#20

7.2K 388 2
                                    

"Syaqila!"

"...."

"Syaqila"

"...."

"Syaqila kamu kenapa?" Alaric yang daritadi mengejar Syaqila tak ada sahutan dari Syaqila.

Syaqila menoleh kearah Alaric, menepis tangan Alaric yang memegang tangannya membuat Alaric kaget dengan sifat Syaqila. Syaqila kembali berjalan meninggalkan Alaric tapi Alaric mengejarnya lagi.

"Kamu kenapa?" tanya Alaric kepada syaqila.

Syaqila menatap Alaric "Kamu tanya aku kenapa?" Alaric mengangguk "Kamu tanya diri kamu sendiri!" sambung qila.

"Aku kenapa qil?" alaric memegang bahu kekasihnya dan sekali mengelus rambut syaqila.

"Kamu anggap aku apa Aric?!" suara Syaqila terdengar sangat tinggi Alaric sangat kaget karna syaqila tak pernah berbicara seperti ini.

"Kamu pacar aku"

"Aku pacar kamu?! Aku sudah pernah jadi korban kamu Aric, dan sekarang kamu mau tawuran sama Rega?!" syaqila menahan tangisnya "Siapa yang bakal kamu jadiin korban sekarang? Kesya? Radit? atau aku lagi yang bakal jadi korban kamu kali ini?!"

Alaric diam.

"Aku sudah bilang sama kamu, jangan tawuran itu membahayakan diri kamu dan orang sekitar kamu Aric!" Syaqila nangis sejadi-jadinya, Alaric melihatnya langsung memeluk kekasihnya.

"Aku minta maaf"

"...."

"Aku minta-"

Syaqila melepaskan pelukannya "Mulai sekarang, aku mau kita putus!"

"Qil jangan, aku cinta sama kamumu qil" Alaric memohon kepada syaqila dan menggengam tangan kekasihnya.

"Intropeksi diri kamu Aric!" Syaqila pergi meninggalkan Alaric yang masih mematung, Syaqila lari air mata-nya keluar sangat deras.

▪▪▪

Syaqila menatap bulan dan bintang dari balkon kamarnya, matanya sembab dan hidung-nya mengeluarkan lendir selerti orang nangis. Sebenarnya ia tak bisa meninggalkan Alaric, jujur dia sangat mencintai Alaric tapi sifat Alaric yang membuatnya bingung antara bertahan atau menjauhi.

Kadang ia berfikir.

Juliet beruntung karna Romeo bersedia mati hanya untuk memperjuangkan cinta mereka.

Milea beruntung karna Dilan selalu hadir dalam kata-kata manis-nya.

Salma juga beruntung, karna baru mengenal Nathan lelaki itu bisa langsung mencintai Salma.

Menyedihkan sekali.

Tapi anehnya aku selalu berjuang.

Aku melepaskannya agar aku tak merasakan sakit akhirnya, berjuang sendirian itu berat.

Aku tak perlu khawatir karena aku selalu percaya, cinta akan memberikan kesempatan kepada seseorang yang berusaha.

▪▪▪

"Mau sampai kapan lo pukul tu samsak?" Radit memasuki ruangan olahraga Alaric.

Alaric frustasi karna kejadian tadi saat pulang sekolah, ia tak bisa kehilangan seseorang yang dirinya cintai.

"Ric udah, tangan lo berdarah!"

Alaric terus memukul samsak dihadapannya, hingga tangannya keluar darah bahkan darah itu sudah bercucuran dilantai.

Alaric memang seorang bad boy tapi ia sama sekali tidak pernah ke club. Seperti inilah Alaric jika ada masalah pasti akan diselesaikan oleh masalah.

Alaric menyudahi aktifitasnya lalu berjalan kearah pibtu dengan darah yang masih keluar "Ric diluar hujan, kesya aja yang-" Alaric telah keluar rumah menggunakan motor saat hujan.

Radit langsung mengejar sahabatnya dengan kecepatan sangat tinggi, Radit melihat Alaric membelokkan motornya kearah rumah Syaqila. Radit berhenti didekat rumah syaqila, dilihat seorang perempuan sedang membawa payung ditangannya akan segera memasuki rumahnya.

Alaric memberhentikan motornya dirumah Syaqila dan memasuki halamannya, Syaqila yang menutup pintu langsung membuka lagi.

"Aric!" Teriak Syaqila saat melihat tangan Alaric yang sudah mengeluarkan banyak darah.

"Tangan lo keluar darah" Syaqila menuntun Alaric memasuki rumahnya, menduduki Alaric disofa lalu berlari mengambil kotak P3k.

Syaqila mulai mengobati lukai ditangan Alaric dengan teliti, Alaric hanya melihat gadis yang ia cintai masih sangat memperdulikan dirinya.

"Lo peduli banget, padahal kita udah putus" Alaric membuka suaranya.

Syaqila menoleh "Walaupun udah putus tapi bisa jadi temen"

Alaric langsung menggenggam tangan Syaqila dan menatap syaqila.

"Gue cinta sama lo, tolong jangan putusin gue" Syaqila menahan air yang sudah berada dibawah matanya lalu melepaskan genggaman tangan Alaric dan membereskan kotak P3K itu.

"Gue cinta lo, gue mohon"

"Aku capek sama sifat mu kak, aku melepaskanmu agar aku tidak lebih sakit"

Alaric menghembuskan nafasnya"Tanpa aku membuat kamu lebih sakit qil"

"Memang, tanpa kak Aric aku sakit tapi setidaknya sakitku tidak akan separah jika bertahan dengan sifat kak Aric" Syaqila bangun dari duduknya namun ditahan oleh Alaric.

"Gue cinta lo sampai kapanpun! Ingat itu Qil!" Alaric keluar dari rumah Syaqila saat Alaric keluar air mata Syaqila keluar sangat deras.

"Gue emang sakit, tapi gue capek kalau sifat kamu kayak gitu" -syaqila.

Alaric[Completed]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin