"ohhh jadi kamu nganggep aku ga waras gitu?" Ucapp Bintang sengit, seraya berjalan mendekati Sera.

"ga, kamu aja kali yang kegeeran" ucap Sera tak kalah sengit.

"hmm gitu" Bintang tiba-tiba sudah ada di belakang Sera.

Sera terkejut lalu ingin membalikan tubuhnya namun, terlambat. Bintang langsung menyerang dirinya, menyerang dalm artian mengelitiki tubuhnya dari arah belakang.

"BINTANG AMPUNNN GELII BINTAANGGGGG" Ampun Sera disela-sela tertawa.

"tak ada ampun bagi mu! HAHAHAHA" Bintang tertawa jahat.

"ampun Tang cape Tang geli sumpah" Ucap Sera ngos-ngosan.

Bintang menghentikan serangannya. Namun tak melepaskan pelukannya dari belakang.

"jadi jawabannya gimana?" tiba-tiba Bintang bertanya.

"jawaban apa?" saut Sera pura-puta tak tahu.

"yang kemarin" ucap Bintang tak sabaran.

"kemarin mana?" saut Sera.

"yang dirumah sakit" Jawab Bintang mulai males.

"ha? yang mana deh?" Sera tetap pura-pura tidak tahu.

"tau ah gajadi udah males."  putus Bintang, ia juga melepaskan pelukannya di tubuh Sera.

"ih gitu marah" ucap Sera tak enak.

Bintang mendudukan tubuhnya di atas sofa dengan tak semangat. Wajahnya pun terlihat lesu.

"ck ilah, disini yang perempuannya yg mana ya? kok dia yg ambekan?" batin Sera.

Sera berjalan mendekati Bintang, lalu mendudukkan tubuhnya di sebelah Bintang.

"Jadi ngambek ni ceritanya?" Ucap Sera seraya merangkul bahu Bintang.

"Gak, siapa yang marah?" Jawab Bintang dingin.

Sera menghembuskan nafasnya. Lalu melepaskan rangkulannya.

"Yaudah aku pulang ya" Bintang bangun dari duduknya, lalu pergi begitu saja tanpa melihat wajah Sera.

Sera diam, melihat sikap dingin Bintang. Lalu menyusul Bintang yang sudah hampir sampai pintu utama.

Sera menarik lengan kemeja Bintang. "Jangan marah" lirih Sera.

Bintang berhenti.

"Iya aku mau kok" lanjut Sera pelan.

Bintang membalikan tubuhnya. "Kamu bilang apa tadi? Ga kedengeran"

"Iya aku mau" ucap Sera menunduk.

"Apa?" Saut Bintang, walaupun ia sudah mendengar perkataan Sera. Tapi ia masih kesal, jadi ia berniat untuk mengerjai Sera.

Sera menghembuskan nafasnya kasar. "Ii-ih udah dibilang berkali-kali juga! Iya aku mau!" Ucap Sera kesal.

"Iya iya aku denger sayang, jangan marah dong" Bintang melembut, lalu mengusap pipi kanan Sera.

"Abisnya kamu nyebelin banget!" Sera menangis. "Aku sebel sama kamu!" Lanjutnya.

"Ihhh nangis, jelek tau kalo nangis" Bintang menyubut pipi Sera.

"Bodo." Ketus Sera.

"Yah judesnya keluar lagi deh" Bintang terkekeh kecil. Lalu mengusap kepala Sera. "Cini-cini peyuk duyu" lanjut Bintang dengan nada yang dibuat seperti anak kecil, lalu merengkuh badan Sera.

"Apaansi Tang!" Ucap Sera, namun tetap menerima pelukan Bintang.

"Makasih ya"

"Buat?"

"Nerima jadi teman hidup aku"

————————————————
Gut morning everybody.

Lg semangat 45 nih buat ngetik jadinya update deh.

Semoga kalian menyukai part yg ini yach.

Jadi kalo suka boleh di pencet bintangnya. Hehe

Terimakasih juga buat kamu kamu semua yg masih setia baca cerita aku yg masih amatiran ini. Aku ga yangka kalo masih ada yg baca cerita akuh:"" aku terhuraa.

(Mohon maaf apabila ada kesalahan tulisan karna ketypoan yg tidak ketulungan. Karna manusia tak luput dari salah dan dosa.)

Alone.Where stories live. Discover now