Tersudut di pucuk kota.
Di antara puing-puing bangunan.
Di tengah para laksana yang pulang kerja.
Dan tersesat di antara para pelacur.Diam, tangis, desah.
Hanya aku yang merasakannya.
Kesakitan tak ketara oleh jiwa di luar sana.
Rasanya mati telah di depan mata.
Namun aku masih di sana.Kenapa?
Uang bukan segalanya.
Tapi segalanya membutuhkan uang.
Aku tak ingin uang, aku butuh harga diri.
Namun kenapa ini tetaplah sama?Tolong, jangan jual harga diriku lagi.
Aku masih ingin memiliki martabat yang tinggi.
Meski aku tak lagi suci.Kamis, 21 Desember 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
KLASIK √
Poetry❲𝗽𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴 𝘄𝗮𝘁𝘁𝘆𝘀 2017 𝗸𝗮𝘁𝗲𝗴𝗼𝗿𝗶 𝗡𝗲𝘄𝗰𝗼𝗺𝗲𝗿𝘀❳ Aku diterpa angin malam. Telingaku kalut, tertampar suara gagak hitam. Hingga aku tak dapat bermalam. Dalam hatimu yang tentram. © copyright 2017 R I N I...