Empatbelas

4K 419 17
                                    

Jujur Gul sempat buntu nerusin cerita ini, karena Gul banyak menambahkan scene baru. Gara-gara ini Gul sampai pusing sendiri mikirin jalan cerita yang enak. Sebelumnya biar Gul minta maaf karena mungkin part kali ini agak aneh. Entahlah. Butuh waktu banget ngumpulin mood-mood yang tercecer kemana-mana. Belakangan ini hati dibuat potek mulu. Capekk. Btw, happy reading & happy 3k readers!

🌸🌸🌸

Sepertinya hidupku tidak begitu menyedihkan bersama Jimin. Kami sudah hidup bersama selama hampir enam bulan dan tidak ada masalah. Jimin tidak terburu-buru mendekati ku, itu membuat ku perlahan terbiasa. Mulai dari hal-hal kecil. Memasakkan makanan untuk Jimin, pelukan, ciuman kening dan pipi. Bibir? Terkadang dia bisa lepas kendali dan berakhir terikat di korden rumah.

Aku tidak begitu takut lagi berada di sekitar Jimin karena sudah terbiasa dengan setiap tingkah anehnya. Dari kebiasaan tidurnya yang suka menggenggam kain kecil di tangan yang sekarang berganti, berganti menjadi selalu menyelipkan tangannya ke rambutku. Memakan semua makanan yang ku siapkan hingga habis. Bahkan sebelum tidur dia selalu memintaku membuatkannya dia susu hangat dan mengajaknya berbicara sampai dia tertidur.

Satu hal yang menjadi identitas Jimin di mata ku sekarang, Jimin si pria ceroboh. Entah dari hal-hal kecil, dia sering ceroboh. Pernah sekali aku memintanya untuk menyalakan TV, tapi dia malah terjungkang karena terinjak celananya yang agak kepanjangan. Awalnya aku maklumi saja, tapi aku makin heran dengan setiap kecerobohannya. Untuk duduk di kursi saja kadang salah menempatkan bokongnya dan berakhir di lantai. Apa lagi saat baru bangun tidur, Jimin akan mencari susu dingin dan meminumnya sambil duduk di meja makan. Kau tau? Mungkin karena setengah sadar saat mau duduk dengan segelas susu di tangannya, dia salah lagi menempatkan bokongnya itu dan terjatuh lagi. Dia malah berteriak karena susu dingin itu tersiram ke wajahnhya. Anehnya gelas itu masih erat digenggamannya, tidak terlempar.

Apa yang ku urus ini bayi?

Tapi aku menyukai tingkah-tingkah yang sebelumnya tidak pernah ku lihat. Setiap hari yang ku lewatkan menurut ku cukup menyenangkan. Sampai sebuah panggilan muncul dari layar Handphone-ku.

Ayah💖

Entah mengapa Ayah meminta ku datang dengan Jimin ke rumah utama keluarga ku. Aku takut terjadi apa-apa dengan mereka karena selama ini mereka tidak sampai meminta ku datang ke kediaman utama. Melihat kegelisahanku, Jimin menggenggam tangan ku selama perjalanan dan bahkan sesekali mengelus kepalaku.

"Lovable"Where stories live. Discover now