EXTRA PART 3

11.9K 320 60
                                    

"Terlambat," ucap Sisca.

****

"Maksudnya?" tanya Reza.

"Gak ada yang perlu aku jelasin, tapi satu hal yang perlu kamu tau. Luka yang kamu ukir terlalu dalam," ucap Sisca lalu pergi meninggalkan Reza.

"Sisca," cegah Reza dengan menghalangi Sisca keluar.

"Aku tau kamu masih cinta sama aku, aku minta maaf atas kesalahan aku. Tolong beri aku kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki semuanya," lanjut Reza.

"Permisi, saya ingin keluar. Jika anda tidak mengizinkan saya keluar, saya akan berteriak," ancam Sisca.

Rezapun mengalah dan membiarkan Sisca keluar. Sekarang Reza semakin mengerti, luka yang ia buat dahulu benar-benar menyakiti perempuan yang dia cintai. "Aku yakin akan mendapatkan kesempatan itu lagi," ucap Reza.

****

Reza melangkahkan kakinya menuju salah satu cafe yang ada di Yogyakarta. Ia merasa haus untuk itu ia mampir ke cafe ditengah jalan-jalan mengitari kota ini.

Saat mencari meja, mata Reza tak sengaja menangkap punggung wanita yang sepertinya ia kenal. Reza mendekati wanita itu, dan dugaannya benar. Wanita itu adalah Sisca.

"Hay," sapa Reza.

Sisca terkejut melihat kehadiran Reza di depannya. "Hay," jawab Sisca malas.

"Boleh gabung?" tanya Reza.

"Saya sudah selesai, jika anda ingin menggunakan meja ini saya pergi," ucap Sisca.

"Tunggu, ada yang mau aku katakan," ucap Reza mencegah Sisca pergi.

"Silakan, waktu saya tidak banyak," ucap Sisca.

"Bisa gak sih kamu bicara biasa aja sama aku?" pinta Reza.

"Baik,"

"Sisca, aku ngerti kejadian di masa lalu itu memang sangat berat buat kamu. Tapi itu jauh lebih berat buat aku. Aku terlalu egois ketika itu, aku sadar. Maafkan aku Sis, aku gak bisa hidup tanpa kamu. Aku kacau ketika kamu pergi, semuanya buram gak ada lagi warna dalam kehidupan aku. Tolong, beri satu kesempatan lagi," ucap Reza memohon.

"Cukup kak Reza, semua udah berlalu. Jika kamu bilang itu jauh lebih berat buat kamu itu salah, semua itu sangat sangat jauh lebih berat buat aku. Karena apa? Karena ternyata disana hanya aku yang mencintai kamu, hanya aku yang berjuang, hanya aku yang tersakiti. Sekali lagi hanya aku. Gak ada secuil pun kamu disana. Seharusnya dari awal memang aku mundur bukan maju untuk memperjuangkan cinta aku, bodohnya aku terbuai sama semua kata-kata kamu yang penuh kebohongan itu. Disaat Rina kembali aku tau dia membawa cintanya kembali ke kamu dan kamu menerimanya. Kamu menumbuhkan kembali rasa kamu ke Rina dan mengubur rasa kamu ke aku yang masih tumbuh tunas itu. Ketika aku sudah menanam, kamu masih mencabut tanaman yang mati. Ketika aku sudah merawat, kamu baru menanam. Ketika aku sudah hampir mendapatkan buahnya, kamu masih merawatnya. Aku sudah berjuang jauh kak, tapi kamu masih beratus-ratus kilometer dibelakang aku. Bodohnya aku gak pernah sadar. Sakit kak, hancur semuanya. Kamu tega," ucap Sisca menitihkan air mata.

"Maafkan aku Sisca,"

"Aku sudah memaafkan kamu, tapi aku gak bisa membangun lagi semuanya dari awal bersama kamu. Karena apa? Karena aku sudah menanam cinta yang baru, bahkan cinta itu sudah tumbuh kuat dan kokoh di hati aku,"

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiWhere stories live. Discover now