36.

5.8K 193 5
                                    

Hay, disini aku cuma mau informasi bahwa nama Michella Alba sudah aku ubah sesuai dengan nama asli aku. Dan untuk next time aku akan kasih tau siapa sih aku, oke?
Silahkan menikmati😊
-------------------------------------------------

"Sepenting itukah Rina sampai kau pergi meninggalkan ku sekarang?" Batinku.

**
Sebelum kak Reza berjalan semakin jauh, aku menahannya.

"Kak Reza," panggilku.

Mendengar namanya dipanggil, ia langsung menoleh dan menghampiri ku.

"Ada apa sayang?" tanyanya.

Sebelum berbicara aku mengambil nafas sejenak lalu berkata, "barusan aku denger kamu telfon seseorang dan menyebut nama rin, apakah itu Rina mantan kamu?"

Kak Reza terkejut mendengar perkataan ku barusan, namun untuk beberapa detik kemudian dia sudah mampu menetralkan ekspresinya lagi. Tetapi dia tidak menjawab pertanyaan ku, dan aku memutuskan untuk melanjutkan perkataanku.

"Jika memang itu benar Rina, kembalilah padanya. Aku masih bisa lihat rasa itu dari sorot mata kamu, meskipun aku yakin bahwa aku ada di hati kamu. Tapi aku belum yakin bahwa sepenuhnya aku memiliki hati kamu, hati kamu masih terisi oleh Rina. Dan aku yakin, kamu pasti mengkhawatirkan dia dan membutuhkan penjelasan darinya."

Aku menghela nafas, "Aku tau kamu bertemu dengan Rina hari itu, hari dimana Reina mau dioperasi. Ketika itu aku melihat Rina memberimu kartu nama. Saat melihat kejadian itu, sejujurnya hati aku sakit. Tapi aku percaya sama kamu, dan aku yakin kamu gak akan pernah mengkhianati aku. Ternyata aku salah, saat di taman aku mendengar kamu menelponnya. Dan saat itu pula aku tahu siapa Rina dan itu sama dengan orang yang bertemu dengan kamu di lorong rumah sakit, dari situlah awal keraguan aku sama kamu. Sedikit demi sedikit aku mendapatkan fakta bahwa dibelakang aku kamu berhubungan dengan dia, namun aku masih tetap percaya bahwa kamu tidak akan menyakitiku. Apalagi tadi kamu dengan berani melamar aku didepan keluarga aku, itu adalah bukti bahwa kamu mencintai aku dan tidak akan menyakiti aku. Tetapi aku salah, Tuhan baik sama aku dan kasih aku jalan untuk melihat kebusukan kamu dibelakang aku."

"Sayang," potong kak Reza

"Sssttt," tanganku terangkat dan meletakkan telunjukku tepat dibibirnya.

"Biarkan aku menyelesaikan perkataanku, aku mohon jangan potong perkataanku sama sekali," pintaku dan kak Reza mengangguk.

"Aku gak pernah menyangka kamu hadir dalam kehidupan aku, untuk pertama kalinya aku merasa bahagia merasakan dicintai dan mencintai. Aku selalu berterimakasih pada Tuhan telah mengirimkan lelaki sebaik dan seperfect kamu, namun dibalik semua kesempurnaan kamu. Ternyata kamu memiliki kekurangan, dimana sebenarnya kamu masih mencintai Rina tetapi kamu membagi hati kamu untuk aku juga. Kamu mencintai 2 orang, itu yang aku lihat dari mata kamu. Sekarang aku mau kamu kejar dia, kembalilah padanya. Karena aku tau cinta kamu terhadapnya lebih besar daripada cinta kamu sama aku. Sebelum semuanya terlambat untuk disadari lebih baik kamu menyadarinya sekarang bukan? Sebelum kita resmi menikah nanti. Aku gak mau kamu menyadarinya ketika kita sudah melangkah jauh dan kamu memilih berbalik untuk meninggalkan aku dan kembali padanya, lebih baik dari sekarang kamu sadari itu. Kejarlah, semuanya belum terlambat bukan?" ucapku.

Mulut ini mengatakan hal yang berbanding terbalik dengan hati, sebenarnya aku tidak ingin dia pergi. Tapi kita tidak boleh egois bukan?

Aku tersenyum padanya, senyum palsu mungkin. Smile is the best mask. Karena aku tidak mau membuat dia meninggalkan ku dengan aku yang menjadi bebannya.

Bahkan air mata ini mendorong meminta untuk keluar untuk memberi kenyataan ketidak relaanku dia pergi, namun dengan sekuat tenaga aku menahannya. Karena sekali lagi aku menegaskan aku tidak mau membuatnya pergi dan menjadikanku bebannya. Aku ingin dia pergi tanpa beban ataupun masalah, karena itu adalah hal yang terbaik.

"Sudah sana pergi, bicaralah padanya bahwa kamu masih mencintainya. Aku yakin dia pasti akan menerima kamu kembali," ucapku dan menyuruhnya pergi.

Baru saja aku akan membalikkan kursi rodaku, namun dia sama sekali tak beranjak dari tempatnya dan menahan kursi rodaku, dengan posisi berjongkok dihadapan ku.

"Sudahkah kamu berbicara?" ucapnya.

Aku mengangguk.

"Kamu tau?"

"Tidak," ucapku.

"Jangan memotong perkataanku Sisca, tadi aku sudah mendengarkan mu. Sekarang dengarkan aku," ucapnya.

"Kau tau betapa sedihnya aku ketika ditinggalkannya, bahkan karenanya aku menjadi tertutup terhadap wanita. Seketika kamu datang, dan kamu merubah duniaku dalam sekejap mata. Awalnya aku tidak yakin aku mencintai kamu, namun lambat laun aku menyadarinya. Bahkan ketika mengetahui kamu dengan Abi aku sangat terpukul Sisca, taukah kamu itu? Dan kamu tau seberapa besar usaha aku untuk mendapatkan kamu? Aku selalu mengejar mu dan kamu selalu berlari hingga akhirnya kamu berhenti dan membiarkanku mendapatkanmu. Dan aku tidak membuang kesempatan itu dan menyatakan cintaku padamu, dan kamu menerimanya. Aku sangat bahagia, tapi ditengah kebahagiaan itu masa lalu kembali. Kembali dengan alasan tertentu, tapi kembali bukan untuk memintaku untuk kembali padanya lagi. Dia hanya ingin memperbaiki masa lalu kami, tidak lebih. Karena dia tau bahwa hanya kamu wanita yang aku cinta dan mengisi hati aku, dia hanya kisah di masa lalu yang harus dikubur. Dan duniaku hanya kamu dan selalu kamu," ucapnya.

"Tapi kamu selalu berhubungan dengannya, bahkan sangat dekat. Bukankah itu menjadi bukti?" tanyaku.

"Bukti apa?" tanyanya heran.

"Bukti bahwa kamu mencintainya," ucapku.

------------------------------------------------
Hay readers 😘
I'm back.
Kalian pasti sudah rindu dengan kelanjutan Reza dan Sisca kan hahaha, santai pasti berlanjut ya meskipun agak lama sedikit.
Gimana nih pendapat kalian? Sebenernya Reza itu sayang sama Sisca atau sama Rina? Udah dapet keputusannya belum? Jika sudah silahkan beri jawaban kalian ya.
Dan jangan lupa follow Instagram aku @penulisrahasiaa
Terimakasih buat kalian yang udah percaya dan senang kenal dengan aku😊

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiWhere stories live. Discover now