Bagian 11-Keputusan

3.3K 185 0
                                    


⭐ Tekan ini sebelum membaca
💬 Tekan ini setelah membaca

Happy Reading~~
_________________________________

Author Pov~~

"Karena hanya di sana Dino bisa berubah"

Mendengar perkataan sang anak, mereka berdua tersenyum lebar dan Karin langsung berpindah duduk kesamping anaknya dan meneluknya dengan lembut.

"Mama salut sama kamu nak, mama sungguh nggak nyangka kalau kamu akan mengambil keputusan ini" Ucap Karin dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Hari ini ia sangat senang, mendengar perkataan yang sudah lama ia nanti-nantikan akan keluar dari mulut sang anak dan sekarang ia telah mendengarnya. Ia tak menyangka wanita yang suaminya ceritakan itu dapat merubah anaknya.

"Ck!! Kan kan mama jadi nangis" Ucap Dino sebal dan menghapus air mata Karin yang sudah lolos dari matanya. Karin tersenyum lembut dan mengelus pundak Dino pelan.

"Wanita itu benar-benar merubahmu" Dino menatap mamanya dengan bingung dan membuat Karin langsung terkekeh.

"Adi Ali" Ucap Gio dengan menatap anaknya yang kelihatan gugup.

"Ma.. Pa, Anu. Kok papa tau Ali punya adik?" Melihat Dino gugup begitu membuat orangtua nya tertawa.

"Kamu lupa saat papa jenguk Ali waktu kecelakaan dulu? Dan papa perhatikan kamu selalu menatapnya" Dino menghela nafas mendengarnya, ternyata papanya sudah tahu.

"Papa jangan kasih tahu siapa-siapa" Gio hanya mengangguk dan menatap serius ke arah anaknya.

"Jadi kapan kamu ke rumah oma?" Perlahan senyuman terukir di wajah lelaki itu.

"Mungkin lusa" Ucapnya pelan.

"Kenapa cepat sekali?" Protes Karin dengan apa yang anaknya ucap kan tadi. ini terlalu cepat baginya.

"Terus kapan? Lagian kalau Dino di sini terus kapan berubahnya?" Gio yang melihat istrinya tak setuju itu angkat bicara yang membuat Dino tersenyum dan mengangguk.

"Kalau gitu mama ikut" Gio membulatkan matanya terkejut dan menggeleng dengan tegas

"Tidak boleh" Ucapnya dengan penuh penekanan yang membuat Karin menatapnya dengan kesal.

"Pokoknya mama ikut titik!!" Kalau sudah begini mah udah nggak bisah di nego lagi. Sudah mutlak dan harus dituruti. Melihat papany yang tersiksa dengan ucapan mamanya membuat Dino terkekeh geli dan angkat bicara.

"Mama nggak usah ikut, nanti yang ngurus papa siapa ma?"

"Papa bisa ikut kalau mau, lagian mama nggak akan lama kok. Mama cuman sekitar beberapa hari nemenin kamu di rumah oma dan balik lagi ke sini" Gio menghela nafas pelan dengan ucapan istrinya itu.

"Kalau papa ikut, siapa yang ngurus kantor?"

"Yaudah nggak usah ikut"

"Mama tega lihat papa tersiksa?" Perkataan Gio membuat Karin menatapnya dengan kesal dan melemparnya dengan bantal sofa.

"Ihh.. PAPA" Ucapan Gio mampu membuat pipi Karin memerah dan dengan santainya Gio malah terkekeh. Hal itu hanya membuat Dino menggelengkan kepalanya dengan gelik.

"Kalau gitu Dino berangkat dulu ya" Perkataan Dino membuat perhatian Karin dan Gio teralih kepadanya dan menoleh sebentar ke arah jendela.

"Masih hujan nak" Ucap Karin sambil menatap Dino.

"Kan pake mobil ma, lagian nanti aku kena marah sama Ali" Gio dan Karin terkekeh mendengarnya. Ali memang selalu marah jika Dino datang ke kantor dengan terlambat.

CINTA?? (Revisi)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon