Chapter 42

319K 24.3K 457
                                    

Setelah mereka makan bersama, Rea segera membereskan semua piring di meja makan.

"Rey, aku mau cuci piring dulu ya."

"Gue akan nerusin tugas makalah kita," balas Reyhan.

Rea mengangguk, "Nanti aku menyusul."

***

"Udah selesai cuci piringnya?"

"Iya," jawab Rea singkat bersiap menempatkan dirinya duduk lesehan disamping Reyhan yang sibuk mengetik makalah.

"Sampai bab apa Rey?" tanya Rea sambil mendekatkan kepalanya ke arah Reyhan untuk melihat laptop Reyhan.

Alih-alih menjawab pertanyaan Rea, Reyhan malah terdiam ketika kepala Rea yang melihat ke arah laptopnya sangat dekat dengan wajahnya.

"Hah, Rey, cepat sekali. Kamu sudah mengerjakannya sampai kesimpulan dan saran?" teriak Rea karena terkejut dengan pekerjaan Reyhan.

Tampaknya Rea masih belum sadar akan posisi kepalanya sekarang. Rea pun reflek untuk menoleh ke samping melihat wajah Reyhan namun setelah ia menoleh, dia mendapati wajah Reyhan sudah sangat dekat dengan wajahnya.

Mereka pun saling bertatapan beberapa detik. Dalam tatapan itu mereka merasakan seusatu yang membuncah dalam hati mereka masing-masing. Antara jantung yang tiba-tiba memiliki ritme yang sedikit berbeda, rasa senang dan tentunya gugup.

Rea sudah tidak bisa menahan lagi kegugupannya kerena memandang Reyhan. Dia membuang mukanya dan mencoba mengambil jarak namun sekali lagi ia tidak menyangka. Kakinya sedikit terhimpit kolong meja sampai dia hampir tersungkur. Untungnya Reyhan dengan sigap memegangi pinggang dan bahunya tapi....

Karena insiden barusan, kacamata Rea terjatuh. Meski sekarang Rea dalam posisi membelakangi Reyhan tapi tetap saja ia masih berada diantara kedua sisi tangan Reyhan. Satu tangan Reyhan berada di pinggangnya dan yang lainnya berada di pundaknya.

"Mampus! Bagaimana ini? Dimana kacamata gue?"

Rea sadar ia tidak punya pilihan lain. Mau tidak mau dia harus menegapkan tubuhnya dan rela memperlihatkan wajahnya yang tanpa kacamata itu pada Reyhan karena sangat tidak mungkin bila dia harus di posisi setengah telungkup dengan kedua tangan Reyhan yang memeganginya.

Rea pun berusaha menegapkan kembali dirinya dengan sangat ragu-ragu. Meski duduknya sudah kembali tegap namun wajahnya masih tertunduk. Jantungnya berdegup sangat kencang. Sepertinya otaknya sudah kosong. Dia tidak bisa berfikir apa-apa lagi untuk menghadapi situasi ini.

Bagaimana dengan Reyhan?

Tentu saja Reyhan terdiam. Dia tidak percaya kepada apa yang sedang dilihatnya sekarang. 'Fara' tanpa kacamata besarnya duduk disampingnya.

Pemandangan ini bukan hanya sangat langka tapi sungguh tidak pernah terjadi. Belum ada satu orang pun di sekolah yang pernah melihat wajah 'Fara' tanpa kacamata itu. Selama ini mereka hanya membuat sketsa saja tapi kali ini Reyhan melihat wajah tersebut.

Reyhan sedikit menundukkan dan memiringkan wajahnya tanpa satu kedipan pun untuk melihat lebih jelas wajah asli 'Fara' yang masih tertunduk itu.

Rasa penasaran Reyhan akhirnya berakhir dengan segala keterkejutannya. Ia melihat wajah yang sangat cantik berada di depannya. Bahkan Reyhan harus mengakui paras wajah 'Fara' adalah yang paling cantik diantara semua cewek yang ada di sekolahnya. Tapi kenapa wajah itu sangat terlihat ragu untuk memperlihatkan keelokannya?

"Rey, apa kamu bisa mencarikan kacamataku?" ucap Rea memecah keheningan diantara mereka.

Reyhan tersentak mendengar ucapan Rea yang menyadarkan pikirannya.

My Nerd Girl (DIJADIKAN SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang