#32

8.4K 386 26
                                    

Sakit hati. Kata-kata yang pantas untuk Syaqila saat ini. Hari ini ia tidak masuk sekolah. Badannya deman, mungkin itu adalah efek karena ia menangis. Kejadian kemarin dirumah Devan tidak bisa ia lupakan.

Sudah ada berapa kali Devan datang kerumahnya. Tapi nihil, Syaqila tidak mau menemui pria itu. Rasanya ia tidak kuat jika harus bertemu pria itu.

Syaqila keluar dari kamarnya untuk sarapan. Rambutnya ia ikat asal-asalan sehingga ada beberapa helai yang keluar, matanya sembab akibat menangis. Tiba diruang makan sudah ada Mila, Agus, dan Daniel.

Mila menyodorkan roti kepada Syaqila. "Masih demam kak?"

"Udah mendingan Bun." Jawab Syaqila sambil mengoleskan selai stroberi di rotinya.

Terlihat jelas mata sembab Syaqila. Mila, dan Agus berusaha mengertikan apa yang dirasakan oleh anak gadisnya.

Daniel berdiri dari duduknya." Bun, Yah kak Qil, Daniel berangkat." dijawab anggukan oleh ketiganya.

Agus menutup koran yang daritadi ia baca. "Masih nangis? lupakan Devan. Ayah bakal batalkan perjodohan ini."

"Emm.... engga ayah, Qila udah.. gak nangis. Kemarin... Qila nonton drama korea endingnya sedih... jadi Qila ikutan nangis." Jawab Syaqila tidak dengan kenyataan. Ia tak mau jika orang tuanya tahu bahwa ia beneran rapuh.

"Qil, ayah sama bunda mau pergi ke rumah tante Tsania. Kamu mau ikut?" Mila berbicara sambil membereskan meja makan yang terlihat sedikit berantakan.

Syaqila menggeleng."Engga bun, Qila dirumah aja."

🦄

"Berarti Devan gak serius." Alena berbicara setelah Syaqila menceritakan semuanya. Memang sejak pulang sekolah semua sahabat Syaqila datang kerumahnya.

"Terus gimana sekarang lo sama Devan?" Shiren berbicara namun matanya masih fokus ke ponselnya.

Syaqila mengikat rambutnya asal."Bokap sih bilang bakal batalin pertunangan ini."

"Ya jelas... kalau gak di batalin ya lo terus yang sakit hati Qil." Celetuk Aluna dari meja rias Syaqila. Aluna sedang mendandani Rachel menggunakan koleksi makeup milik Syaqila.

"Hmm iya."

"Udah jangan galau, lo jelek kalau lagi galau tau." Kesya mencubit pipi Syaqila. "Kes sakit ih!" Syaqila melepas cubitan dari tangan Kesya.

🦄


Alaric sedang berada di sebuah cafe milik Elang. Ia memang sering kesini untuk membantu kakaknya. Terkadang pulang sekolah ia datang kesini bersama teman-temannya.

Saat ini suasana cafe terlihat lumayan ramai. Pengunjung kebanyakan anak-anak mahasiswa yang sambil mengerjakan tugasnya.

Alaric masih memikirkan keadaan Syaqila saat ini. Tadi ia lihat Syaqila tidak masuk sekolah. Apakah gadis itu masih rapuh? Entah mengapa Alaric menjadi memikirkan mantan kekasihnya itu.

"Ngelamun terus, ada apa?" Alaric menoleh, ternyata itu Elang. "Ada masalah?" tanya Elang.

"Engga kok"

Elang mengernyit. "Masa? Kemarin kok abang lihat kamu di teras rumah peluk cewek?" Alaric langsung menoleh kaget.

"Kok tahu?"

Elang terkekeh. "Dia pacar kamu?" Alaric menggeleng. "Lalu?"

"Mantan"

"Lalu kenapa peluk-peluk gitu?" Tanya Elang to the point.

Alaric menceritakan semuannya kepada Elang. Dari awal hubungannya dengan Syaqila hingga sampai akhirnya kandas ditengah jalan. Lalu ia juga menceritakan tentang kemarin. Mengapa ia peluk Syaqila. Intinya semuanya diceritakan oleh Alaric.

"Sana cari Syaqila, abang yakin lo masih cinta sama dia" ucap Elang menyakinkan Alaric.

Alaric langsung mengangguk. Berdiri dari kursi yang tadi ia duduki dan memakai jaket hitam miliknya.Ia berjalan keluar cafe tapi tak tau mau kemana. Apa ia harus ke rumah Syaqila?

Alaric membawa motornya untuk pergi meninggalkan cafe milik Elang. Cuaca saat ini bisa dibilang tidak panas dan tidak mendung. Kemacetan membuat Alaric harus mendesah karena melewati jalan yang macet.

Tiba dirinya disebuah gerbang komplek rumah Syaqila. Satpam yang menjaga langsung keluar berniat bertanya dan membukakan gerbang pelindung komplek.

"Mau kerumah siapa?" Tanya satpan itu.

Alaric membuka helm full facenya. "Rumah Syaqila pak."

Gerbang sudah terbuka, satpam itu menghampiri Alaric. "Tadi pagi Pak Agus sama Bu Mila udah titip pesan ke saya, katanya kalau ada yang datang naik mobil jangan dikasih. Nah tadi itu ada yang datang naik mobil, saya tanya mau kemana. Katanya mau kerumah Syaqila. Coba deh kamu liat kerumahnya, takut terjadi kenapa-kenapa."

"Syaqila sendiri?"

"Adiknya Daniel sih belum datang. Kayanya Syaqila dirumah sama teman-temannya." Satpan itu bersuara sambil melihat kearah perumahan.

"Yaudah pak saya tinggal!" Ucap Alaric meninggalkan pos satpam.

🦄

Syaqila sedang menjaga dibelakang pintu. Ia sangat takut, untuk apa Devan kerumahnya. Alena bersama Shiren melihat di jendela. Aluna dan Rachel menunggu pintu belakang, Kesya diatas melihat dari balkon kamar Syaqila.

Kehadiran Devan membuat semua perempuan itu sangat takut. Devan terus saja mengetuk pintu rumahnya.

"Syaqila buka pintunya!"

"Qila gue mau bicara sama lo!"

Syaqila meringis. Ia berdiri dibelakang tembok dan menangis. Ia tidak mengerti apa yang harus ia lakukan. Tiba-tiba Devan mendobrak pintu rumah Syaqila, sehingga Syaqila yang berada dibelakang pintu jadi terpental cukup jauh. Dobrakan yang dilakukan oleh Devan cukup keras.

Alena dan Shiren kaget karena mendengar suara akibat Syaqila terpental. "Syaqila!" teriak Alena dan Shiren berbarengan.

Devan berhasil masuk kedalam rumah Syaqila bersamaan itu Alaric juga memarkirkan motornya dihalaman rumah Syaqila.

"Mau apa lo?" Alaric menghampiri Devan yang sudah berhasil memasuki rumah karena mendobrak. Alaric juga melihat kalau pintu rumah itu terlihat habis didobrak.

Devan berbalik menatap Alaric. "Lo siapa? ngajak ribut lo?"

"Lo tanya gue siapa?" Devan mengangguk. "Lo bisa cari identitas gue, gue ketua Rivale!" jelas Alaric.

Mereka berdua melakukan adu pukul. Sama-sama berada pada emosi masing-masing. Devan sudah terlihat kalah telak namun ia masih menyanggupi pukulan Alaric.

"HEI! UDAH!" teriak Kesya dari tangga. "Syaqila kesakitan ni, lo berdua malah berantem!"








Ketemu lagi! pendek kan? maaf ya!

Awalnya aku malas banget buat next chapter ini. Rasanya cerita ini kayak banyak silent readers gitu ya. Aku sampai hafal lo nama-nama yang suka comment sama vote gitu. Aku tolong banget ni yang baca cerita ini, tolong dong vote sama comment yah, karena itu moodboster banget tau.

Terakhir kali lihat cerita ini nangkring di #94 in teenfiction. Uhhhh aku lihatnya kayak gak percaya bangetttt!

kebanyakan bacot ah!huehue

Miranda Octavia

Alaric[Completed]Where stories live. Discover now