BAGIAN 18-What??

2.7K 164 0
                                    


⭐ Tekan ini sebelum membaca
💬 Tekan ini setelah membaca

Happy Reading~~
__________________________________

Author Pov~~

Dino menuruni tangga dengan bersenandung kecil. Saat ini ia akan pergi bersama kakak sepupunya ke tempat ia akan belajar agama. Dan juga disana ia akan di asramakan.

"Kamu siap kan Din?? Hijrah nya nggak setengah-setengah kan?" Dino mendongak dan menatap Fadli yang menatapnya serius.

"Gua siap kok bang" Fadli mengangguk pelan dan menepuk pundak sepupunya itu pelan.

"Abang harap kamu bisa rubah cara bicaramu di sana dek, kamu tau?? Di sana tidak ada yang ber Lo-gue jadi kamu hilangkan bahasa kamu itu" Ucap Fadli dan menarik koper milik Dino. Sedangkan Dino?? Ia mengerutkan keningnya bingung. Bahasa yang ia kenakan dari kecil akan dirubahnya?? Mungkin ia akan kesulitan.

***

"Bang, asramanya dimana? Dan kenapa kita sepertinya masuk ke pelosok gini??" Dino menatap keluar jendela yang menampakkan sawah di sekelilingnya ini.

"Kamu kira tempat kamu akan berfasilitas bagus??" Dino mengerutkan keningnya bingung mendengar perkataan Fadli.

"Maksud abang?"

"Nanti kamu akan tau" Dan kesunyian kini melanda mereka berdua.

Sekitar 30 menit mereka sampai di sebuah desa yang pemandangannya sangat indah, bahkan Dino sedikit membuka mulutnya terkejut. Ia tak menyangka desa yang jauh dari keramaian ini memiliki pemandangan yang indah selain itu udara di desa ini juga sejuk.

Saat mobil mereka memasuki desa itu, terlihat banyak anak-anak yang berlari mengikuti mereka dengan heboh. Di desa ini memang jarang mobil memasukinya.

Fadli membelokkan mobilnya kearah kiri dan terdapat bangunan sederhana disana.

'Asrama Attaubah'

Di depan asarama itu terdapat dua pria paruh baya yang sepertinya telah menunggu kedatangan mereka berdua.

Fadli memarkirkan mobilnya di depan gerbang dan turun dari mobil di ikuti oleh Dino.

"Asalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh Abi" Ucap Fadli dan menyalami kedua pria paruh baya itu diikuti oleh Dino.

"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh, masyaa Allah nak sudah lama kamu nggak main kesini" Ucap pria paruh baya yang menggunakan kacamata itu kemudian memeluk Fadli dengan pelan.

"Afwan Bi, saya banyak kerjaan soalnya" Mereke berdua mengangguk dan mengajak Fadli dan Dino masuk.

***

"Jadi ini orang yang kau maksud nak?" Saat ini mereka ber tiga duduk di sebuah ruangan sederhana dalam asrama. Yang Dino yakini ruangan pemilik yayasan.

"Iya Abi, dia Dino Bimantara sepupu saya"  Pria yang di panggik Abi oleh Fadli itu mengangguk berdehem pelan.

"Saya Rasyid nak. Mulai sekarang kamu boleh panggil saya Abi"  Dino hanya mengangguk patuh. Kalau boleh jujur ia tak nyaman di tempat ini, karena apa?? Karena semua fasilitas yang ia miliki tak bisa ia gunakan di tempat ini bahkan hanpone pun tak boleh. Dan hal itu membuat Dino kesal sendiri.

Sekitar satu jam lamanya Fadli pamit untuk pulang dan menyisakan Dino bersama Ustazd Rasyid di ruangan itu.

"Saya harap kamu betah disini nak" Ucap Ustazd Rasyid tersenyum kearah Dino yang membuat pria itu tersenyum kaku.

"Hmm.. Kalau boleh tau, kenapa disini dilarang memakai ponsel Bi?" Pertanyaan Dino membuat pria paruh baya itu berdehem pelan dan menegakkan duduknya.

"Ponsel hanya bisa membuat mu buta dan tuli jika kau tak bisa mengendalikan nya. Dan di desa ini sangat sulit mencari jaringan jadi benda itu tidak ada gunanya" What?? Jaringan tidak ada? Bagaimana ia akan hidup di tempat yang jauh dari kata modern??

Melihat raut wajah Dino membuat Ustazd Rasyid tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia jadi mengingat Fadli saat pertama kali datang ke tempat ini.

"Bagaimana saya bisa berkomunikasi dengan keluarga saya Bi?" Ada rasa sesal di hati Dino datang di tempat terpencil ini. Jika ia tak mengikuti keinginan Fadli mungkin ia masih bebas dan masih bisa memakai fasilitasnya, batin Dino.

"Selama kamu di sini kamu tidak bisa berkomunikasi dengan keluargamu. Kecuali mereka yang datang mengunjungimu" Apa-apaan ini?? Tempat macam apa ini? Apa mereka berniat memisahkannya dengan keluarganya?? Batin Dino dengan terkejut.

"Tapi kenapa harus mereka yang datang kesini?? Kenapa bukan saya yang menjumpai mereka?? Dan tempat macam apa ini?" Ucap Dino agak marah dan menatap Ustazd Rasyid.

"Jika kamu yang keluar dari sini apa kamu yakin kamu bakal pulang kesini lagi??" Langsung saja Dino menutup mulutnya, jika ia keluar dari tempat ini kemungkinan besar dia takkan balik lagi.

"Kamu mirip dengan Fadli saat ia datang disini tiga beberapa tahun yang lalu. Di saat saya memberitahu nya tentang peraturan yang ada disini dia sangat menolaknya bahkan beberapa kali dia mencoba untuk kabur. Tapi lihat?? Sekarang dia membuat Abi bangga dengan perubahannya"

***

Dino Pov~~

Gua hanya bisa diam mendengar perkataan Abi Rasyid tentang sepupu gua. Jujur gua ingin pulang dari sini, tempat ini benar-benar membuat gua seperti gelandangan. Kenapa?? Harta gua dibawa pulang oleh bang Fadli tanpa sepengetahuan gua dan dia hanya menyisakan bebarapa uang seratus ribu di koper tempat baju dengan note didalamnya.

"Abang harap kamu betah di sini dek, jangan membuat onar dan maaf abang membawa pulang dompet mu. Dan untuk uang ini, abang harap kamu bisa memakainya dengan benar"

Kalau tau gini jadinya, gua bakalan tinggal di Jakarta dan nyuruh papa buat cariin pembimbing yang lain.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum mas" Gua menoleh ke samping dan menemukan pria dengan baju koko warnah coklat.

"Wa'alaikumsalam, siapa ya?" Ucap gua datar dan menghampirinya di pintu kamar.

"Saya Saad. Saya di suruh Abi Rasyid untuk panggil mas buat perkenalan di aula" Gua hanya mengangguk dan berjalan untuk memakai sandal kemudian berjalan keluar dengan Saad yang menatap gua dengan bingung.

"Kenapa?" Tanya gua yang membuat Saat menunjuk pakaian yang gua kenakan. Kenapa dengan kaos oblong yang gua pake?? Apa kotor??

"Mas, kenapa pake baju gitu?" Gua mengernyitkan kening mendengar perkataan Saad.

"Emang kenapa?"

"Di sini kita di wajibkan memakai baju koko jika ingin kumpul atau pertemuan mas" Gua menghela nafas pelan dan berjalan memasuki kamar yang memiliki dua ranjang kecil yang entah siapa pemilik ranjang yang satu ini.

"Gua nggak ada baju koko Ad" Ucap gua dengan mengobrak-abrik isi koper.

"Bentar" Perlahan Saad membuka lemari yang ada di samping ranjang yang membuat gua melotot.

"Wee!! Lu ngapain buka lemari orang? Mau nyolong?? Gua aduin lu entar" Ucap gua saat melihat Saad mengambil baju koko dan menatap gua dengan tertawa kecil.

"Mas, mas, ini tuh lemari saya. Dan kita satu kamar" Gua hanya bisa melongo mendengar perkataan Saad.

"Eh?"

"Udah mas, pake baju saya aja" Saad menyodorkan baju koko miliknya ke arah gua dan menutup pintu lemari miliknya.

"Kita sekamar?" Tanya gua lagi sambil memakai baju miliknya.

"Iya mas" Gua hanya mengangguk dan setelah memakai baju koko, kami langsung berjalan keluar kamar.

***

Afwan kalau banyak typo nya🙏🙏

Kritik dan sarannya ya😊😊

TBC~~

CINTA?? (Revisi)Where stories live. Discover now