga jualan juga sangat-sangat murah menurut Dino, berbeda dengan penduduk desa yang menganggap jualan disini mahal. Dino kadang merasa kasihan kepada mereka yang sangat senang jika ia memberi mereka uang dan juga barang.

"Mau beli apa nih?" Tanya Dino sambil mengedarkan pandangannya kearah jejeran penjual sayur dan bahan bakanan lainnya.

"Yang seperti biasa aja" Dino berfikir sejenak dan mulai tersenyum.

"Ehhh kalian pintar masak apa aja?" mereka menatap Dino dengan bingung. Untuk apa ia menanyakan hal itu?

"Emang kenapa?" Tanya Saad.

"Jawab aja sih" Mereka bertiga berfikir dan mulai mengucapkan makanan yang mereka pintar memasaknya.

"Capcai"

"Sayur asem"

"Nasi"

"Ayam kecap"

"Sambal mie"

"Sup daging"

"Sup telur"

"Masak kari"

"Dangkot"

"Konro"

Dino berdecak kagum mendengar perkataan mereka. Benar-benar lelaki idaman.

"Saad tolong kamu beli bahan buat capcai. Rasya kamu beli bahan bua ayam kecap dan dangkot. Yusuf kamu beli bahan buat masak sup daging dan juga beras ya" Perkataan Dino barusan membuat Yusuf, Rasya, dan Saad membulatkan matanya terkejut. Apa pria ini sudah gila? Untuk apa memasak makanan itu? Dan dari mana mereka mendapat uang sebanyak itu??

"Dino kamu sehat?" Rasya menempelkan punggung tangannya di dahi Dino membuat pria itu terkekeh pelan.

"Nggak kok, kalian ambil bahannya aja biar nanti aku yang bayar" Mereka semua mengangguk dan berjalan beriringan untuk membeli bahan makanan yang Dino ucapkan tadi. Saat mereka asik memilih bahan makanan, Dino pergi entah kemana yang membuat ketiga pria itu uring-uringan mencari nya.

"Mas, ini gimana?? Apa mas mau ambil yang ini?? Kalau iya di bayar dong mas soalnya udah saya potong dangingnya dan udah di bungkus ini" Yusuf semakin menatap sekelilingnya dengan cemas dan bercampur malu, begitupun Rasya dan Saad. Bagaimana tidak?? Sedari tadi mereka di berondong dengan pertanyaan 'Ini jadi di ambil nggak?'

"Ada apa ini?" Mereka berjalan kearah Dino yang menenteng dua kantongan plasti yang besar dan menjitak kepala pria itu.

"Sumpah Din, kamu kemana aja?? Kau tau?? Kami di bikin malu sama ulahmu yang menghilang dan di berondong pertanyaan oleh para penjual" Dino menatap ketiga pria yang ada di depannya dengan kikuk, ia lupa untuk pamitan tadi.

"Maaf ya lupa tadi" Mereka menatap Dino dengan tajam dan berjalan kearah pelual untuk mengambil belanjaan mereka yang sangat banyak.

Setelah semuanya selesai, mereka berjalan ke arsama dengan membawa banyak belanjaan. Mereka berjalan memasuki pintu gerbang asrama dengan sesekali tertawa pelan.

"Dalam rangka apa kalian belanja segitu banyaknya?" Perkataan Ustadz Rasyid membuat mereka berempat menoleh kearah samping.

"Nggak tau Dino nya Bi" Ucap Rasya dan menatap Dino di sampingnya.

"Rencana nya aku mau buat acara makan besar-besaran Bi, soalnya hari ini aku dengar ada tamu"

***

Suara gelak tawa menggema di dapur asrama attaubah ini. Saat ini seluruh penghuni asrama kompak memasak makan malam yang membuat dapur itu sangat ramai.

Saat ini peralatan dapur yang dulunya hanya sedikit, kini bertambah banyak karena mereka membeli yang baru untuk memasak makanan yang banyak.

"Weesss.. Ini gimana?? Wehh ikannya masih idup ehh, bantu tangkep weehh.." Sontak mereka semua tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Saad yang tengah berusaha menangkap ikan gabus yang berada di lantai dapur. Bahkan ada dari mereka yang memegang perutnya karena sakit akibat tertawa. Saad memang pandai memasak, tapi jika disuruh untuk mengatasi ikan ia kalah.

"Sya, minta baskom nya dulu buat tangkep ikannya" Rasya memberikan baskom dengan tawa yang masih bekum meredah. Ia bingung, kenapa ada pria dewasa kalah dengan ikan??

"Ketangkep juga"

Setelah tertawa dengan tingkah Saad, mereka langsung melanjutkan acara memasaknya yang tertunda.

Dino?? Pria itu tengah fokus dengan makakan yang ia masak saat ini. Mau tau apa?? Saat ini Dino tengah membuat makanan penutup yaitu Salad Buah.

"Eh eh, ini coba dulu salad nya" Ucap Dino pada pria yang membantunya. Pria itu meraih sendok yang Dino berikan dan memakan buah naga dan semangka di sana.

"Udah enak?" Tanya Dino dengan penasaran.

"Udah pas" Dino tersenyum senang dan memasukkan salad buah itu kedalam termos dan menutupnya.

Setelah selesai memasak, mereka semua bersorak senang dan membersihkan dapur tak lupa juga memasukkan makan-makan itu ke tempatnya.

***
Jangan lupa Vomen, Vote, dan Komen ya😊

TBC~~

CINTA?? (Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora