[2] Andira Afsheen

75.3K 6.4K 59
                                    

Seorang perempuan yang sedang memakai seragam jaga berwarna biru itu berjalan kearah nurse station di Instalasi Gawat Darurat untuk sekedar duduk dan memberi kesempatan pada paru-parunya untuk menikmati Oksigen.

"Kenapa, Dok? Kayaknya capek banget?" Tanya Anes, salah seorang perawat sekaligus sahabat Andira sejak pertama kali ia bekerja di Rumah Sakit ini.

"Itu tadi ada pasien yang kecelakaan, terus keluarganya kayak yang marah-marahin Saya, untung Dokter Widya datang, jadi bisa membantu Saya menghadapi keluarga pasien." Jelas Perempuan itu sambil menyenderkan tubuhnya dikursi yang ada di nurse station.

Anes terkekeh dan menyentuh pundak perempuan itu "Ah, Dokter Dira kecapekan aja kali. Kalo mau ambil cuti aja dua hari gak apa-apa, Dok. Refreshing dulu. Kayaknya stress banget."

Perempuan yang dipanggil Dira itu tersenyum "Masa Saya baru dua bulan kerja udah cuti aja?"

"Ya emang kenapa? Dari pada Dokter stress gini." Ucap Anes memasang wajah bertanya dengan alis yang terangkat.

"Saya memang capek, Nes. Tapi Saya seneng juga di satu sisi. Kayak, rasanya itu priceless banget ngeliat pasien sembuh melalui Saya."

Anes terdiam melihat wajah kelelahan namun sekaligus bahagia milik Dira.

Ah, Andira Afsheen, atau akrabnya dipanggil Dokter Dira. Dokter yang baru bekerja selama dua bulan ini sebenarnya adalah Perempuan yang giat bekerja, dan sangat ceria. Namun, ia bisa cepat kelelahan sewaktu-waktu, kemudian akan kembali ceria beberapa saat kemudian.

Ia seperti tidak ingin orang lain melihatnya sedih atau kelelahan.

"Dok, nanti pagi dijemput pacarnya lagi, gak?" Tanya Anes sambil duduk di bangku disamping Dira.

Dira terdiam, menghela napas panjang dan lelah kemudian menjawab "Saya sudah putus empat hari yang lalu."

Anes terkejut dan membalas "Maaf, Saya nggak tahu, Dok."

"Iya gak apa-apa. Santai aja. Toh, Saya yang mutusin dia kok."

"Kenapa? Eh, itu kalau Saya boleh tahu."

"Yah, namanya laki-laki. He has another woman behind me."

Anes hanya terdiam dan mengusap lengan Dira yang tidak tertutup seragam jaga malam ini, seolah ingin menyalurkan kekuatan nya untuk Dira.

"Saya gak apa-apa, kok. Yasudah Saya membantu Dokter Widya dulu, ya. Tadi Saya bilang hanya ke toilet sebentar."

"Oh iya, Dok. Silahkan."

Anes terdiam di nurse station dan duduk santai disana. Ini jam tiga malam menjelang pagi. Dan hari ini tidak terlalu banyak pasien, sebab itu Anes dengan profesinya sebagai perawat di salah satu Rumah Sakit terbesar di Jakarta dapat bersantai sejenak.

Anes melihat sosok Dira menghilang disalah satu ruangan di IGD, kemudian Anes berpikir, sebenarnya Dokter Dira adalah Dokter tercantik diantara enam Dokter muda yang baru bekerja disini selama kurun waktu dua bulan terakhir.

Dengan tinggi tubuhnya yang kira-kira 168 cm, kulitnya yang putih khas orang Indonesia, downturned eyes-nya dengan iris coklat gelap, hidung mancungnya, bibir tipis yang merona alami, alis yang tebal tanpa di modifikasi, rambut bergelombang sepunggungnya yang senada dengan warna iris matanya.

Oh, dan jangan lupakan betapa baik hatinya perempuan bernama Dira tersebut.

Anes ingat, waktu itu, kira-kira dua minggu yang lalu, kebetulan saat mereka sedang bertugas bersama, ada seorang Ibu membawa anaknya yang panas tinggi dengan wajah yang sangat pucat, dengan sigap, Dokter Dira langsung menolong anak kecil tersebut dengan pertolongan pertama sebelum ke pertolongan lainnya.

Setelah diberi pertolongan pertama dan menginfus pasien, Dira memberi tahu sang Ibu untuk mengurus administrasi selagi Dira melakukan tindakan untuk anaknya.

Namun yang terjadi adalah sang Ibu menangis disamping Dira, karena nalurinya yang memang terlalu mudah kasihan pada orang lain, Andira bertanya kenapa Ibu itu tiba-tiba menangis, Ibu itu bilang, ia tidak memikiki uang untuk biaya anaknya berobat, suaminya pun baru di PHK dari pekerjaannya.

Dira tersentuh, dan berinisiatif untuk membayar biaya pengobatan anaknya tersebut.

Lihat? Betapa baiknya hati perempuan itu.

Dan Anes sangat kesal saat mendengar bahwa Dira diselingkuhi oleh pacarnya sendiri.

Lelaki jenis apa yang membiarkan wanita sejenis Dira lepas begitu saja?

Bukan lelaki yang cerdas tentunya.

***

-Sunstarain. 26/06/2017-

Unintentional | ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant