33.

6.3K 214 13
                                    

"Sisca!!!" Teriak kak Reza.

**
Kak Reza mengejar ku, dia terus memanggilku. Tapi aku tak peduli, aku belum bisa untuk kembali. Kenapa dia harus memaksa? Sudah jelas dari awal bahwa aku akan menyelesaikan masalahku. Tapi bukan sekarang.

Pandanganku kabur karena air mataku, entah sudah berapa jauh aku berlari. Aku tak peduli, yang aku ingin sekarang adalah pergi jauh.

"Sepertinya kak Reza sudah tak mengejar ku," batinku.

Aku pun menghentikan langkahku, namun sepertinya aku salah berhenti. Aku mendengar suara klakson mobil, dan akupun mencari sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari sampingku, saat aku menoleh.

"Aaaaaaaa," teriakku.

Bruk.

Suara dentuman itu sangat keras.

"Sisca," teriak kak Reza.

Aku mampu mendengar teriakan kak Reza dan masih mampu melihat langit, namun setelah itu aku tak bisa mendengar dan melihat apapun lagi.

**
Aku membuka mataku perlahan, tempat ini bernuansa putih. Aromanya seperti obat-obatan, dan tanganku yang kanan sudah terdapat infus yang tertancap di sana. Aku yakin, sekarang aku berada di rumah sakit. Tangan kiri ku berat, sepertinya ada yang menindih tanganku. Ternyata di sana ada kak Reza.

Tangan kananku mengusap kepala kak Reza. Sepertinya dia kelelahan sampai tertidur di sampingku. Sepertinya gerakanku membuatnya terbangun.

"Sisca," ucap kak Reza.

Aku hanya tersenyum.

"Kamu udah sadar sayang?" tanyanya, "aku panggilin dokter bentar ya."

Kak Reza pun berdiri dan keluar dari ruangan ku, disini tidak ada siapapun. Ternyata kak Reza menjagaku sendiri, mataku pun tertuju pada jam dinding yang ada di sudut ruangan ini. Sekarang ini pukul 2 pagi.

Tak lama kak Reza muncul bersama seorang dokter.

Dokter itu berkata, "saya periksa ya."

Aku tersenyum dan mengangguk.

"Keadaan Sisca sudah membaik, benturan yang ada di kepalanya tidak terlalu parah. Dan hanya terdapat lecet-lecet kecil dibagian tangan, hanya saja kaki kanan Sisca mengalami dislokasi sendi. Dislokasi merupakan cedera pada sendi atau pada titik pertemuan antara tulang dimana tulang tersebut tergeser dan tidak pada posisi sebagaimana mestinya.  Dislokasi ini umumnya terjadi pada orang yang tengah melakukan olahraga, seperti para pemain sepak bola, para atlet dan olahraga yang menimbulkan banyak jatuh juga olahraga yang menggunakan tumpuan berat pada sendi . Selain itu dislokasi sendi juga terjadi karena adanya benturan keras pada daerah persendian, seperti akibat dari kecelakaan lalu lintas. Seperti yang dialami Sisca sekarang, maka untuk sementara waktu saya akan pasangkan gips pada kaki Sisca sampai dia sembuh," ucap dokter itu.

"Kapan kakinya bisa sembuh dok?" tanya kak Reza pada dokter itu.

"Mungkin dalam waktu satu bulan kakinya akan sembuh, karena dislokasi yang dialaminya dapat dikatakan dislokasi ringan maka bisa dilakukan fisioterapi 2-3 kali seminggu. Maka proses penyembuhannya akan lebih cepat. Baik, pemeriksaan sudah selesai. Kalau begitu saya permisi, dan sebaiknya Sisca makan sekarang karena 2 hari ini dia hanya mendapat asupan nutrisi dari infusnya saja," ucap dokter itu.

"Terimakasih dok," ucap kak Reza.

"Sama-sama, kalau begitu saya pamit," dokter itu melangkahkan kakinya keluar ruangan.

"Maafin aku sayang," ucap kak Reza.

"Untuk?" tanyaku.

"Karena aku kamu jadi kayak gini, coba aja waktu itu aku gak maksain kamu mungkin ini gak akan terjadi," ucapnya.

"Gak papa kok, ini bukan salah kamu. Akunya aja yang kurang hati-hati waktu itu, makanya aku bisa kayak gini. Coba aja kemarin aku gak lari dan selesaiin masalah aku, mungkin sekarang aku baik-baik aja. Dan makasih ya, udah jagain aku," ucapku lalu mengecup tangannya.

"Ya udah sekarang kamu makan ya, aku suapi,"

Aku mengangguk. Kak Reza menyuapi ku perlahan, sampai tak terasa makanan itu habis tanpa sisa.

"Selesai," ucapnya. Dan akupun tersenyum.

Kak Reza membereskan tempat makan ku, dan sekarang dia menghadapku dengan senyum.

"Ngapain sih senyum-senyum?" tanyaku.

"Gak papa, bahagia aja liat sekarang kamu sadar setelah 2 hari ini. Aku pikir aku akan kehilangan kamu, tapi Tuhan baik. Dia kembalikan kamu meskipun aku udah nyakitin kamu kemarin. Aku sangat berterimakasih sama Tuhan, karena mengembalikan bidadari ku. Dan aku berjanji gak akan sakiti kamu lagi, makasih ya kamu udah mau bertahan," ucapnya mengecup punggung tanganku berkali kali.

"Sama-sama," ucapku.

"Kok cuma kak Reza yang jaga aku? Orang tuaku dan kak Kelvin mana?" tanyaku.

"Mereka tadi pulang, aku kasian sama mereka udah dua hari ini mereka jagain kamu. Akhirnya aku minta sama orang tua kamu dan kakak kamu untuk pulang biar aku aja yang jaga kamu, nanti kalo kamu udah sadar aku kabarin mereka," ucap kak Reza.

Mendengar penjelasan kak Reza aku sedih mengingat mereka yang masih peduli terhadapku.

"Sayang," panggilku.

"Hm?"

"Aku salah gak sih sama mereka? Aku jahat gak sih gak maafin mereka? Ternyata mereka masih peduli dan sayang sama aku,"

"Kamu gak salah kok, hanya saja kebencian kamu yang membuat mata kamu tertutup terhadap apapun tentang keluarga kamu. Kamu tau gak sih? Bahwa mereka itu sayang sama kamu. Hanya saja cara mereka itu terkadang salah untuk menyampaikan rasa sayang mereka ke kamu, apalagi kakak kamu. Bukannya dia gak sayang sama kamu, dia juga punya kehidupan yang kelak akan dia bina sama orang lain membentuk sebuah keluarga. Tapi bukan berarti kakak kamu itu udah gak sayang sama kamu, dia tetep sayang sama kamu hanya saja dia juga harus memperhatikan orang yang disayanginya kelak. Masalah dia pernah kasar sama kamu, mungkin dia lagi capek dan emosi makanya dia gampang tersulut sama kata-kata kamu. Sejujurnya dia juga gak mau lakuin itu ke kamu, apalagi kamu adalah adiknya yang paling dia sayang. Keluarga kamu itu terpukul waktu mereka tau kamu pergi dari rumah, apalagi kejadian kecelakaan kemarin. Itu membuat mereka merasa terpukul, jadi aku minta sama kamu untuk kembalilah sama mereka. Mereka itu sayang sama kamu, jadi kamu maukan maafin mereka?" pinta kak Reza.

Aku menangis mendengar ucapan kak Reza, betapa bodohnya aku selama ini dibutakan dengan kebencian.

"Sssstt, jangan nangis gitu dong," ucapnya lalu memelukku.

"Aku jahat banget sama mereka, aku jahat," ucapku.

"Hey, dengerin aku. Gak ada yang jahat, itu cuma kesalahpahaman aja. Jadi kamu tenang ya," pintanya lalu memelukku lagi.

Aku mengangguk, "makasih ya."

"Sama-sama sayang," ucapnya lalu mengecup puncak kepalaku.

-------------------------------------------------
Hay readers😊
Duh bapernya denger ucapannya kak Reza.
Makasih ya kalian udah stay tungguin update'an aku.
Sayang kalian deh😘😘

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiWhere stories live. Discover now