#29

6.4K 295 15
                                    

"Kemarin gue line, kenapa gak dibales?" Alaric datang. Syaqila langsung membuang mukanya dan ingin pergi meninggalkan Alaric tapi tangannya langsung ditahan. Ini pertama kali saat Alaric dan Syaqila sudah putus Alaric mencarinya lagi dan mengajaknya berbicara. Syaqila memang sedang berusaha buat melupakan Alaric, tapi kalau sudah seperti ini rasanya gagal untuk melupakannya.

"Masih ingat gue kan?"

Syaqila mengangkat kepalanya memberanikan diri untuk melihat wajah Alaric. "Masih."

"Jawab pertanyaan yang pertama dulu." Syaqila menoleh. "Kenapa lo gak bales line gue?" Tanya Alaric mengulangnya lagi.

"Gue sibuk."

"Sibuk ngapain sih? sampai gak bisa balas?"

Syaqila membuang mukanya malas. "Mau ngapain? Kalau gak penting gue mau balik ke kelas." Alaric mengejarnya.

"Gue cuma mau bilang, lo datang ya keacara bazar Rivale besok?" Alaric melepaskan pegangan tanganya pada Syaqila.

"Gue usahain deh ya."

♥♥♥

Alaric cowok itu sekarang sedang duduk diatap sekolahnya bersama teman-temannya. Rooftop adalah teman yang sangat nyaman untuk dijadikan tempat bolos, karena jarang ada guru yang datang ke tempat ini.

"Hubungan lo kayaknya sama Shiren ada masalah ya Al?" Radit bertanya kepada Alvian. Karena Radit memang tipe cowok yang peka terhadap lingkungan. "Baru juga jadian Al." Hafizh ikut berbicara membuat Alvian menatapnya.

"Masalah apa sih Al?" Alaric memasukan ponselnya yang daritadi ia pakai main dan sekarang bertanya kepada Alvian.

"Katanya Shiren gak boleh datang bazar besok."

Putra menahan tawanya. "Astaga Al, masalah itu doang!" Teman-temannya juga tertawa karena masalah Al dan Shiren ternyata tidak seperti yang mereka bayangkan.

Hafizh menoyor kepala Alvian. "Sono cari Shiren, jangan lo malah berkutik sama hp lo. Masalahnya harus diselesaikan secara baik-baik.!"

"Perjuangkan cinta lo Al. Masalah sepele jangan dibesar-besarin!" Fakhri berdiri dari duduknya, menghidupkan rokoknya yang menjadi hiburannya saat ini.

"Gue ke Shiren dulu ya."

Alaric mengangguk memberikan ijin kepada Alvian. Cowok itu tidak melakukan apa-apa hanya duduk diam dan memperhatikan rokok yang ia selipkan di kedua jarinya.

"Biasa deh Al tuh kalau lagi ada masalah lasti main hp mulu." Ucap Hafizh. "Emang gitu anaknya Fizh." Radit berucap membuat Hafizh diam.

Saat semuanya lagi sibuk dengan pikirannya sendiri, ponsel Putra berbunyi membuat sang pemilik langsung melihat.

Rega Nandana

Putra menatapnya dan melihat Rega yang menelponnya. Alaric yang melihatnya langsung merebut ponsel Putra dan langsung mengangkatnya.

"Hallo!"

"Hallo bang Aric, ternyata lo yang angkat" Suara dari seberang sana membuat Alaric jadi makin emosi.

"Kenapa?"

"Gue ada si wp ni. Anggota gue lagi ngerusak posko geng lo, RIVALE,!"

"Jadi lo nyari gara-gara ni?" Telepon langsung dimatikan oleh Alaric. Alaric mengembalikan ponsel Putra dan berdiri.

"Hanska lagi di wp, rusak posko kita!" Teman-temannya langsung bangun dari duduknya dan melihat raut wajah Alaric yang sedang marah. "Jadi sekarang kita kesana ni?" Alaric mengangguk.

Alaric[Completed]Where stories live. Discover now