BAGIAN 19-Asrama Attaubah

2.6K 145 0
                                    

⭐ Tekan ini sebelum membaca
💬 Tekan ini setelah membaca

Happy Reading
__________________________________

Author Pov~~

Dino dan Saad melangkah menyusuri lorong asrama dengan diam, tak ada yang membuka suara. Setelah sampai di aula, Saad membuka pintu yang lumayan besar itu dan terlihatlah sekitar seratus lelaki di dalamnya yang duduk di lantai aula.

Saad membawa Dino duduk di barisan paling depan dan membuat semua yang ada di aula menatap Dino bingung. Siapa dia?? Batin mereka semua.

Berbeda dengan orang yang duduk menghadap mereka yang menatap Dino dengan senyum, salah satunya Ustazd Rasyid.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh" Ucap Ustazd Rasyid dengan agak keras agar mereka yang ada di dalam aula dapat mendengarnya.

"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh" Jawab mereka serempak.

"Mungkin kalian bingung kenapa kami menyuruh kalian berkumpul di sini ya??" mereka semua mengangguk dengan bingung.

"Pertama kami ingin minta maaf mengadakan pertemuan mendadak disini dan juga saya ingin menyampaikan bahwa kita kedatangan teman baru, jadi saya harap kalian bisa membantunya menyesuaikan diri di sini"  Sontak mereka semua memandang Dino yang membuat pria itu risih. Sebenarnya Dino ingin menanyakan sesuatu kepada Ustazd Rasyid mengenai tempat ini tapi ia urungkan.

"Jadin pria yang duduk di samping Saad ini adalah Dino Bimantara, ia adalah sepupu Fadli" Keadaan aula yang sepi kini menjadi ricuh karena mendengar nama Fadli. Kenapa?? Karena  Fadli merupakan donatur asrama ini sejak dua tahun yang lalu, dan juga Fadli merupakan sosok yang sangat di sukai oleh murid yang ada di asrama dengan kerendahan hatinya dan juga pria itu sangat baik.

***

Dino Pov~~

Setelah perkenalan di aula tadi, gua dan Saad kembali kekamar untuk mandi karena ini sudah jam 17:12.

"Ad gua mau nanya" Ucap gua pada Saad yang tengah memakai peci.

"Apa mas?" Ucapnya dan memperbaiki sarung batik yang ia pakai.

"Di sini nggak ada ceweknya?? Maksud gua kok tadi di aula hanya ada laki-laki semua?" Saad berjalan ke arah gua dan duduk di ranjang milik gua.

"Asrama Attaubah di bagi menjadi dua mas, asrama untuk ikhwan dan asrama untuk akhwat" Gua menatap Saad dengan bingung mendengar kata Ikhwan dan Akhwat.

"Ikhwan?? Akhwat??" Tanya gua dan Saad terkekeh pelan.

"Ikhwan itu laki-laki, Akhwat itu perempuan" Gua hanya mangut-mangut pelan dan memakai peci milik Saad. Sepertinya gua harus beli baju koko deh masa iya gua make pemberian teman asrama mulu?

"Yaudah kita ke masjid yok" Gua mengangguk dan berjalan bersama Saad keluar kamar.

Saat di luar gua melihat penghuni asrama yang juga berjalan kearah masjid yang ada dalam asrama. Ini kali pertama gua melihat hal seperti ini. Entah mengapa rasa senang dan tenang menggerayangi hati gua melihat masjid asrama penuh dengan orang penghuni asrama.

Di Jakarta banyak masjid namun penghuninya sangat sedikit dan di sini?? Masjid hampir penuh dengan orang yang ingin shalat. Dan jika ingin jujur gua sudah mulai nyaman di tempat ini walau belum genap sehari. Di sini, semua menganggap gua saudara bahkan mereka memberikan gua baju koko, sarung, Al-Qur'an. Awalnya gua ingin bayar tapi mereka menolak nya karena kita ini saudara katanya.

Gua dan Saad memasuki masjid dan mendapati Hakam, Yusuf, dan Rasya yang melambaikan tangannya meminta kami untuk mendekat.

Setelah shalat maghrib, kami berjalan ke kamar asrama yang berdampingan dengan kamar Yusuf dan Rasya. Sedangkan Hakam?? Ia berada antara dua kamar dari kamar gua.

"Mas, nanti setelah Isya akan ada tarbiyahan di masjid" Gua menatap Yusuf yang tengah berjalan di samping gua.

"Malem-malem??" Ucap gua kaget. Itu mah jam tidur tapi kok mau tarbiyahan?

"Ini udah jadwal nya mas, dan mas Dino sama Saad kayaknya"

"Eh?? Pake kelas-kelas gitu?"

"Iya mas, nggak mungkin kan kita di satukan dengan jumlah yang banyak" Timpal Saad.

"Ada pelajaran-pelajaran yang lain gitu?? Semacam matematika?" Mereka bertiga saling menatap dan detik kemudian mereka tertawa.

"Lu pada napa??" Ucap gua dengan kesal. Gua nanya nya serius ee malah di ketawain.

"Hahaha.. Ya mas kek orang ngelawak aja, ini bukan sekolahan mas. Di sini kita akan di ajari seputar tentang peraturan, politik, gaya hidup, dan lain-lain menggunakan peraturan agama"
Ucap Saad.

"Di sini juga kita akan di bentuk menjadi kepribadian yang lebih baik, pokoknya di sini kita akan mendapat ilmu agama" Timpal Rasya dan gua hanya mengangguk.

Sesampainya di kamar, gua dan Saad masuk dan mendapati manakan di meja.

"Makan malam?" Ucap gua tak percaya. Nasi, tumis kangkung, dan tempe?? Astaga ini benar-benar gila!

"Iya mas"

***

Author Pov~~

Vena berjalan memasuki kantor dengan santai dan langsung mendapat sapaan dari karyawannya.

Tiga hari yang lalu ia di pindah tugaskan di cabang perusahaan Bimantara. Soal perpindahannya ini mereka rahasiakan dari karyawan kantor nya dulu, kenapa?? Karena jika hal ini bocor maka sudah di pastikan bagaimana tanggapan mereka kan??

"Assalamu'alaikum bu"

"Pagi bu"

Berbagai sapaan hangat itu di balas dengan Vena, di sini Vena tidak membunyai teman akrab. Dan juga ia berubah menjadi sosok yang tegas dan juga bertanggung jawab namun tetap ramah jika berada di kantor.

Dengan jabatan 'Direktur' yang ia miliki ia merubah gaya berpakaian karyawati kantor cabang ini. Yang dulunya selalu berpakaian minim, memakai kemeja dan rok pensil selutut, kini ia mewajibkan bagi karyawati yang beragama Islam untuk memakai kerudung. Protes?? Yap banyak di antara mereka yang protes karena mereka beranggapan ini wilayah umum jadi mereka bebas selama itu pakaian yang wajar. Tapi saat pemilik perusahaan yang ikut mendukung hal itu membuat mereka mau tak mau menggunakannya walau bisa di bilang mereka hanya menutupi.

Saat Vena ingin memasuki lift khusus, ia melihat ada beberapa wanita dan pria di dalamnya yang langsung membungkuk kecil melihat kehadiran direktur mereka di depan lift.

"Silahkan masuk bu" Ucap salah satu di antara mereka, kalau tidak salah orang itu adalah kepala keuangan di kantor ini.

"Ohh tidak apa-apa, saya pake lift umum saja" Ucap Vena dengan senyum dan berjalan kearah lift umum yang kebetulan di dalam lift itu terdapat dua karyawati yang tersenyum kearahnya.

"Assalamu'alaikum bu" Ucap kedua karyawati itu saat Vena melangkah masuk.

"Wa'alaikumsalam"

Setelah sampai di lantai 15, Vena berjalan keluar dan menemukan sekertarisnya tengah fokus dengan komputer yang ada di mejanya, tapi saat ia mendengar langkah kaki yang mendekat membuatnya menoleh dan berdiri sambil terseyum kearah atasannya itu.

"Assalamu'alaikum bu" Ucap Wilda sekertari Vena sambil membungkuk pelan.

"Wa'alaikumsalam Wil" Balas Vena dan berjalan masuk ruangan nya yang di ikuti oleh Wilda dengan berkas di tangan wanita itu.

"Di tanda tangani bu" Ucap Wilda dan meletakkan beberapa berkas di meja kerja Vena.

"Ohh iya. Dan soal rapat jam sembilan nanti itu tempatnya dimana ya Wil?" Wilda mengerutkan keningnya berpikir sebentar.

"Ohhh.. Nanti di restaurand Agreta bu" Vena hanya mengangguk pelan dan memfokuskan dirinya pada berkas yang ada di tangannya dan Wilda?? Ia sudah pamit ke meja kerjanya.

***

Afwan kalau banyak typo nya🙏🙏

Jangan lupa Komen dan Vote ya😊

TBC~~

CINTA?? (Revisi)Where stories live. Discover now