Sembilanbelas

3.5K 360 4
                                    

Hai! Long time not updating right? Actually Gul pengen update part ini pas tanggal 21, mendengar duka bagi kpopers tanggal 18 Desember 2017, Gul pengen ngehibur sedikit dan gak ada maksud ambil keuntungan. Karena gul sendiri amat sangat tetsakiti di sini. Gul daritadi cuma ngecek RU dari teman2 dan mengecewakan. Gul pengen sekali nunjukin respect pada shawol. Ini bukan kasus biasa dan benar2 bukan masalah kecil. Gul sekalian pengen ngomong, kita boleh ngehate 1 grup, tapi kita tetp harus punya respect ke grup lain. Kita juga sebagai fans jgn bikin idol kita stress. Fyi penyakit mental itu sangat berbahaya. Semoga part ini bisa ngehibur kalian walaupun sedikit. Yang mau curhat ke Gul jga bisa. Karena di sini Gul juga mewek dengan kepergian yang sangat amat ridak di sangka. Happy reading guys :):*
🌸🌸🌸

Aku merasakan hangat dengan terpahan nafas yang berhembus disekitar wajahku. Aku sadar namun masih tidak ingin beranjak dari tidur ku. Ini benar-benar nyaman. Aku menikmati setiap perlakuan Jimin selama tidur. Aku bisa merasakan sentuhan tangannya yang menyentuh pipiku, mencubit pelan dan mengelusnya. Hangat dan lembut.

Elusan Jimin begitu menenangkan. Dia selalu mengelus kepala bahkan menyisir rambut ku pelan dengan jari-jarinya. Aku merasakan sentuhannya berhenti di pipiku.

"Maafkan aku Ae Cha"

Untuk apa Jimin minta maaf?

Aku ingin membuka mataku dan bertanya padanya. Tapi aku merasakan pergerakan Jimin yang menjauhi ku. Perlahan aku membuka mataku dan mendapati Jimin duduk di sisi ranjang membelakangiku. Menunduk dan terisak. Baru saja aku ingin menghampirinya, Jimin berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi membuat ku refleks menutup mata kembali.

Aku tidak bisa tertidur kembali memikirkan kejadian barusan. Jimin belum pernah menangis di depan ku, dia selalu menunjukkan wajah yang bahagia di depan ku. Padahal hari ini Halmeoni akan kembali ke main house dan aku hampir lupa akan itu karena Jimin.

Apa aku berbuat salah? Apa aku menyakiti hatinya? Apa aku jahat? Apa yang telah ku lakukan?

Berbagai macam pertanyaan terus bermunculan di kepala ku. Kalau memang aku salah, mengapa Jimin malah yang meminta maaf padaku?

Ckrek

"Kau sudah bangun?" Tanya Jimin lembut

Aku tidak menjawab pertanyaan Jimin yang baru saja selesai mandi tapi terfokus oleh wajahnya. Dia tampak biasa saja.

Tidak

Aku baru memperhatikan mata milik Jimin yang lingkaran matanya mulai menggelap bahkan sedikit sembab. Jimin duduk di sisi ranjangku dan mencium keningku lalu mengelus kepalaku.

"Ada yang mengganggu pikiran mu Ae Cha?"

"Bukankah pertanyaan itu harusnya untuk mu Jimin?"

Jimin sempat terdiam untuk beberapa detik, tapi setelah itu dia kembali tersenyum lembut dan mencubit pipiku.

"Tidak ada. Kalau kau berfikir aku sedang ada masalah itu hanya perasaanmu. Pekerjaan di kantor hanya sedikit menumpuk"

Aku diam masih tidak ingin merespon Jimin. Aku membuang arah wajahku ke arah lain untuk menunjukkan kalau aku kecewa dengan jawabannya.

"Hah... kau tidak perlu terlalu berpikir keras Ae Cha-ah. Aku benar-benar tidak apa-apa. Percayalah dan mandilah sekarang. Halmeoni pasti sudah menunggu kita di bawah"

Jimin berdiri dan hendak keluar dari kamar kami setelah meyakinkanku. Tapi langkahnya terhenti.

"Entah apa yang sedang kau sembunyikan Jimin-ah. Tapi aku tau kau sedang berbohong padaku. Kita sudah menikah cukup lama, awalnya aku memang tidak menginginkan hubungan ini. Tapi bukan berarti aku benar-benar mengacuhkan itu dan tidak bisa membedakan yang mana bohong dan tidak jika itu tentang mu. Jika kau memang menyayangi ku, paling tidak kau bisa jujur padaku tentang perasaanmu saat ini"

"Lovable"Where stories live. Discover now