[29] Main Ke Pasar Malem

37.2K 3.1K 74
                                    

Backsound : Naif - Karena Kamu Cuma Satu.

***

Reno baru saja tiba di Bandara Soekarno Hatta saat tiba-tiba Handphone nya berbunyi dan menampilkan nama Zahra disana.

"Assalamu'alaikum, mas." Ucap Zahra setelah Reno mengangkat panggilannya.

"Wa'alaikumsallam, kenapa dek?"

"Mas udah sampe Jakarta?"

"Udah. Baru aja sampe. Ini lagi jalan mau cari taksi."

"Alhamdulillah kalo gitu. Oh iya, Mas nggak boleh ke Jogja kalo nggak bawa calon kata Ibu."

Reno terkekeh mendengar candaan dari Adik bungsunya itu, tersenyum kecil dan sedikit berdeham sebelum berkata "Liat aja, Mas bakal bawa calon pas pulang ke Jogja."

Zahra tertawa disebrang sana sebelum berkata "Udah ah, aku ada kelas. Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikuksallam."

Reno memasukan kembali Handphonenya dan berjalan terus kearah Lobby Bandara. Sesampainya di Lobby ia langsung mencari taksi, dan begitu mendapatkannya Reno langsung masuk dan meminta supir taksi untuk berjalan kearah rumahnya.

Selama di perjalanan ia selalu memikirkan bagaimana cara memperbaiki hubungan dirinya dan Dira sekarang.

Candle Light Dinner? Ah, Dira tidak akan suka hal itu.

Berjalan di taman? Ya Tuhan, itu terlalu biasa.

Memberi kejutan? Reno tidak pintar memberikan kejutan yang membuat perempuan menangis dibuatnya.

Reno mengacak rambutnya sendiri, pusing dengan ide-ide yang bercokol dikepalanya. Dia harus melakukan apa?

"Kenapa Mas? Kayaknya pusing banget." Itu suara Bapak supir taksi yang ditumpanginya.

Reno tersenyum kecil dan terkekeh "Engga Pak, cuma lagi pusing aja."

"Jangan pusing-pusing Mas. Dibawa santai aja."

Reno hanya tersenyum menanggapi ucapan Sang Bapak supir. Seandai nya si Bapak tau kalau dia lagi pusing memikirkan hal apa yang akan dia lakukan untuk meluluhkan hati dari calon Ibu anak-anaknya kelak...

***

Dira baru saja menyelesaikan dinas pagi nya hari ini. Jam menunjukan pukul 3 sore sekarang. Yah, telat satu jam dari waktu pulang sebenarnya, sih. Tadi ada pasien yang harus di Resusitasi. Sehingga membuat fokus Dira hanya kepada keselamatan pasien tersebut. Sampai-sampai ia lupa waktunya pulang telah tiba.

Dira berjalan kearah lobby dan menunggu taksi online yang telah ia pesan tadi. Disaat seperti ini ia jadi merindukan Reno-nya.

Yang selalu menjemput Dira kapan pun ia memintanya. Lalu setelah menjemput Dira, mereka akan makan bersama atau sekedar delivery makanan dan menikmatinya di Apartement Dira.

Atau hanya sekedar berpelukan melepas rindu dan lelah yang melekat ditubuh mereka

Karena Reno ibarat Charger kalau Dira mengibaratkan dirinya sebagai Handphone.

"Mbak Dira?"

Dira sedikit terkejut dari lamunan nya "E- Eh iya Pak. Ada apa?"

Bapak tersebut tersenyum tulus, membuat Dira mengingat Ayah nya di Bandung "Tadi mbak kan pesen taksi online? Yuk Saya driver nya, mbak."

Dira tersenyum kikuk sebelum mengangguk "Ayuk Pak. Maaf ya saya bengong tadi."

"Iya nggak apa-apa mbak."

Unintentional | ✔Where stories live. Discover now