Chapter 34

387K 26.2K 907
                                    

Rea dan Aldi sudah sampai di Sport Center yang hari ini terlihat agak sepi. Mereka masuk ke arena lapangan basket dan duduk di lapangan basket tanpa alas.

Mungkin mereka ingin bernostalgia saat-saat mereka masih di sekolah yang dulu.

Aldi adalah ketua tim basket di sekolahnya dan Rea juga demikian. Saat Aldi berperan menjadi Romeo dan Rea sebagai julietya di malam Pentas Seni drama sekolah. Karena itulah saat mereka dulu pacaran mereka dijuluki Raja dan Ratu sekolah. Belum lagi ketampanan Aldi dan kecantikan wajah Rea yang juga diakui oleh semua warga sekolah.

"Lo betah tinggal disana Al?" tanya Rea mendahului.

"Gak betah," jawab Aldi singkat.

Rea mengerutkan kedua alisnya."Kenapa?"

"Karena gak ada lo," Aldi menjawab dengan sangat santai.

Rea memutar bola matanya malas.

"Terus lo betah dengan kehidupan lo sekarang?" tanya Aldi serius.

Rea menoleh ke Aldi dan memilih diam tidak menjawabnya.

Aldi tahu jawaban Rea meskipun ia tidak menjawabnya, Rea pasti sudah sangat tidak betah meskipun pada awalnya ia mencoba santai karena ini tidak hanya drama yang dipentaskan semalam saja, yang dimainkan Rea sekarang ini adalah drama yang tidak tahu kapan berakhirnya.

"Re...."

"Hm?"

"---Menurut gue, apa gak sebaiknya lo balik sama Papa lo lagi aja Re?" Aldi mulai mengutarakan berpendapatnya dengan rasa ragu.

Rea mengerutkan kedua alisnya kembali. "Maksud lo?"

"Gue cuma khawatir sama lo Re, karena Mama lo-"

"Al!" Rea memotong kalimat Aldi

"Al, itu Mama gue. Lo bisa bayangin kalau itu Mama lo?" lanjut Rea yang tidak terima dengan pendapat Aldi.

Aldi memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Rea.

Aldi kembali menoleh melihat wajah Rea. Rea sekarang terlihat sangat Bad mood. Aldi tidak ingin pertemuan mereka ini menjadi tidak menyenangkan. Dia berfikir untuk mengalihkan pembicaraan dan menciptakan suasana baru.

"Mau main basket?" tawar Aldi mengubah situasi.

Tentu saja mood Rea langsung berubah. Ia tersenyum lebar dan langsung berdiri menandakan kesiapannya bermain basket melawan mantan ketua tim basket sekolah mereka dulu.

Aldi pun ikut tersenyum lebar karena usahanya berhasil.

Mereka pun bermain basket berdua di Sport Center.

***

Di tempat lain, Reyhan memutuskan untuk mengembalikan motor 'Fara' sendiri ke rumahnya. Dia berfikir kalau tidak dikembalikan secepatnya, 'Fara' pasti akan tetap naik angkot dan itu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat sampai ke rumah mengingat jalur angkot lebih jauh dari jalur sepeda motor.

Tidak hanya itu niatnya, niat lainnya tentu saja untuk bertemu 'Fara' dan Tante Rianti.

Reyhan pun mengembalikan motor 'Fara' dengan mengendarainya sendiri dan berencana nanti pulangnya dia akan naik taxi online.

Sesampainya di rumah Rea, Reyhan bertemu dengan Tante Rianti. Segera Reyhan mencium tangan Tante Rianti.

"Lho, Nak Reyhan...."

"Iya Tante."

"Nak Reyhan mau main basket sama mereka? Tapi mereka sudah berangkat setengah jam lalu."

"Mereka?" tanya Reyhan tidak mengerti.

"Iya, mereka. Aldi sama Fara tadi ke Sport Center katanya mau main basket."

"Aldi?" Reyhan kembali bertanya penasaran.

"Iya, Aldi. Lho, bukannya kalian satu kelas ya? Fara bilang Aldi temannya."

Reyhan memilih diam sambil berfikir.

"Aldi? Temannya Fara? Jadi Fara punya teman laki-laki? Apa dia temannya dari sekolah sebelumnya? Bermain basket bersama? Fara bermain basket bersama laki-laki?"

"Eh, Tante, Reyhan bawa motornya Fara."

"Oh, iya Nak. Fara sudah bilang ke Tante kalau motornya ada di kamu. Kenapa kamu repot-repot bawa kesini? Nanti kan Fara bisa ambil sendiri ke rumah kamu Nak?"

"Gak Pa pa kok Tante."

"Terima kasih ya Reyhan. Ayo masuk dulu!"

"Sama-sama. Gak usah Tante. Terima kasih... Tante, Reyhan pulang dulu ya."

"Hmm... Iya, Iya Nak. Hati-hati ya!"

***

Reyhan langsung memesan taxi online dan segera menuju ke Sport Center.

Entah mengapa dia sangat tidak nyaman ketika Tante Rianti tadi bilang kalau 'Fara' bersama seorang laki-laki dan bermain basket berdua bersamanya. Reyhan sekarang sangat bad mood dengan ekspresi yang cemberut.

Reyhan juga sangat penasaran siapa sebenarnya laki-laki tersebut? Kalau teman lamanya 'Fara' kanapa mereka sangat dekat sampai laki-laki itu datang kemari dan bermain basket bersama? Bukankah 'Fara' adalah wanita yang tertutup apalagi dengan seorang laki-laki?

Aldi dan Rea sangat serius bermain sampai mereka tidak menyadari ada orang lain yang jauh disana berdiri di area penonton. Memperhatikan mereka dengan sangat saksama. Iya. Orang itu tidak lain adalah Reyhan.

Reyhan tiba di Sport Center dan langsung lari menuju lapangan basket dan....

Mata Reyhan terbelalak sangat lebar ketika melihat seorang laki-laki tampan seusianya bermain basket bersama seorang wanita dengan rambut kucir yang lengkap kacamatanya.

Reyhan tidak salah lihat, dia yakin benar wanita di lapangan basket tersebut adalah 'Fara'. 'Fara' benar-benar bermain basket dengan seorang pria bahkan wajah 'Fara' terlihat sangat santai dan menikamati mermainan itu. Sesekali 'Fara' memasukkan bola dalam ring dengan merekahkan senyumnya lebar tanpa rasa canggung.

Reyhan hampir tidak percaya dengan pengelihatannya. 'Fara' yang ia kenal adalah 'Fara' pendiam, 'Fara' yang tidak mudah dekat dengan orang lain apalagi dengan seorang pria, 'Fara' yang senyumnya sangat langka.

Reyhan ingat betul bagaimana 'Fara' sangat tidak tertarik dengan permainan basketnya saat pelajaran olahraga. Reyhan tahu betul kalau 'Fara' sangat lincah bermain basket. Tapi apa yang sedang Reyhan lihat saat ini sangat tidak sesuai dengan akal sehat Reyhan. 'Fara' sedang bermain basket dengan seorang pria dengan santainya. Reyhan seperti melihat sosok yang lain dari diri 'Fara'.

Tidak hanya keterkejutannya yang ada dalam diri Reyhan saat ini. Ada sesuatu yang lain, rasa cemburu yang teramat sangat. Ketidaksukaan di wajah Reyhan ketika melihat mereka berdua. Kepalan kuat di kedua tangan Reyhan yang sepertinya sudah siap memukul wajah pria yang sekarang bermain dengan Rea tersebut.

"Bagaimana lo bisa bermain dan tersenyum pada pria itu?"

Permainan basket yang mereka mainkan seakan saling mengisi. Tidak ada yang lebih menonjol. meskipun Aldi adalah seorang laki-laki, tapi ia bisa mengurangi sedikit energi untuk mengimbangi Rea. Iya. Karena ini bukan pertandingan melainkan sebuah permainan belaka. Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Sesekali dalam permainan itu mereka saling berbicara satu sama lain dan mereka terlihat sangat senang dan menikmati permainan mereka.

Meski Reyhan tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan satu sama lain, namun Reyhan bisa melihat dengan jelas permainan bagus dan senyum yang mereka rekahkan meski ia berada jauh di kursi penonton.

"Gue ingin bermain seperti itu, berdua, bersama 'Fara'."

*** 

My Nerd Girl (DIJADIKAN SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang