[16] Sakit

47K 3.9K 51
                                    

Multimedia🔝 : Reno's moodboard

***


Dira sedang duduk dibangku kantin Rumah Sakit sekarang, menikmati harum dari asap kopi yang masih mengepul didepannya. Kali ini Dira tengah menjalani shift paginya.

Ah, kalian bingung ya bagaimana pembagian jam kerja Dira?

Begini, jika Dira mengatakan shift pagi, maka jam kerja Dira adalah dari jam tujuh pagi hingga jam dua siang. Kalau Dira mengatakan shift siang, maka jam kerja Dira adalah dari jam dua siang hingga jam sembilan malam. Dan kalau Dira mengatakan shift malam, maka jam kerja Dira adalah dari jam sembilan malam hingga jam tujuh pagi.

Rumit ya? Yasudah kalau kalian pusing, tidak perlu dipahami, kok.

"Dir!"

"Astaga Anes, ngagetin aja, sih!"

"Hehehehe." Anes hanya terkekeh kecil dan duduk dibangku dihadapan Dira setelah memesan es teh manis dan nasi padang dengan double lauk kesukaannya "Kamu kusut banget mukanya. Eh engga bukan, emang muka kamu kalo ketemu aku kayaknya kusut terus, deh."

Dira hanya tertawa kecil mendengar keluhan sari perawat muda didepannya ini. "Perasaan kamu aja kali."

Anes hanya mengibaskan tangannya diantara wajah nya dan wajah Dira.

"Sekarang kamu sudah santai banget ya, sama Saya?" Tanya Dira kemudian menyesap kopinya.

"Eh? Kan kamu yang minta. Saya bisa aja sih kalo kamu tiba-tiba nyuruh Saya jadi segan lagi sama kamu." Ucap Anes dan bersiap melahap nasi padangnya.

"Enggak kok gak apa-apa. Saya malah seneng kamu asik gini sama Saya."

Dan Anes hanya tersenyum manis sebelum melanjutkan makannya.

Dan Dira kembali terdiam, memikirkan tentang Sandi. Ralat, bukan lelaki tersebut, namun tingkah laku dari lelaki tersebut. Dira tidak tahu apakah tindakan yang ia lakukan termasuk benar atau malah terkesan jahat.

Sejak kejadian di Apartemen Dira satu minggu lalu. Dimana Sandi dihajar habis-habisan oleh Reno, Kemudian keesokan harinya, bahkan sampai hari ini Sandi masih berusaha mengajak nya bertemu.

Segencar itu Sandi memaksanya.

Maka segencar itu pula Dira mengabaikannya.

Entahlah, Dira hanya berfikir bahwa, ada kesalahan yang bisa dimaafkan dan dimaafkan namun bersyarat.

Berselingkuh masuk kedalam golongan dimaafkan namun bersyarat bagi Dira. Dira sudah memaafkan apa yang telah dilakukan Sandi. Namun untuk kembali bertemu dan percaya kepada laki-laki tersebut, Dira tidak bisa. Dira tidak yakin tidak akan menampar laki-laki itu untuk yang kedua kalinya.

Karena Dira punya alasan kuat untuk itu. Ketika seorang laki-laki sudah berselingkuh darimu, percayalah, dia akan mengulanginya lagi dan lagi.

Dira tidak mau menjadi perempuan bodoh. Dira tidak mau jatuh kelubang yang sama. Cukup sekali dan tidak akan pernah lagi.

"Dok!"

"Eh iya apa?" Tanya Dira setelah terkejut atas tepukan Anes pada punggung tangannya.

"Itu Handphone nya bunyi terus. Kasian dianggurin." Ucap Anes sambil menunjuk Handphone Dira yang terus saja bergetar dan menunjukan Display Name 'Reno'

"Ya, halo kenapa, Ren?" Ucap Dira setelah sambungan telepon tersambung.

"Assalamualaikum, Dira."

Unintentional | ✔Where stories live. Discover now