21.

7.4K 238 3
                                    

"Aku mau....." Ucapku menggantung.

****

"Pagi mah pah kak" ucapku pada keluargaku di meja makan.

"Pagi sayang" jawab mamah.

"Mah, kayaknya ada yang lagi seneng tuh" ucap kak Kelvin.

"Kata siapa? Enggak kok"

"Ekhem! Udah ayo makan" ucap papah.

Selesai makan, aku langsung bergegas ke luar menuju mobil kak Kelvin.

"Kak Kelviiiiiinnnn, ayoookkk berangkat" teriakku dari luar.

"Maafin kakak ya dek, kakak gak bisa anter kamu. Kakak ada kuliah pagi ternyata dan ini mepet banget, maaf ya. Bye bye" kak Kelvin mencium keningku lalu menjalankan mobilnya keluar rumah.

"Yaahhhhh, berangkat sama siapa dong? Oh iya papah"

Kakiku melangkah masuk dan menulusuri ruangan untuk mencari papahku.

"Papahhhhh" teriakku.

"Apa sih sayang?" Ucap mamah.

"Lohhhh, aku kan teriaknya papah kok yang jawab mamah?"

"Papah udah berangkat sayang" jawab mamah.

"Aku berangkat sama siapa dong mah? Kak Kelvin ninggalin aku, sekarang papah udah berangkat. Oh iya! Pak Parman!"

"Pak Parman kan pulang kampung sayang"

"Ya udah berarti Sisca naik mobil sendiri"

"Hush!! Gak boleh! Kamu naik apa sana, angkot kek atau taksi"

"Iyaa deh"

Aku langsung melangkahkan kakiku ke depan.

15 menit, dan belum juga ada taksi atau angkot yang datang.

"Bisa telat nih"

Tiba-tiba ada motor yang berhenti di depanku.

"Nunggu siapa?" Ucap kak Reza.

"Nunggu taksi atau angkot kak" jawabku sambil menundukkan kepalaku.

"Berapa lama lagi?"

"Gak tau"

"Kalo diajak ngomong itu jangan nunduk"

"Maaf kak" aku langsung mengangkat kepalaku, mataku dan mata kak Reza saling menatap.

Jantungku berdegup dengan kencang menatap manik mata kak Reza.

Deg.

Deg.

Deg.

Deg.

Deg.

Sampai akhirnya aku tersadar dan langsung kikuk menunduk kembali.

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiWhere stories live. Discover now