EXTRA PART 2

7.3K 204 20
                                    

Tapi Anton memiliki rasa takut ketika mendengar bahwa lelaki yang pernah menyakiti Sisca ada di rumah sakit ini, Anton takut Sisca tersakiti lagi.

****
Anton tersenyum, "lalu?" tanya Anton.

"Lalu?" tanya Sisca kembali tak mengerti maksud Anton.

"Lalu kalo dia disini kenapa?" ucap Anton.

"Aku kaget aja, kenapa dia bisa disini? Aku gak siap, tepatnya belum siap bertemu dia," ucap Sisca.

"Kamu masih cinta dia?" tanya Anton.

Sisca memejamkan matanya, mengingat bagaimana dulu indahnya kenangan Sisca dan Reza. Bagaimana Reza menanam benih cinta dihatinya, kemudian merawat cinta itu dan kemudian tumbuh menjadi cinta yang begitu besar. Cinta yang kokoh yang mereka bangun bersama. Tapi cinta itu kemudian mati karena Reza membunuhnya. Cinta itu sudah mati.

"Enggak, aku hanya gak tau harus bagaimana bersikap didepannya. Aku masih belum bisa bertemu luka lama, meskipun aku sudah mengikhlaskannya tapi tetap saja luka tetap luka pasti memiliki bekas. Rasanya masih sakit melihat wajah itu," ucap Sisca jujur bersamaan dengan air matanya yang perlahan mengalir.

Melihat cintanya menangis, hati Anton terasa sakit. Ia mengerti bagaimana Sisca melewati semua rasa sakit itu, Anton paham belum sepenuhnya luka itu sembuh. Sekalipun sembuh pasti meninggalkan bekas. Anton mendekati kekasihnya itu, memeluknya. Membiarkan wanitanya menangis dalam pelukan Anton, dengan begitu mereka bisa berbagi rasa dan mungkin akan mengurangi luka itu.

"Hiks, hiks, dia jahat. Dia jahat Anton, aku gak mau ketemu dia lagi. Aku takut, aku takut disakiti lagi. Sepuluh tahun lalu itu kejadian yang sangat menyakitkan, sakit. Sakit," ucap Sisca masih menangis.

Anton diam, dia membelai kepala Sisca dengan penuh kasih sayang. "Aku gak pengen ketemu dia lagi, aku udah punya kamu Anton. Aku percaya kamu laki-laki yang dikirim Tuhan ke aku untuk membahagiakan aku, aku cuma butuh kamu. Aku gak butuh pria brengsek itu lagi, hiks hiks," ucap Sisca.

Anton tak menjawabnya, ia akan membiarkan Sisca mengeluarkan semuanya.

Beberapa menit kemudian tangisan Sisca mereda, Anton melepaskan pelukannya. Ia mengambil kursi terdekat dan duduk persis di depan Sisca.

"Sayang, bagaimanapun, waktu itu akan tiba. Waktu dimana kamu akan bertemu dengan Reza lagi, waktu dimana kamu sepenuhnya harus memaafkan masa lalu kamu. Kamu harus berdamai dengan masa lalu kamu, aku ngerti semua itu berat. Tapi aku yakin kamu pasti bisa, aku percaya kamu itu wanita yang baik. Tuhan gak ingin kamu hidup dengan bayang-bayang masa lalu yang belum sepenuhnya kamu maafkan itu, selama ini aku bisa liat dari mata kamu. Kamu belum bisa memaafkan masa lalu kamu, kamu belum bisa berdamai dengan masa lalu kamu. Sekarang aku minta sama kamu untuk berusahalah memaafkan mereka yang pernah menyakiti kamu dulu, dengan begitu kamu akan lebih bahagia menjalani hidup untuk sekarang dan kedepannya. Kamu harus ingat, kamu gak sendiri. Ada aku disini," ucap Anton lalu mengecup puncak kepala Sisca.

"Makasih sayang," ucap Sisca.

"Untuk?" tanya Anton.

"Karena kamu selalu berada disamping aku dalam keadaan apapun," ucap Sisca.

"Pasti sayang," ucap Anton.

"Oh iya, tadi aku minta suster Ana buat menggantikan aku dengan kamu untuk menangani kak Reza," ucap Sisca.

"Hahahaha," Anton tertawa mendengar perkataan Sisca.

"Hey, aku itu dokter spesialis kandungan bagaimana bisa aku menggantikan kamu untuk menangani Reza. Memangnya Reza hamil hmm?"

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora