Chapter 43

93.7K 4.4K 119
                                    

Happy Reading

***
Alena perlahan membuka mata. Menoleh ke sisi ranjang di sebelahnya, ternyata kosong. Kris sudah tidak lagi di sana. Ia menatap keluar jendela besar, matahari sudah terang benderang terangkat cukup tinggi.

Ia menggeliatkan tubuhnya, lantas perlahan membuka selimut yang menutupi tubuhnya sampai dada. Waktu telah menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Baju Kris yang dikenakan semalam masih menempel di tubuh langsingnya.

Alena mulai melenggangkan kakinya keluar mencari keberadaan Kris setelah membasuh wajah dan menggosok gigi. Ia mengikat rambutnya secara sembarang dan membiarkan anak-anak rambut berserakan di dekat telinga.

Senyum tersungging di bibirnya. Ia merona ketika melihat Kris di depan sana—di dapur tampak sibuk dengan kegiatannya. Punggung tegap milik prianya terlihat begitu menggoda iman. Kris hanya mengenakan celana training abu-abu yang semalam dikenakan dan bertelanjang dada di depan kompor gas tanamnya.

Untuk seperkian detik Alena hanya terpaku mengagumi ciptaan Tuhan yang maha sempurna. Kemudian kejadian semalam berputar di kepalanya. Disusul dengan kejadian pertama kali ia menginjakkan kakinya di sini. Di ruangan ini tepat berdiri di tempatnya dengan arah pandang lurus menuju ke dapur menatap pria itu.

Karena jika benar keajaiban terjadi dan membuat Kris bisa jatuh cinta kepadaku, itu artinya dia pun jatuh cinta dengan segala kekuranganku, kebodohanku, kecerobohanku dan lain sebagainya. Jadi aku bisa memenangkan hatinya dengan cara yang lebih terhormat tanpa memalsukan hal lain yang bukan diriku.

Kata-katanya sendiri saat itu kembali terngiang di telinga.

Kris mulai merasakan kehadiran Alena di balik punggungnya. Ia melihat ke arah Alena yang masing termangu sibuk memikirkan memori lama. Pipi gadis itu merona sambil senyam-senyum sendiri hanya dengan memikirkan kilasan kejadian di masa lalu.

Kris tersenyum hangat ketika mata mereka bertemu pandang.

Dan ini juga adalah salah satu perbedaan dulu dan sekarang. Kris menoleh dan tersenyum begitu hangat secerah mentari di luar sana. Sedangkan dulu, kernyitan dahilah yang Alena dapatkan. Mungkin karena ia terlihat kampungan. Kebiasaan bola matanya yang tak bisa berhenti menelaah segala sudut— ketika melihat ruangan atau suasana baru membuat Kris jengah. Terlebih ruangan apartemen mewah milik Kris, sudah pasti membuat mata dan mulutnya menganga. Alena merasa lucu mengingat kejadian hari itu. Dan sialnya, kebiasaan itu masih tidak bisa hilang sampai sekarang.

"Hi," sapa Kris. Tangan kanannya memegang spatula yang berminyak. Lelaki itu sedang memasak sarapan untuk wanitanya.

Alena menatap tubuh Kris. Tubuh khas pria dewasa dengan otot-otot yang pas. V-line nya tampak sempurna dan menggairahkan. Hanya beberapa senti lagi ke bawah, ia bisa melihat benda itu. Benda yang berhasil membuat ia mengerang nikmat dan sakit disaat bersamaan semalam.

Astaga... apa yang dipikirkannya saat ini?!

Alena menggelengkan kepalanya kuat mengenyahkan pikiran-pikiran kotor yang menghinggapi. Sepertinya ia perlu melaundry kepalanya sampai bersih. Terlalu banyak setan yang datang silih berganti memenuhi otaknya.

Alena membalas senyum, seraya melangkahkan kakinya menuju ke tempat Kris berdiri.

"Good morning baby," sapa Kris lagi, dan kembali memutar tubuhnya untuk membalikkan telor mata sapi di wajan yang tengah ia masak.

Alena kadang merasa seperti hidup di era keajaiban yang ia impikan. Siapa sangka semuanya justru menjadi kenyataan. Walaupun jalan yang telah mereka lewati cukup terjal dan curam, namun pada akhirnya mereka tetap bisa dipersatukan. Terlalu dini mengatakan hal berlebihan seperti ini. Tapi semoga saja tidak ada lagi halangan ke depannya. Semoga...

My Cute Office GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang