5

159 10 0
                                    


"Bibirku memang terasa beku, tapi jiwaku memanggil namamu"


Angel sampai di rumah tepat pukul 9 malam. Sebelum pulang, ia sempat mampir ke warung nasi goreng depan kompleks sekadar mengisi perut.

Angel menghela napas sembari melepas flatshoes yang dikenakannya. Memang sedari dulu, Angel lebih senang dengan sepatu datar itu dibanding berbagai merk sepatu tinggi. Karena selain ia harus berhemat, ia juga tidak merasa nyaman.

Angel bersandar di kepala ranjangnya. Menekuk kedua lututnya dan melingkarkan kedua tangannya diantara lututnya. Membenamkan wajahnya di lekukan lutut sembari terisak. Ia rindu rumahnya. Rindu ayah ibunya. Rindu kehidupannya dulu. Rindu Cassy. Rindu... Calvin?

Bahkan kini semua orang membencinya. Entah apa salahnya sebelum ini, tapi kini rasanya hidupnya tak pernah adil.

Berjam-jam Angel terisak, tak terasa kepalanya semakin berat. Hingga ia jatuh tertidur.

--

Jam di nakas berbunyi. Menandakan Angel sudah harus kembali pada rutinitasnya.

Angel memaksa tubuhnya yang berat untuk bangun. Semalaman ia menangis. Jadinya, tubuhnya lemas pagi ini.

Angel berangkat 30 menit kemudian. Dengan pakaian formal dan flatshoes hitamnya. Ia mengikat rambutnya ekor kuda, menampakkan lehernya yang jenjang.

Angel menaiki angkot di tempat biasa. Sedikit berdesak-desakakkan dengan penumpang lain. Ia sudah terbiasa. Bau yang bercampur keringat, parfum menyengat dan segala macamnya bercampur menjadi satu. Sekali lagi, ia sudah biasa.

Titt... tittt..

Angkot berhenti karena macet. Sontak suara klason saling bergema. Mungkin ada kecelakaan?

"Wah kayaknya ada kecelakaan di depan, jadi macet." Kata supir angkot sembari mengelap wajahnya yang berkeringat dengan kain yang melingkari lehernya.

"Lama ya, Mas?" Tanya salah satu ibu gendut berdaster di depan Angel.

"Kayaknya lama, Bu." Jawab pak supir lagi. "Lihat aja tuh, di depan aja gak jalan-jalan."

Angel melirik jam di lengannya. Ia hanya memiliki waktu 30 menit sebelum terlambat.

10 menit berlalu dengan cepat, tapi angkot masih stuck di tempat. Mau tak mau, Angel memutuskan untuk berjalan kaki saja.

"Saya turun sini aja deh, Pak." Kata Angel sembari menyerahkan uang lima ribuan. Pak supir menerima uangnya sembari terus menggumamkan maaf.

Akhirnya Angel berjalan kaki. Berjalan setengah berlari di antara kendaraan yang diam. Benar. Ada sebuah mobil van putih menabrak truk di pinggir jalan. Beberapa polisi dibantu masyarakat mencoba membersihkan tempat kejadian.

Tak mau ambil pusing, Angel kembali melanjutkan menuju kantornya.

--

Titttt.. tittt...

Sialll!!

Kenapa pake acara macet segala?

Calvin menekan keras klakson mobilnya tak sabar. Meski ia direktur di perusahaannya, ia harus disiplin. Itulah hal yang ia pelajari dari kakeknya.

Beberapa saat mobil masih diam. Ia terus merutuk dalam hati kecelakaan yang ada di depan. Hingga pandangannya mengarah pada sosok gadis yang melintas di depan mobilnya.

Entah kenapa ia tertegun. Masih sibuk mengamati sosok itu yang kini semakin mengecil. Hingga tak sadar mobil di depannya mulai berjalan. Membuat klakson mobil di belakangnya bergema nyaring.

Tittttt..!!

Buru-buru, Calvin menjalankan mobilnya.

Sial, bisa sabar gak sih?

--

Untunglah, Angel tepat waktu. Tiga menit lagi, ia hampir terlambat. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya sembari menenangkan detak jantungnya sehabis berlari.

"Hampir telat?" Tanya Rere, salah satu karyawan satu kubikelnya. Menatap Angel yang datang dan ngos-ngosan.

Angel hanya menganggul. Belum sanggup untuk menjawab.

"Lain kali jangan gitu lagi. Bisa gawat kalo big boss tahu. Langsung dipecat. Big boss kita galak." Lanjut gadis itu lagi belum puas bergosip.

Rere memang sosok yang selalu update apapun berita terbaru, terhangat dan terpanas. Makanya, sangat cocok mengorek informasi darinya. Kalau soal bergosip, mungkin Rere lah juaranya.

"Udahlah, gak perlu ngomongin boss. Takut kualat." Jawab Angel akhirnya setelah lebih tenang.

Rere menatap Angel menyelidik. "Aku cuma ngasih tahu kamu, Angelica Harold."

Angel hanya tersenyum tipis melihat Rere memutar bola mata. "Ya, makasih ya."

--

TBC

THANK YOU

KLIK VOTE DAN KOMENNYA

Be My AngelDonde viven las historias. Descúbrelo ahora