10

151 8 0
                                    


"Apakah aku tak pantas termaafkan, meski aku tak tahu sebesar itukah salahku?"

Flashback

Angel begitu senang ketika itu Calvin mengajaknya jalan berdua. Entah apa maksud Calvin, tetapi lelaki itu mendadak mengajak Angel untuk ngedate.

"Oke, nanti aku jemput jam 10 ya!!" Suara Calvin membuat Angel terkikik sendiri, ia senang dan merasa akan gila sebentar lagi. Terdengar bunyi klik dan sambungan itu pun terputus begitu saja.

Well, Angel tak tahu sejak kapan ia jatuh cinta pada seorang Calvin Alvert. Tapi ia begitu merasa bersalah karena Jimmy Alvert, kakak Calvin yang sudah berkali-kali mengatakan cinta padanya. Namun bagaimana lagi, hati Angel sudah tertambat ke lain. Angel tak kuasa mengatakan alasannya sehingga Jimmy masih belum menyerah mendekatinya.

Mereka bertiga sahabat sedari kecil. Orang tua mereka yang merupakan mitra kerjasama bahkan bersahabat. Jadilah merekapun menjadi dekat.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam ketika teleponnya berdering. Tertera nama 'Jimmy' di layar ponselnya. Dengan ragu, Angel menjawabnya.

"Angel, bisa bertemu? Ada yang mau aku katakan padamu." Kata Jimmy di seberang sana.

Angel ragu. Ini sudah tengah malam. Dan orang tuanya sudah tidur. "Ini sudah malam banget untuk keluar, Kak. Kalau besok bagaimana?"

Tak ada yang berbicara hingga terdengar napas lelah di sana. "Baiklah, temui aku pagi di hotel tempatku menginap."

Jimmy menyebutkan nama hotel itu. Angel mengangguk, tak sadar jika ia sedang menelepon. Akhirnya ia menyanggupinya. "Ya."

--

Keesokan harinya, meski jam belum mengarah pukul 6 pagi dan matahari belum sepenuhnya tampak, Angel bergegas menemui Jimmy, karena nanti siang, Calvin akan menjemputnya.

Angel berpamitan pada orang tuanya dan Cassy, sahabatnya yang kini merangkap menjadi adiknya. Angel pergi tanpa menyadari senyum miring itu.

Angel sudah sampai di hotel itu. Ia bergegas ke resepsionis. Menanyakan ruangan Jimmy berada. Lalu melangkahkan kaki ke sana.

Angel mengetuk pintunya. Tetapi tak ada suara. Ia membuka pintu itu. Tidak dikunci. Dengan ragu, Angel memanggil-manggil nama Jimmy dengan masih membuka pintu.

Angel meraih sebuah kotak berisi buku-buku tak terpakai di dekatnya, menahan agar pintu masih terbuka meski sedikit. Ia sedikit ragu, masuk ke kamar pria, takut orang akan berburuk sangka.

Ruangan itu gelap. Hanya ada secercah cahaya dari gorden yang tertutup dan dari pintu yang sedikit terbuka. Angel menyipitkan mata hingga seseorang menarik lengannya kasar dan menahannya di dinding.

"Ahh, Kak Jim.. kamu kenapa?" Tanya Angel panik ketika Jimmy mengukungnya di dinding. Jimmy tampak mabuk. Angel bisa mencium aroma alkohol yang menguar dari sana.

"Kamu milikku, Angell!!" Tegas Jimmy kesetanan, mencoba mencium bibir Angel. Tapi gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya hingga Jimmy kesulitan.

Angel menyadari pintu yang tidak tertutup memungkinkan seseorang mendengar suaranya. Tapi Jimmy tampaknya cerdik. Ia menahan kedua lengan Angel di atas kepala gadis itu dan menahan dagu Angel dengan salah satu tangannya. Angel ingin berteriak, tapi bibir Jimmy menciumnya kasar. Angel terisak, tapi lelaki itu tampak tak peduli.

Be My AngelWhere stories live. Discover now