43.

6.7K 184 58
                                    

"Sisca, dengerin aku ya. Aku sayang banget sama kamu, aku udah salah ambil jalan belakangan ini. Dan aku juga udah nyakitin kamu, alasan apalagi yang harus aku buat untuk bisa balik sama Rina? Enggak ada. Karena apa? Karena aku cinta sama kamu. Dan aku gak mau ambil jalan yang salah untuk kedua kalinya, karena aku juga gak mau nyakitin kamu untuk kedua kalinya," jelasnya.

**
"Udah ya kamu gak usah bahas tentang Rina lagi, kamu harus yakin kalo aku bakal tetep sama kamu. Kalo kamu yakin, maka aku juga akan yakin sama kamu untuk jadiin kamu istri aku," ucap kak Reza.

Aku mengangguk dalam pelukannya.

"Sekarang kita pulang ya, kamu harus istirahat karena lusa kamu udah balik sekolah."

"Sekolah?" ucapku memastikan.

"Iya, kamu harus sekolah. Bentar lagi aku lulus, kamu baik-baik di sekolah ya. Gak boleh nakal, apalagi lirik-lirik,"

"Isshhh, apaan sih. Gak bakal lah aku lirik-lirik, emangnya kamu,"

"Hahahaha, gak papa kita terpisah di sekolah. Seenggaknya sebentar lagi kita akan serumah," ucapnya.

"Ih apaan sih, udah yuk pulang. Itu mobil kamu gimana?"

"Gampang nanti diambil sama supir,"

**
"Assalamualaikum, Sisca pulang," teriakku memasuki rumah.

"Sisca, lo gak papa kan? Lah kok udah ganti baju. Baju siapa ini," tanya kak Kelvin.

"Baju kak Reza, tadi Sisca ketemu kak Reza di taman. Dan Sisca main hujan-hujanan,"

"Nakal ya kamu, kalo kamu sakit gimana? Sekarang Reza mana?"

"Di luar, nanti nyusul."

Kak Kelvin mengangguk paham, "ya udah kamu ganti baju gih. Ada papah mamahnya Reza, ada yang mau dibicarakan masalah pernikahan kalian."

Aku mengangguk, lalu berjalan menaiki tangga dan berganti pakaian.

Setelah beberapa saat, aku langsung turun menuju ruang keluarga.

Di sana keluarga ku dan kak Reza berkumpul, ditengah pembicaraan mereka aku masuk dan duduk disamping kak Kelvin.

"Sayang, ini kita lagi bahas undangan pernikahan kalian. Kamu pilih yang mana?" tanya mamah.

Aku melihat beberapa contoh undangan pernikahan, dan akhirnya aku memutuskan memilih undangan berwarna putih berpita.

Desainnya simpel dan elegan.

"Ini aja mah,"

"Tepat, kami juga memilih yang itu. Sesuai dengan tema pernikahan kamu nanti, oh iya. Nanti temanya rustic ya sayang, dari diskusi kita tadi kita final memutuskan untuk memilih rustic,"

Aku hanya mampu mengangguk pasrah.

**
Selesai membahas pernikahan yang akan digelar sebentar lagi, aku memutuskan untuk istirahat di kamar. Merebahkan badanku yang rasanya pegal semua.

Disaat aku akan memejamkan mata, hpku bunyi. Saat melihat layar tertera nama Reina disana.

"Hallo Reina," ucapku.

"Sisca!! Buruan sini, kak Reza tadi keserempet mobil Sisca. Dia butuh elo!"

"Apa?! Oke oke, gue kesana sekarang. Lo share location ke gue,"

"Oke, nanti gue kirim,"

Setelah itu Reina memutuskan telfon, dan mengirim alamat keberadaan Kak Reza.

Aku panik, sangat panik mendengar kak Reza diserempet mobil. Bagaimana keadaannya sekarang, apakah baik baik saja.

"Lindungilah kak Reza Tuhan," batinku.

Aku berganti pakaian seadanya saja, dan langsung keluar rumah.

**
Sampai di lokasi yang dikirimkan Reina, semua gelap.

"Apa bener ini lokasinya, kok sepi sama gelap gini sih," batinku.

Tak mempedulikan gelapnya tempat ini, aku langsung mencari kak Reza. Aku berteriak memanggil nama kak Reza.

"Kak Reza!!!" Teriakku.

Tak ada yang menjawab, aku melangkah pelan karena kondisi yang gelap menuntut ku berhati-hati.

Aku melihat cahaya lilin, dibawa oleh seseorang.

Semakin dekat, dan ternyata itu adalah kak Reza.

"Surprise," ucap kak Reza.

Aku terpaku ditempatku.

"Sisca, makasih udah mau jadi wanita terhebat di hidupku. Wanita yang selalu sabar ngadepin sikap aku yang bandel, wanita yang selalu memaafkan segala kesalahan aku. Makasih sekali lagi, karena kamu udah mau jadi pendamping hidup aku. Mau melewati segala susah senang bareng-bareng sama aku, aku beruntung banget dapetin kamu. Makasih Sisca,"

Air mata mengalir di pipiku.

"Kamu adalah wanita spesial di hidup aku, kamu satu-satunya wanita yang bisa meruntuhkan ego aku. Kamu menghancurkan benteng yang aku buat selama ini, kamu masuk dan menerangi jalan aku lagi. Dan aku minta maaf, aku pernah nyakitin kamu."

"Kak Reza, Sisca udah maafin kakak. Dan Sisca hiks hiks hiks," aku tak bisa melanjutkan kalimatku.

"Sshhh, jangan nangis dong. Kalo nangis jelek nanti,"

"Ih nyebelin,"

Tiba-tiba lampu menyala, dan menampilkan Reina dan kak Adit disana.

"Selamat ya Sisca, bentar lagi jadi kakak ipar aku nih," ucap Reina.

"Apaan sih, jadi malu aku," ucapku.

"Gak usah malu lah, kan bentar lagi legal hehe,"

"Udah udah, foto yuk sayang," ucap kak Reza.

"Yuk, fotoin ya kak Adit," pintaku pada kak Adit.

"Ujung-ujungnya gue, yaudahlah,"

"Ujung-ujungnya gue, yaudahlah,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

------------------------------------------------Hay Hay☺Kalian pasti rindu aku kan? Hehe *dilempar panci emaknyaAtau kalian rindu Sisca dan Reza?"Iya rindu mereka Thor,"Giliran aku aja gak dirindukan hehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

------------------------------------------------
Hay Hay☺
Kalian pasti rindu aku kan? Hehe *dilempar panci emaknya
Atau kalian rindu Sisca dan Reza?
"Iya rindu mereka Thor,"
Giliran aku aja gak dirindukan hehe. Gak gak, bercanda doang kok.
Nih aku kasih obat rindu kalian😘

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiWhere stories live. Discover now