22.

7K 241 1
                                    

"Maafin Sisca kak, ada yang sangat penting. Tentang kak Abiyoga." Batinku.

****
"Assalamualaikum." Ucapku lalu memencet bel rumah kak Abiyoga.

Selang agak lama muncul seorang wanita.

"Waalaikumsalam, cari siapa nak?" Tanya wanita itu.

"Saya cari kak Abi Bu, kak Abinya ada?" Tanyaku pada wanita itu.

"Maaf, nama kamu siapa nak?"

"Saya Sisca Bu."

"Oh Sisca, sudah di tunggu Abi di kamarnya. Perkanalkan saya uminya."

"Oh uminya, assalamualaikum umi." Ucapku lalu menyalimi tangan uminya kak Abi.

"Tapi Bu.."

"Panggil saja umi." Ucapnya lalu tersenyum.

"Iya umi, tapi umi kan perempuan sama laki laki gak boleh berduaan di ruangan."

"Nanti pintunya dibuka aja ya sayang." Pinta umi.

"Oh iyaa umi."

"Ayo umi antar." Ucap umi lalu menggandeng tanganku.

Umi kak Abi sangat cantik, seperti bidadari turun dari surga.

"Ini kamar Abi nak, kamu masuk aja. Pintunya dibuka aja ya sayang."

Aku mengangguk.

"Umi tinggal."

Aku tersenyum melihat umi kak Abiyoga tersenyum. Wajahnya sangat berseri.

Tanganku mengetuk pintu.

"Assalamualaikum."

"Masuk."

Aku langsung membuka pintu, melihat kak Abi berdiri di tepi jendela.

"Duduk."

Aku langsung duduk di sofa yang ada di kamar kak Abi. Aku merasa gugup.

"Kakak gak sekolah?" Tanyaku membuka pembicaraan diantara aku dan kak Abi.

"Enggak."

"Oh. Kenapa gak sekolah?"

"Males, sebenarnya tadi udah otw cuma tadi waktu lewat taman kakak liat orang berduaan di taman. Mesra banget, sampe nangis nangis segala. Terus kakak gak jadi sekolah, kakak pulang."

Deg.

Deg.

Deg.

Yang dimaksud kak Abi adalah aku dan Kak Reza.

"Tadi Sisca gak sengaja bareng kak Reza, Sisca cuma mau jelasin sesuatu ke kak Reza." Ucapku menjelaskan.

"Apa yang kamu jelasin ke dia? Sampe semesra itu, sampe keliatan kayak orang pacaran."

Ucapan kak Abi sangat menusuk,

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang