[32] Hei, Kayla

36.2K 2.8K 11
                                    

Reno dan Dira sedang berada di Cafetaria Rumah Sakit sekarang, menunggu Sandi dan Riana yang katanya sedang dalam perjalanan untuk bersama-sama menemui Kayla.

Iya, mereka memang berjanji untuk bertemu di Cafetaria Rumah Sakit saja dibanding menerima ajakan Riana untuk berangkat bersama. Er... mengingat hubungan antara Reno dan Sandi yang masih agak aneh.

"Ren, makan dulu itu rotinya. Kamu belum makan apa-apa kan?"

Reno menatap Dira sejenak sebelum berkata "Aku gak nafsu."

Dira yang mengerti apa yang dipikirkan laki-laki disampingnya ini pun mengelus punggung tangan Reno yang berada diatas meja "Reno... makan dulu ya? Sedikit aja. Nanti kalo kamu yang sakit gimana?"

Reno mengerling kearah Dira kemudian tersenyum jahil "Kan, ada kamu."

Dira yang mendengar itu spontan saja menepuk punggung tangan Reno dan mamakan kembali tahu isi yang ada dihadapannya.

"Bodo amat, ah."

Lalu mereka hanya terdiam. Reno yang pergi entah kemana bersama pikirannya, dan Dira yang fokus menikmati tahu isi dan susu strawberry dihadapannya.

Cukup lama mereka seperti itu hingga Riana dan Sandi datang beriringan mengahampiri mereka.

"Hai. Udah lama nunggunya?"

Dira mendongak kearah Riana kemudian tersenyum manis "Enggak kok. Baru beberapa menit aja."

Riana lantas tersenyum tulus dan berkata "Iya beberapa menit yang cukup lama sampe kamu ngabisin dua susu kotak."

Dira yang menyadari bahwa usaha beralibi nya sia-sia hanya bisa meringis kecil.

"Yaudah yuk. Langsung aja."

Dira menatap Reno dan mengajak laki-laki itu agar berjalan bersamanya. Dira mnegerti kalau Reno memang sangat tidak menyukai kehadiran Kayla. Tapi Dira juga harus membuat Reno memaafkan perempuan itu.

Dira tahu bahwa ini akan menjadi hal yang sulit.

Kemudian Dira menggenggam tangan Reno. Seolah menyadarkan bahwa ia akan selalu berada disana. Disamping Reno.

***

Dira dan Reno memasuki ruangan yang bertuliskan angka 176 dipintunya. Ruangan berwarna serba putih itu sangat sunyi dan senyap. Tidak ada suara apapun kecuali alat-alat rumah sakit yang bertengger manis disamping ranjang rumah sakit ditengah ruangan.

Ini ruang VVIP. Dira tahu itu. Karena fasilitas yang sangat memanjakan sang pasien dan juga keluarganya.

Ditengah ruangan ada seorang perempuan dengan wajah yang pucat tersenyum manis ke arah mereka. Sangat manis. Bahkan jika Dira tidak mengetahui semua sifat jahatnya... Dira bisa saja langsung memeluk perempuan dihadapannya.

Dokter dan sikap pedulinya.

Dira kemudian menatap Reno yang tiba-tiba saja menghentikan langkahnya. Menatap lurus kedepan dengan tatapan yang tidak bisa dibaca.

Dira semakin kuat menggenggam tangan Reno. Dan mengajak laki-laki itu berjalan kembali mendeketi ranjang ditengah ruangan.

"Hai." Ucap Kayla setelah mereka berdua berada di sisi kanan ranjang yang ia tempati.

Dira tersenyum menanggapi sapaan Kayla "Halo."

Dan Reno? Ia hanya terdiam di sisi kanan Dira.

"Makasih ya kalian udah mau kesini." Ucap Kayla dengan suara pelan. Dira memaklumi itu karena memang kondisi Kayla yang lemah.

Unintentional | ✔Where stories live. Discover now