67|| Sang Penyiar

522 37 0
                                    

Para peluhur itu tertawa hambar.
Kemari dan ke sana membawa kabar.
Mulut dan matanya selalu terbuka lebar.
Sayang sekali mereka hanya penyiar.

Jika ada massa mungkinkah mereka mencalo sebagai anggota politik?
Cara mereka tertawa seolah diktator yang pelit.
Mata mereka pula seolah penuntut.

Sayang, lagi. Itu menjadi hak mereka.
Angan-angan belaka,
Untuk bermimpi yang tak berguna.
Tak dapat pula ada cinta hadir di mata mereka.
Karena mereka hanya penyiar, sang pembawa berita.

Jumat, 27 April 2018

KLASIK √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang