BAGIAN 4-Kecelakaan Ali

4.2K 230 5
                                    

Langkah kaki yang mendekat menyadarkan Rena dari lamunannya yang menjuru pada anak sulungnya ini. Perlahan ia menghela nafas dan menoleh ke samping dan menemukan anak bungsunya yang tersenyum dan membawa nampan yang berisi minuman dan juga kue.

Vena meletakkan nampan itu di meja dan ikut duduk di samping sang ibu dan memeluknya dengan lembut.

"Dek mungkin lusa abang dah pulang kayaknya". Suara Ali yang cukup pelan namun masih bisa di dengar jelas oleh ibu dan adiknya yang sontak menoleh ke arahnya yang masih menatap hp nya dengan kaget.

"Loh.. Bukannya abang bilang ambil cuti dua minggu? ini kan belum cukup dua minggu bang?". Ucap Vena dengan bingung. Bagaimana tidak bingung coba? Abangnya bilang kalau dia bakalan dua minggu di Bandung tapi kok tiba-tiba mau balik ke Jakarta lagi? Terdengar Ali menghela nafas kasar dan mengetikkan sesuatu di hp nya yang sedari tadi ia tatap.

"Bos abang nggak tahan kerja sendiri katanya, nggak kuat". Senyuman kecil Ali mengembang saat menerima balasan dari bosnya sekaligus sahabatnya itu.

"Lu balik cepet, gua dah nggak tahan kerjain nih berkas banyak amat. Apalagi setiap hari dua curut ini ngerecokin gua mulu deh! Kalau lu balik cepet gua janji naikin gaji lu"

Ali hanya bisa geleng-geleng kepala saat pesan dari bosnya masuk lagi, sepertinya bos nya itu benar sengsara pikirnya.

"Tapi kan Ibu masih kangen nak sama kamu". Terdengar nada kesedihan dari suara Rena yang seperti tak merelakan anaknya itu pergi cepat sekali.

"Ibu bisa jalan-jalan ke Jakarta kok kalau Ibu mau". Mencoba untuk membujuk sang ibu Ali kini memeluk Ibunya yang tengah sedih mendengar perkataannya tadi. Melihat itu Vena langsung tersenyum dan menjentikkan jarinya dengan antusias.

"Gimana kalau besok kita jalan-jalan bareng? Mumpung masih ada waktu buat kumpul" Ucap Vena dengan riang dan di sambut dengan anggukan antusiad dari abangnya sedangkan Rena hanya menatap anak nya dengan bingung.

"Emang kamu nggak ngajar nak? Bukannya besok kamu ngajar?" Mendengar itu Vena langsung memukul keningnya pelan.

"Iyaya.. Tapi nanti Vena telfon mba Ara buat izin sehari" Dan akhirnya Rena mengangguk pelan membuat Ali dan Vena tersenyum senang.

"Ibu Abang, ini kuenya di makan dong. Kan udah Ana ambilin masak nggak di kmakan sih?" Dan selanjutnya mereka makan sambil sesekali tertawa dengan cerita yang mereka ceritakan.

***

Hari ini adalah hari dimana Ali akan pulang ke Jakarta untuk melanjutkan pekerjaannya, ada rasa tidak rela di hatinya saat melihat sang Ibu dan Adiknya menatap dirinya sendu.

"Bang hati-hati ya di sana, telfon Anak kalau udah sampai" Ucap Vena dan menghambur ke pelukan abangnya yang tersenyum dan mengangguk pelan. Tangan Ali membalas pelukan Vena tapi kemudian dia menarik tangan Ibunya untuk ikut berpelukan.

"Insyaa Allah dek, doakan abang ya selamat sampai jakarta" Dan selanjutnya terdengar isakan kecil dari bibir Vena yang masih tak rela untuk berpisah dengan abangnya. Pelukan tadi terlepas dan Ali memegang bahu Vena dengan lembut.

"Jangan nangis dek, nanti abang nggak jadi pergi kalau lihat kalian sedih begini" Suara Ali sangat pelan, ia juga tidak ingin meninggalkan keluarganya jauh. Ia ingin berkumpul dengan mereka tapi apa boleh buat?? Ia pergi untuk mencari nafkah.

Perlahan Vena mendongak dan menatap mata abangnya yang masih tersenyum lembu padanya dan beralih menatap Ibunya yang ada di sampingnya dengan sendu, ia dapat melihat kalau ibunya itu juga tidak rela melepaskan anaknya.

"Yaudah kamu hati-hati ya nak. Jangan ngebut bawa mobilnya, pelan-pelan aja yang penting selamat". Pesan Rena dengan pelan dan mengusap pundak anaknya dengan sayang. Ali tersenyum dan mengangguk kemudian ia menarik kembali mereka kepelukannya sebentar.

CINTA?? (Revisi)Where stories live. Discover now