Sebelas

4.7K 439 26
                                    


Eh, eh. Maaf ya. Tokohnya di undur kemunculannya. Tapi tokoh yang berpengaruh itu udah di sebut kok di chapter kali ini. Jangan ketawa aja begitu tau tokoh yang bakal muncul. Hehe. Tokoh yang baru nggak cuma ini, Gul masih simpan satu tokoh yang bakal muncul di chapter nanti-nantinya. Satu hal, mungkin setelah part ini, Gul bakal bikin peringatan untuk yang underage untuk berhenti membaca sesegera mungkin. Tapi kalau maksa mau baca, dosa tanggung sendiri. Memang Gul buat nggak begitu vulgar, tapi Gul mengarahkan kalian ke sana jadi menjauhlah sebelum terlambat. Wkwkwk. Happy reading!

  🌸🌸🌸  


Aku sempat terbuai oleh Jimin, tapi dia mulai melakukan lebih. Dia memang mencium bibirku, tapi dia mulai turun ke dagu ku dan leher. Menyesap leher ku dan menekan tengkukku agar aku tidak bisa menghindar.

Dia gila ya?!

Kaki ku yang terbebas refleks ku gunakan untuk menendang kursinya. Tapi aku benar-benar tidak bermaksud membuatnya jadi terjungkang. Tapi itu sudah ganjaran untuknya.

"Ya... Appo... kepala ku sakit sekali"

"Itu bayaran karena kau sudah menciumku!"

"Tapi nggak juga gini caranya. Sakit... Kepala ku pasti benjol"

Aku tidak sejahat itu. Tapi apa boleh buat. Itu satu-satunya cara agar aku lolos. Tapi memang rasa bersalah menjalar di tubuh ku. Jadi aku kembali ke dapur untuk mencari kantong kompres dan mengisinya dengan es batu.

"Ini. Maafkan aku. Jangan lakukan itu lagi kecuali kau mau mati di tanganku"

"Aku benar-benar minta maaf. Kau pasti kaget sekali melihat ku cukup agresif. Hehe"

"Lebih dari kaget. Ambil ini dan kompres kepala gila mu itu"

"Thanks"

Kami terjebak dalam bisu sekarang, kebisuan yang cukup lama. Aku tidak tahan lagi. Aku memutuskan untuk kembali ke kamar untuk setidaknya nonton.

"Ae Cha-ah"

"Apa?"

"Kita besok ada pertemuan keluarga besok"

"Lalu?"

"Maaf karena memberimu tanda di leher"

"Tanda? Maksudmu?"

Aku sempat kebingungan sampai Jimin menarik ku ke kamar dan menghadapkan tubuhku ke cermin.

"YA!! KENAPA KAU MELAKUKANNYA?! INI MEMALUKAN!"

Aku memang belum ada pengalaman apa pun dengan lelaki manapun, tapi aku sudah cukup dewasa untuk mengerti tanda apa yang ada di leherku.Aku benar-benar ingin mencekik Jimin sekarang juga. Apa yang akan keluarga ku katakan besok saat melihat tanda kebiruan di leher ku ini? Apa lagi Jin oppa.  TIDAK!!

"Dengarkan aku dulu Ae Cha-ah. Jangan marah dulu. Bisa kujelaskan"

"Jelaskan sekarang juga!"

"Dengarkan baik-baik. Aku melakukannya demi kebaikanmu juga"

Apa???

Aku mendelikkan mataku kaget beserta bingung. Bagaimana hal memalukan seperti ini dikatakan demi kebaikanku? Gila ya?!

"Ehmm. Sebenarnya ada orang yang lebih terobsesi dengan pernikahan kita dan itulah mengapa aku tidak bisa begitu menentang kemauan Ayah ku"

"Siapa?"

"Lovable"Donde viven las historias. Descúbrelo ahora