11.

10.3K 272 0
                                    

"Apa? Kak Rez? Rez siapa? Reza ketua osis?. " tanya Abiyoga dan terdapat penekanan pada kata Reza ketua osis.

Aku takut kak Abiyoga marah, kenapa aku bisa keceplosan seperti ini. Tapi kenapa aku harus takut, kenyataannya kak Abiyoga tak punya rasa untukku bukan.

"Ahh, bukan kok kak. Itu temennya kakakku namanya kak Rezky tadi aku liat dia sama pacarnya kak Kelvin, makanya aku kefikiran. " ucapku berbohong, apalagi tentang kak Kelvin. Diakan gak punya pacar karena belum menemukan yang pas katanya, baju kali ya nyari yang pas.

"Ohh, eh mampir ke mall yuk. Gue pengen nonton nih. " ajak Abiyoga.

"Tapi kak Abiyoga gue belum izin sama mamah. " jawabku seperti anak TK yang takut sama mamahnya jika pergi tanpa izin.

"Panggilnya Abi aja atau Yoga, kepanjangan kayaknya kalo Abiyoga. Hm, gue udah izin kok. " wajah kak Abi sangat santai.

"Seriously? Izin lewat mana? " mataku berusaha mencari kebohongan di wajah kak Abi, tapi hasilnya nihil.

"Waktu nunggu lo kemarin gue minta nomor hp papah lo buat contact kalo semisal ada apa apa sama lo, tapi dikasihnya nomor mamah lo." penjelasan kak Abi.

"Oh,ya udah ayok aja deh." kataku pasrah.

-Author POV-

Abiyoga mengajak Sisca ke salah satu mall terbesar di Jakarta, setelah memarkirkan mobil, Abiyoga dan Sisca lansung masuk ke mall. Saat menuju ke bioskop Sisca seperti melihat Nisrina, ia langsung membelokkan jalannya menuju ke arah Nisrina. Dan ternyata benar itu adalah Nisrina, disampingnya ada sosok laki laki.

"Hay Nisrina, lo ngapain disini? " tanya Sisca

Nisrina langsung mengarahkan pandangannya pada Sisca, dia sangat terkejut melihat kedatangan Sisca.

"Ehh, hay. Loh elo kok ada disini?. " tanya Nisrina balik.

"Seharusnya gue tanya elo ngapain disini? Sama cowok lagi? Sapa tuh? Kok kita kita gak ada yang tau?. " Wajah Sisca menyelidik cowok itu sepertinya dia tau siapa cowok itu.

"Emmn, gue lagi jalan aja sama cowok gue. " Wajah Nisrina memerah seperti kepiting rebus.

"Oh cowo lo, kok gak pernah cerita?. "

"Hay nama gue Sisca temen sekelasnya Nisrina. " Siska menjabat tangan cowok itu.

"Hay, nama gue Rama cowoknya Rina. " ucap cowok itu serta membalas jabat tangan yang diberikan Sisca.

"Rina?. " tanya Sisca pada Rama.

"Iyaa, itu nama panggilan Nisrina. Gue temen kecilnya dia. " jelas Rama.

"Ohh, jadi ceritanya sahabat jadi pacar haha. " kata Sisca.

Rencana Sisca dan Abi tertunda untuk menonton film, mereka malah asik mengobrol dengan Rina dan Rama.

"Sejak kapan lo jadian sama Rama nis? " tanya Sisca pada Nisrina.

"Barusan. " jawab Rama dengan santainya.

"Wah kayaknya kita salah deh gabung sama mereka, masih dalam asmara yang baru hehe. " kata Abiyoga.

"Iyaa juga ya hehe, tapi gak kerasa udah lama juga ngobrolnya. Ya udah yuk kak pulang aja. " Sisca langsung berdiri dan menarik tangan Abiyoga.

"Ya udah kita balik dulu ya, bye pasangan baru. " kata Sisca langsung pergi bersama Abiyoga.

Setelah Sisca dan Abiyoga pergi, Nisrina dan Rama melanjutkan kegiatan mereka yaitu makan malam bersama.

-Nisrina POV-

"Kamu kok bilang sama Sisca sih kalo kita jadian?. " tanyaku sinis menatap Rama.

"Ya gak papa lah, masalahnya apa? Jangan jangan kamu gak mau hubungan kita diketahuin orang karena kamu punya gebetan lain?. " tanya Rama tak kalah sinis menatap Nisrina.

"Bukan gitu, aku kan malu. Dan aku juga belum kenalin kamu sama temen temen baruku. Jadi kesannya agak aneh gitu. " jawabku lalu menunduk.

"Sayang, lihat mata aku. Kamu gak perlu malu karena kita itu saling sayang, dan jangan pernah malu lagi. Maafin aku kalo aku gak pernah sadar ternyata selama ini aku mencintai kamu, maafkan cintaku yang datang terlambat untukmu. " Tangan Rama memangku dagu Nisrina dan matanya menatap Nisrina lekat, membuat wajah Nisrina merah seperti kepiting rebus.

"Iyaa. " jawabku pasrah.

"Ya udah sekarang kita pulang yuk. Udah malem. " Rama beranjak dari tempat duduknya lalu menggandeng Nisrina.

Aku dan Rama langsung menuju parkiran untuk pulang, selama diperjalanan kita selalu membicarakan banyak hal. Meskipun sudah bertahun tahun kita bersama, tapi masih banyak pembicaraan yang masih kita bahas.

Flashback on

Rama : nanti aku tunggu di gerbang sekolah ya, aku jemput kamu. Kita makan bareng.

Me : okee

Setelah bel pulang sekolah berbunyi aku langsung menuju gerbang sekolah untuk pulang bersama Rama, Rama adalah sahabatku. Kita sudah berteman sejak kecil, sehingga aku tau segala tentangnya. Aku tidak pernah pacaran sama sekali karena aku hanya menunggu Rama, tapi kenyataannya Rama hanya menganggapku sebagai sahabat. Aku selalu mendengarkan curhatannya tentang pacarnya, sejujurnya itu membuatku sangat sakit tapi aku tetap sabar untuk menunggu dia. Karena aku percaya perjuangan pasti akan membuahkan hasil yang baik.

Beberapa saat kemudia aku melihat mobil Rama, aku langsung masuk dan kita langsung pergi ke salah satu mall di Jakarta.

Sesampainya di mall, aku dan Rama langsung masuk ke salah satu restaurant favoritku dan Rama. Kita langsung memesan beberapa makanan, dan tak lama makanan itu datang. Setelah selesai makan, aku mengobrol serius dengan Rama. Dan Rama yang membuka obrolan diantara kita.

"Nisrina. " ucap Rama.

"Iyaa?. " jawabku dengan meletakkan gelas minumku.

"Aku mau bicara serius, dan aku mau bicara jujur sama kamu. " kata Rama menatapku tajam.
Aku tak menjawabnya, aku hanya langsung melipat tanganku diatas meja dan balik menatapnya.

"Maafin aku selama ini aku gak pernah peka, kamu selalu perhatiin aku. Kamu gak pernah absen ada buat aku, bahkan kamu selalu menjadi orang pertama disaat aku butuhin. Tapi aku gak sadar ternyata perhatianmu itu karena rasa sayangmu yang besar sama aku, aku gak mau jadi orang bodoh untuk kedua kalinya."

"Nisrina... Would you be my girl? " ungkapan Rama membuat Nisrina terkejut dan meneteskan air mata.

"Aku gak nyangka kamu bakal tau tentang perasaanku sebenarnya, tapi aku gak mau jadi pelampiasanmu aja. Aku mau kamu jadiin aku cinta kamu yang sebenarnya, prioritas kamu." jawab Nisrina dengan air mata yang satu per satu jatuh ke pipinya.

"Hey, kamu itu cintaku. Kamu itu segalanya buat aku, maafin aku baru sadar kalo aku cinta kamu." kata Rama.

"Okey, i'll be answer. Yes. " jawab Nisrina dengan sesenggukan.

"Thank you Nisrina. " Rama mencium punggung tangan Nisrina.

-Flasback off

-Abiyoga POV-

Sejauh aku kenal denganmu, semakin membuatku khawatir kehilanganmu. Sebentar lagi aku akan berjuang untukmu, bersabarlah.

"Sisca?. " panggilku pada Sisca yang memandangi jalan.

"Iyaa kak?. " dia langsung memalingkan pandangannya padaku.

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiWhere stories live. Discover now