6

154 10 0
                                    

"Percayalah padaku meski sudah terlambat"

Sudah hampir dua bulan Angel bekerja di Alvert's company. Dua bulan itu pula, ia selalu menghindar dari sosok bernama Calvin Alvert. Ia terlalu takut meski hanya menatap iris elang itu.

Hidup Angel monoton. Ia bangun pagi dan membersihkan diri. Pergi bekerja dan pulang di sore harinya.

Karena itu, Angel memilih menikmati akhir pekan ini di cafe dekat rumahnya. Ia pergi sendiri karena memang tak ada yang bisa ia ajak.

Angel sebenarnya bukan anak yang menutup diri. Tetapi, sesuatu terjadi dan memaksanya untuk itu. Jadilah kini, ia bahkan tak punya tempat berbagi.

Setelah mematut diri di cermin dan merasa sempurna, dengan gaun santai berwarna peach dan melebar dari pinggang hingga lututnya, dipadukan dengan flatshoes senada berhias pita di tengah. Rambutnya diurai dan diberi pita di salah satunya, ditambah poni seperempat lingkaran yang mencapai hidungnya. Dengan tambahan bedak padat dan lipbam yang membuatnya semakin terlihat segar.

Angel meraih tas tangannya dan berjalan kaki menuju garden cafe yang ditempuhnya 10 menit kemudian. Gadis itu membuka pintu cafe yang tembus pandang dan mengarahkan pandangan ke seluruh ruangan, mencari meja kosong untuknya.

Akhirnya, senyum terukir ketika melihat ada sebuah meja kosong dekat jendela. Ia pun melangkah ke sana dan mulai memesan ketika seorang pelayan datang.

"Saya pesan kayak biasa aja, Mbak." Kata Angel yang memang sudah sering kemari.

Pelayan tersenyum sebelum memastikan pesanan Angel. "Waffle cokelat, milkshake cokelat dan kentang goreng balado?"

Angel mengangguk dan memamerkan kedua jempolnya senang. "Yapp."

"Mohon sebentar ya."

Pelayan pun berlalu dan kini tinggal Angel yang menunggu pesananannya. Angel membuka netbook-nya dan mulai membuka-buka blognya.

Angel begitu menyukai puisi. Makanya, ia memiliki blog tersendiri untuk menuangkan karangannya. Seminggu sekali, paling tidak sekali ia mengunggah puisi yang ia ciptakan sendiri.

Angel men-scroll laman blog puisinya. Tersenyum membaca komentar-komentar positif dari pembaca setianya. Bahkan ada yang memintanya untuk mengirimkan puisi-puisinya untuk diterbitkan.

Ada-ada saja!!

Angel tak sadar bahwa ada sepasang mata elang yang sedari tadi menatapnya.

--

Calvin memasuki cafe yang kini ramai itu dengan santai. Atasan turtle neck berwarna maroon dengan jins biru tua begitu pass melekat di tubuh atletisnya. Bahkan tak jarang pandangan hawa tertutuju padanya.

Lelaki itu mengedarkan pandang, menemukan sosok gadis cantik yang tengah sibuk memainkan ponselnya. Ia melangkahkan kakinya kesana, meski begitu malas, mau tak mau ia akhirnya menemui wanita itu.

"Udah lama?" Tanya Calvin ketika sudah berada di samping kursi kosong, tepat di seberang cewek itu.

Gadis itu mendongak dan wajahnya mendadak sumringah menatap lelaki yang ditunggunya sejak beberapa waktu lalu itu sudah berdiri disana. Tampil begitu tampan seperti biasa.

Calvin segera duduk dan mengedarkan pandang, membunuh waktu yang terasa berjalan lambat. Lalu padangannya jatuh pada sosok gadis di ujung, dekat jendela, yang kini sedang tersenyum menatap layar netbook-nya. Tanpa ia sadari, bibirnya melengkung membentuk senyuman.

Gadis di depannya ternyata menyadari, hingga mengalihkan pandang ke arah yang sama.

"Itu Angel?" Tanya gadis itu ragu.

Calvin yang tersadar hanya berdeham pelan, merasa canggung sudah tertangkap basah.

"Kamu masih berhubungan sama dia?" Tanya gadis itu lagi sinis, membuat Calvin terpaku. Melihat Calvin diam saja, gadis itu pun menatap tajam lelaki itu dan kembali berucap. "Kamu lupa apa yang dia lakuin dulu?"

Calvin menggeleng tegas, meyakinkan gadis itu. "Aku gak tahu siapa dia, mungkin cuma mirip."

Tapi gadis itu memang cerdik. Ia malah bangkit berdiri dan melangkah anggun ke ujung, mengarah ke dekat jendela, tempat gadis itu masih sibuk dengan netbook-nya.

Calvin yang terkejut, spontan mengikuti, takut terjadi hal-hal tak perlu, berhubung mood wanita itu mendadak hilang.

Dia menggebrak meja, membuat gadis di dekat jendela mendongak, dan membuat mereka bertiga menjadi pusat perhatian.

Calvin menahan napas. Mungkin salah, karena ia mengikuti keinginan wanita ini untuk bertemu, di waktu dan tempat yang salah.

--

TBC

THANK YOU

KLIK VOTE OR COMMENT PLIS

Be My AngelWhere stories live. Discover now