#18

5.3K 293 2
                                    

Hari ini Syaqila mulai sekolah biasa, sejak dua hari yang lalu ia telah diperbolehkan pulang oleh dokter. Syaqila bangun dari tidur-nya lalu memasuki kamar mandi melakukan ritual pagi-nya, setelah siap pergi kesekolah Syaqila keluar dari kamar lalu bergabung untuk sarapan.

Syaqila menuruni tangga sambil tersenyum dan membawa tas sekolahnya "Guten morgen Ayah, Bunda" Agus dan Mila tersenyum melihat tingkah putrinya yang sangat bahagia.

"Sini sayang" Ujar Mila lembut.

Daniel yang melihat kakak-nya langsung cemberut, sebab ia tidak disapa oleh Syaqila "Ayah sama bunda doang yang disapa kak?" Daniel melirik sambil memasukkan rotinya.

"Eh ada adikku!" Syaqila tertawa lalu mencubit pipi-nya Daniel. Daniel memang sudah smp kelas-9 tapi menurut Syaqila adiknya itu masih seperti bocah yang ber-umur 5 tahun.

"Sudah-sudah jangan bercanda terus nanti telat" Ujar Agus lembut "Qila udah lebih baik? kalau belom biar ayah ijinin dulu" Sambung Agus.

"Udah yah Qila kan kuat" Syaqila menjawab sambil memperlihatkan otot ditangannya.

▪▪▪

Tokk...Tokk...

"Kak Aric bangun sekolah!" Kesya sudah teriak sambil mengetuk pintu Alaric daritadi, tapi pemilik kamar itu tidak keluar.

"Kak Ar..." Kesya memanggilnya lagi tapi kali ini Alaric membuka pintunya dan keluar dari kamar sudah lengkap dengan seragam sekolahnya.

"Lo tuh udah jam 06.55 tau" Kesya menyusuli kakaknya yang menuruni tangga. "Ini tuh hari senin nanti terlambat kakakkkkk!" Alaric duduk dimeja makan lalu mengambil roti dan memasukannya kemulut seolah ia tidak melakukan kesalahan.

Ryan dan Shara hanya menggelengkan kepalanya melihat putra dan putrinya terus saja berantam setiap pagi hanya karna ulah Alaric yang bangunnya lebih siang.

Alaric memang jarang istirahat tapi sekalinya istirahat sampai gak tau waktu. Setiap hari ia harus pergi kesekolah kalau tidak terlambat ya pasti sisa beberapa menit lagi masuk kelas.

"Alaric" Ryan menyebut nama putranya membuat pemilik nama itu menoleh.

"Kamu sudah punya pacar?" Alaric dan kesya langsung tersedak berbarengan.

"Iya Aric kalau sudah punya kenalin ke Mama sama Papa" Shara ikut bersuara.

Kesya menaruh gelas dimeja "Kak Aric udah punya pacar mah, pah" kesya menggambil tissue lalu mengelap bibirnya "Syaqila ma, temennya Kesya" Sambungnya sambil berdiri dari duduknya.

"Benar Aric?" Ryan menatap Alaric yang masih memakan rotinya.

"Iya pah" Alaric berdiri dari duduknya lalu menyalimi kedua orang tuanya.

▪▪▪

Syaqila memasuki gerbang sekolahnya, hari ini semua siswa datang lebih awal karna hari senin mereka akan upacara. Siswa-siswi diwajibkan ikut upacara dan lengkap dengan atribut upacara, jika tidak memakai atribut lengkap maka siswa dihukum.

Syaqila melewati koridor yang sangat ramai, tatapannya hanya lurus kedepan tak mendengarkan orang-orang yang sedang berbicara mengenai dirinya.

"Sih syaqila masih hidup ya ternyata"

"Cewek ganjen ni"

"Cantik banget pagi-pagi"

"Idiw norak"

Syaqila memasuki kelasnya yang sudah beberapa minggu tak ia kunjungi, ia rindu kelasnya, ia rindu orang-orang kelas yang kompak, dan juga ia merindukan sahabat-sahabatnya.

"Syaqilaaaa!" Rachel dan Aluna berteriak menghampiri Syaqila dan memeluknya yang masih berdiri diambang pintu.

"Gue gak bisa nafas gilaaa!" Rachel dan Aluna melepaskan pelukannya.

Namun Syaqila rasa sahabatnya kurang, dimana kesya? "Kesya gak masuk ya?"

"Gak tau ni, daritadi udah gue coba telepon gak diangkat" Aluna mengeluarkan ponselnya dan mengecek ada notif dari Kesya atau tidak.

"Untuk seluruh siswa Sma Pelita diharapkan langsung ke lapangan karna upacara akan dimulai!" Suara guru itu terdengar keseluruh area sekolah, membuat semua siswa langsung berhamburan berlari kearah lapangan.

"Sekali lagi untuk seluruh siswa Sma Pelita diharapkan langsung ke lapangan karna upacara akan dimulai" Ulang guru itu.

Aluna, Rachel dan Syaqila berjalan menuju lapangan, tapi semuamya sibuk untuk menghubungi Kesya yang hingga saat ini belum datang.

"Ni kesya kenapa sih?" Aluna mencoba menelpon kesya.

"Sakit kali?" Rachel bersuara.

"Mungkin telat" Syaqila menaikan satu alisnya.

"Iya mungkin ya" Rachel kini melihat kearah gerbang yang sudah ditutup "Tuh gerbang udah ditutup lagi" sambung rachel membuat kedua temannya melihst kearah gerbang.

"Gak biasanya dia telat nih"

▪▪▪

Alaric[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang