Chapter 31

71.2K 4.3K 194
                                    

"Siapa dia?" tanya seorang wanita dengan balutan dress ketat.

"Dia ... Alena. Office Girl di kantor Kris," ucap Michel memperkenalkan Alena pada temannya seraya melirik gadis itu melayangkan tatapan tak biasa.

Alena yang sedang berjalan-jalan di mall sendirian untuk menghilangkan rasa penat, tak sengaja bertemu dengan Michel dan teman-temannya.
Michel mengajak Alena untuk bergabung. Karena merasa tidak enak jika menolak, akhirnya ia pun ikut bergabung dengan mereka. Terlihat jelas bahwa mereka adalah wanita-wanita kalangan sosialita. Tas tangan bermerk dan gaya berpenampilan mereka terlihat begitu timpang dibandingkan dirinya. Tentu saja. Itu sebenarnya tidak perlu diperjelas.

Kris pulang terlambat hari ini sehingga ia lebih memilih menghabiskan waktunya di mall yang tidak terlalu jauh dengan apartemen. Semakin hari, Alena semakin bergantung kepadanya. Ia merasa kosong ketika Kris menghilang dari pandangannya. Perhatian dari Kris dan segala kasih sayang yang dicurahkan olehnya, membuat Alena semakin terbuai cintanya. Cinta salah ini semakin membuat Alena hilang kendali akan dirinya. Hilang kesadaran akan realita hidup yang tak pernah bisa disejajarkan dengan kehidupannya.

Teman-teman Michel menatap Alena, mengernyitkan kening mereka. "You surely is an angel without wings. Bagaimana bisa kamu berteman sama siapa saja dengan statusmu, Cel?" Dia menoleh pada Michel, tidak terima. "Seorang Office girl...?"

Michel mengulas senyum simpul. "Office girl juga manusia sama seperti kita. Mereka pantas diperlakukan dengan baik."

Mereka berdecak kagum. "Kalau aku sih ngggak mau berteman dengan...," timpal seorang wanita lagi sambil melirik Alena, dan membiarkan ucapannya menggantung di udara.

"Cel, kalau dilihat-lihat, gadis ini yang dikasih CPR itu kan sama calon tunanganmu?" tanya teman Michel ketika menyadari wajah Alena yang tidak asing. Mereka mengamati Alena dengan intens.

Michel mengangguk. "Kalian tahu dia itu lelaki yang sangat perhatian dan juga baik. Aku yakin wanita-wanita yang memiliki sifat jalang, pasti berpikir dia jatuh cinta pada mereka. Padahal, Kris hanya suka menolong saja. Dan Alena adalah salah satu dari gadis yang ditolongnya. Aku harap kamu juga tidak salah paham dengan sikap baiknya ya, Len?" ujar Michel.

Alena hanya membalas ucapan Michel dengan seulas senyum tipis. Ia tidak ingin berbohong, tapi tidak mungkin berkata jujur juga. Yang ada, ia akan langsung diporak-porandakan di kursinya saat ini oleh mereka.

Aku harap juga begitu. Dan maaf, karena sepertinya aku telah menjadi ciri-ciri wanita jalang yang kamu sebutkan itu, Bu.

Saat ini mereka sedang berada di salah satu restoran mahal yang berada di dalam mall. Alena merasa sangat menyesal karena dengan tak tahu dirinya, ia ikut bergabung dan menjadi bahan ejekan secara halus seperti ini.

Dan Michel... entah ia yang terlalu sensitif, atau memang feelingnya yang kuat, ia merasa Michel tidaklah sebaik dengan apa yang dipikirkannya selama ini. Nada suara Michel tidak mengenakan. Walaupun Michel tak mengatakan hal yang menyakitkan secara langsung, tapi ia bisa merasakan sesuatu yang berbeda dari dalam diri Michel. Setiap perkataan yang keluar dari bibirnya penuh penekanan yang terdengar mengandung begitu banyak arti.

Perlakuan seperti ini mengingatkannya kepada orang-orang yang tidak pernah menginginkan kehadirannya, dan perlakuan Michel adalah jenis hal yang berbeda dari yang lain. Tidak langsung menusuknya, hanya perlahan mengoyakkan, dan dengan perlahan pula bisa mematikan.

Keterbiasaannya mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang-orang, membuatnya tahu lebih banyak sifat-sifat jahat di sekitarnya. Dan Michel adalah sesuatu yang lain. Alena harap, ini hanya pikiran ngawurnya semata yang tidak nyata.

My Cute Office GirlWhere stories live. Discover now