24.

7.2K 233 9
                                    

"Aku udah putus kak."

****
"Kamu serius kamu udah putus sama Abiyoga?"

Aku mengangguk menjawab pertanyaan kak Reza. Kak Reza langsung memelukku. Pelukan yang erat, seperti tak mau melepaskan.

"Kakak sayang kamu." Ucapnya lalu mencium keningku.

"Aku juga sayang kakak."

Kak Reza melepaskan pelukannya, lalu dia berlari ke dalam. Entah apa yang dia lakukan di dalam, aku hanya menunggunya duduk, dan menatap ke atas awan.

"Terimakasih Tuhan, kau telah ciptakan dia untukku." Ucapku dalam hati.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar langkah kaki. Sepertinya itu adalah kak Reza.

"Sisca." Panggil kak Reza.

"Iyaa?" Aku memicingkan mataku ketika melihat sesuatu yang dia sembunyikan.

"Apa itu kak?" Tanyaku.

Kak Reza tak menjawab, dia langsung berjongkok di depanku. Dan kepalanya menengadah ke arahku. Setelah itu tangannya mengeluarkan sesuatu, dan ternyata itu adalah buket bunga.

"Kakak tau, kakak selama ini kurang berjuang buat kamu. Kakak tau kalo kakak salah kayak gitu ke kamu, tapi sekarang kakak mau perjuangin kamu. Kakak mau jaga kamu, kamu mau jadi pacar kakak?"

Aku terkejut mendengar ucapan kak Reza. Aku bahagia.

"Aku gak bisa kak." Ucapku.

Kak Reza langsung berdiri.

"Gak bisa? Kenapa? Bukannya kita saling sayang? Tapi kalo memang itu keputusan kamu, kakak ikhlas." Ucap kak Reza dan hendak ingin pergi.

"Aku gak bisa nolak kakak." Ucapku.

Kak Reza langsung berbalik.

"Apa kamu bilang? Ulangi lagi."

Aku tersenyum.

"Aku gak bisa nolak permintaan kakak."

Kak Reza langsung memelukku.

"Makasih." Ucapnya lalu mengecup puncak kepalaku.

Aku mengangguk dalam pelukannya.

Terdengar suara tepuk tangan, aku dan Kak Reza langsung mengarah ke sumber suara itu.

Dan ternyata itu adalah mamahnya kak Reza dan Reina.

Aku langsung melepaskan pelukanku dengan kak Reza. Aku tersenyum malu malu.

Mamah kak Reza dan Reina menghampiri kami.

"Selamat ya sayang, udah jadian sama pujaan hati." Ucap mamah kak Reza.

"Makasih mah." Ucap kak Reza.

"Selamat ya Sis, udah jadian sama kakak gue. Gue seneng lo bisa jadi kakak ipar gue." Ucap Reina padaku.

"Apaan sih lo." Ucapku malu malu.

"Udah udah, mamah tinggal dulu. Mamah mau masak buat makan kita nanti."

"Mau Sisca bantu Tante?" Ucapku menawarkan diri.

"Jangan panggil Tante dong, panggilnya mamah. Kan udah mau jadi mantu mamah."

"Iya Tan eh iya mah."

"Gak usah, kamu disini aja sama Reza. Biar mamah masak sama Reina."

Aku mengangguk mendengar ucapan mamah kak Reza.

Reina dan mamahnya langsung masuk ke dalam rumah. Aku dan kak Reza masih berada di taman, dan kami kembali duduk.

Aku canggung, meskipun aku sudah menjadi pacar kak Reza tapi masih ada rasa canggung untuk mengajaknya ngobrol duluan.

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora