Chapter 40

102K 5K 245
                                    


Happy Reading


***
Mobil Kris baru saja memasuki area parkiran gedung pencakar langit milik Vano bersama Alena di sebelahnya yang memasang wajah masam.

Alena menoleh melihat gedung kantor tempatnya bekerja. Sulit dipercaya jika Vano sesukses ini. Mengenal Vano lebih dekat untuk beberapa minggu, membuatnya tahu bahwa Vano adalah sosok yang jahil, bukan lelaki super bijak seperti penilaian pertamanya dulu. Ia pernah berpikir sosok tampan nan jahil seperti Vano hanya tahu menghabiskan uang kedua orangtuanya dan melakukan kehidupan dewasanya bersama wanita-wanita cantik di luar sana. Tidak disangkanya, Vano ternyata lelaki yang bisa diandalkan untuk para karyawannya.

"Thanks sudah mengantarku. Tapi, kamu tidak perlu melakukannya lagi. Aku malas berbasa-basi dan tak bisa membalas budi," ucap Alena tajam. Ia dan Kris memang berdebat cukup sengit sebelum berangkat ke sini bersama. Alena menolak, tapi Kris memaksa. Ia tidak ingin lagi membuat keributan di depan umum, akhirnya dengan terpaksa mengikuti kehendak Kris.

"Kamu tidak perlu repot-repot mengatakan itu karena aku akan tetap melakukannya." Kata Kris seraya membukakan seatbelt Alena.

Walau sakit dengan penolakan Alena, tapi ia tahu ini tidaklah seberapa. Saat ia memutuskan untuk mengejar Alena, ia sudah siap dengan segala risikonya. Ucapan ketus dan sindiran sudah pasti akan sering didengar.

"Aku juga bisa membuka seatbelt-ku sendiri. Kamu pikir aku anak balita apa!"

"Iya, iya... aku tahu. Tapi kamu tidak kunjung membukanya, aku pikir kamu sedang menungguku untuk membantumu."

Alena melotot kesal mendengar nada santai Kris yang tidak terpengaruh dengan ucapan ketusnya. "Jangan memperlakukanku seolah aku wanita berharga. Jangan lupakan kamu pernah memanggilku dengan sebutan jalang. Berhentilah menyia-nyiakan waktu berhargamu untuk mengurusi pegawai rendahan sepertiku." Ujar Alena seraya menarik handle mobil untuk keluar.

"Al, tidak bisakah kita melupakan yang lalu dan membuka lembaran baru? Aku tahu, banyak sekali luka yang kutanam di hatimu. Aku pun sedang berusaha untuk mengobatinya. Tidak masalah jika kamu masih belum memaafkanku, aku mengerti. Tapi, jangan melarangku untuk menemuimu. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya." Kata Kris menyampaikan keinginan hati saat Alena baru saja akan keluar.

Alena memutar tubuhnya menatap Kris. Wajah Kris terlihat sayu. "Mungkin mudah untukmu mengatakan untuk membuka halaman baru. Tapi, tidak untukku. Aku bukan wanita yang mudah melupakan semuanya. Menjauhlah dariku. Aku tidak ingin memberikan harapan palsu seperti dirimu di masa itu. Aku tahu sakitnya saat orang yang kamu harap akan menyambutmu, tapi ternyata harapan itu hanya dijadikan bom waktu untuk lebih menghancurkanmu!"

Kris menatap nanar wajah Alena penuh rasa bersalah.

"Jangan khawatir. Tidak sepenuhnya kamu salah. Aku pun salah karena pernah mencintai lelaki yang sudah jelas memiliki seorang kekasih. Jika kamu mengejarku karena rasa bersalah itu, berhentilah sekarang. Aku sudah memaafkanmu. Tapi, memaafkan bukan berarti melupakan!" lanjut Alena.

Kris menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Tidak. Kamu tidak salah!" Kris menggenggam kedua tangan Alena erat. Jantung Alena berdegub begitu kencang. Ia mencoba untuk tetap mengendalikan diri.

"Aku yang salah karena dengan bodohnya telah menyakitimu. Aku tahu kamu mencintaiku, tapi aku berpura-pura mengabaikan perasaanmu. Aku terlalu lemah untuk mempertahankanmu saat itu. Aku memiliki pikiran picik berpikir kamu tidak pantas untukku, padahal nyatanya, akulah yang tidak akan pernah pantas bersamamu. Bukan karena kamu hanya seorang Alena, tapi karena aku tahu— aku hanyalah pecundang yang terlalu takut akan kemungkinan buruk yang akan terjadi jika kita bersama. Maafkan aku. Aku pikir, di mana pun kamu berada, dan bagaimana pun kehidupan kita di hari berikutnya, selama kamu bahagia, semuanya tidak akan masalah untukku. Aku akan tetap mencintaimu meski kamu tidak di sampingku. Tapi ternyata, aku salah. Aku tidak bisa melepaskanmu dan membiarkanmu mengejar kebahagiaan lain bersama lelaki mana pun selain diriku. Aku bahkan tidak bisa membayangkannya, Al. Itu sangat menakutkan.

My Cute Office GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang