[7] A Beautiful Night

58.9K 4.9K 21
                                    

Setelah selesai dengan urusan makan malam mereka di pedagang kaki lima, Dira pamit untuk pulang. Tadinya, Reno berencana untuk mengantar Dira sampai kerumahnya, namun Dira berkata bahwa arah rumah mereka bertentangan arah, kasihan Reno kalau harus putar balik arah. Lagi pula, Dira bisa pulang sendiri menggunakan taxi, kok.

Dan Reno menghargai keputusan Dira tersebut.

Tapi, Reno juga tidak semudah itu menyerah. Dia meminta kontak Line Dira, agar mudah untuk dihubungi. Awalnya, Reno berfikir bahwa Dira tidak akan semudah itu memberikan kontak Linenya, ah, dugaan Reno salah, Dira memberikan nya begitu saja.

"Lho, Saya kira kamu bakal susah banget ngasih kontak mu ke Saya." Ucap Reno setelah memberikan Handphonenya kepada Dira agar perempuan itu memasukan ID Line nya.

"Ya enggak lah, kita kan udah berteman. Dan dari tampang kamu sih..." Dira memandangi Reno dari atas kemudian kebawah lagi, keatas lagi, dan kebawah lagi seolah sedang meniliti "Gak ada tampang jahat. Lagi pula, kalau kamu berniat jahat, Saya bisa bela diri silat, kok." Lanjutnya, kemudian memberikan kembali Handphone Reno.

"Hahaha, wah Saya tidak tahu perempuan seperti kamu bisa silat."

"Seperti Saya... Bagaimana?"

"Ah, tidak, lupakan. Itu taxi pesanan kamu sudah sampai."

Dira melihat kearah jalan disamping kirinya "Ah iya, yasudah, Saya permisi duluan, ya." Ucap Dira sambil tersenyum.

Dan Reno ikut berjalan mengikuti Dira, hanya saja ia berhenti di trotoar jalan disamping taxi dan memasukan tangannya kekantong celana, memperhatikan bagaimana bahasa tubuh Dira. Dira membuka jendela taxi dan melambaikan telapak tangannya kepada Reno.

Dan Reno tersenyum.

Ah, malam ini, Reno dibuat kagum lagi dengan salah satu sifat Dira.

Mandiri.

***

Sudah terhitung tiga hari yang lalu Dira dan Reno bertemu. Namun Reno belum juga menghubungi Dira, hari ini rencananya akan jadi first moment Reno akan menghubungi Dira, dan mengajaknya bertemu.

Hubungi.

Tidak.

Hubungi.

Tidak.

Ah, Reno labil sekali. Ini hanya menghubungi seorang perempuan, lho! Ya Tuhan, demi apapun, Reno bersumpah lebih mudah menghubungi rekan bisnisnya dibanding menghubungi seorang perempuan.

Rasanya, seperti jantung Reno berdetak lebih cepat dari biasanya.

Reno terdiam di ruang kerjanya, berdiam diri dan memikirkan bagaimana cara nya memulai obrolan dengan Dira. Sekarang sudah jam makan siang, kemungkinan Dira membalas pasti akan lebih besar. Ya, Reno sudah membulatkan tekadnya!

Muhamad Akbareno : Hi, Dira.

Dasar Reno bodoh. Sudah lebih kurang 1 jam dia berfikir dan hanya menghasilkan dua kata tersebut? Poor, Reno.

Ponsel Reno berdenting, menandakan ada pesan masuk disana.

Andira Afsheen : Ya?

Muhamad Akbareno : Hm, Saya hanya sedang bosan tidak ada teman.

Muhamad Akbareno : Bisa kita ketemu?

Andira Afsheen : Hm,

Andira Afsheen : Bisa, tapi nanti habis maghrib saja, ya? Sekitar jam 7. Saya dirumah sakit sampai jam 5 sore soalnya.

Unintentional | ✔Where stories live. Discover now