80|| Penistaan

694 64 0
                                    

Batin tak dapat menerka kenapa kesendirian tatkala menimpa.
Lagipun, siapa yang ingin membayangkan dirinya seorang diri?
Memikirkannya pun butuh waktu tentang itu.
Pantaslah, karena rasanya pilu.

Hanya saja, apakah kenistaan hanya pada wanita saja?
Acap kali kulihat kaumnya tersedu seorang diri.
Nampak mengiris tangisnya.
Dan sedihnya tak kunjung usai, meski orang menghiburnya.

Rasa tawanya pun miris tak berisi.
Kosong, tak ada maknanya.
Lagipun, apa ada wanita yang mau dinistakan?

Jangan pikir mereka mau, tentulah tidak.
Jikapun takdir dapat dibuat seorang diri,
Maka ia tak akan memerah haru.
Ya, jika takdir dapat dibuat sendiri, masih adakah penderitaan?

Sayang sekali, takdir bukan sekadar perkara yang diambil mudah.
Cukup sulit menebaknya.
Maka tak heran, jika kesendirian tak mampu menggung deritanya. 

Jumat, 27 April 2018


Aku bingung mau ngomong apa setelah hampir empat bulan Klasik nggak pernah up. Tapi harus kuperjelas, selama empat bulan itu aku lagi merefresh otak agar bisa fokus terlebih dahulu dengan UN. Jadi, dengan sangat terpaksa poems ini aku anggurin lama banget. Tapi percayalah, aku kembali dengan membawa seribu kata untuk kalian semua. Terima kasih jika masih menyimpan KLASIK di RL kalia :)

KLASIK √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang