[18] Think

40.2K 3.1K 12
                                    

Be a girl with mind.
Be a woman with attitude.
Be a lady with kindness.

***

Sudah satu minggu setelah hari dimana Reno dan Dira berkunjung kerumah Orang Tua Dira. Dan Reno bilang, mungkin sekitar satu bulan lagi, Reno akan mengajak Dira berkunjung kerumah Orang Tua Reno di Jogjakarta. Reno memberikan jangka waktu cukup lama agar Dira bisa mengurus cuti nya untuk beberapa hari terhitung dari mereka pergi ke Jogja nanti.

Saat ini, Dira sedang bersantai di Apartement nya, menunggu Widya datang membawa pesanannya. Kerja dengan jadwal yang memiliki tiga shift membuat Dira memiliki setidaknya sedikit waktu senggang. Ditambah dengan adanya satu hari off day setelah melakukan jaga malam.

Kebetulan, Dira dan Widya memiliki jadwal off day yang sama kali ini, entahlah, siapapun yang mengatur jadwal mereka, Dira sangat berterima kasih banyak kepadanya.

TING TONG!!!

Dira berjalan kearah pintu Apartement nya. Itu pasti Widya, kalau Dira boleh menebak. Dira berjalan dengan santai. Kali ini, Dira mengenakan baju rumahan kesukaannya, yakni kaos dengan lengan pendek dan celana training yang longgar. Dira merasa bebas dengan memakai outfit seperti ini.

Setelah pintu dibuka, disana, seorang Widya tengah menyengir tidak bersalah karena berhasil membuat Dira terkejut dengan tingkahnya. Mereka memang berencana untuk movie marathon sampai sore hari ini. Tapi camilan yang dibawa Widya...

SANGAT BERLEBIHAN!

Widya masuk dengan tidak bersalah sambil membawa kantong-kantong berisi penuh dengan camilan. Mari Dira jabarkan apa saja yang ia lihat saat Widya mengeluarkan seluruh camilan-camilan itu di atas karpet beludru nya.

Ada empat chips kentang berukuran besar, tiga cookies dengan rasa yang berbeda, empat coklat batangan rasa almond, lima minuman dengan rasa buah, satu kilo buah apel dan satu kotak besar susu cair rasa coklat.

Dira tidak tahu harus merespon seperti apa selain mengelus dadanya dengan sabar.

Dira bingung kenapa ia masih bertahan untuk berteman dengan Widya sampai saat ini.

Ya Tuhan...

Dira berjalan kearah karpet dimana Widya duduk sambil menyusun seluruh camilan itu untuk diposisikan diantara tempat duduk nya dan tempat duduk Dira nanti.

"Eh, Dir! Mau nonton apa kita?"

"Wid, lo kalap atau gimana? Banyak banget ini. Perasaan gue cuma nitip apel." Ucap Dira sambil menunjuk makanan yang sudah tersusun rapih.

"Ck, yaelah, Dir. Santai dong! Ini juga pake uang gue kali. Udah makan aja."

Dan Dira hanya menghela nafas, malas berdebat dengan Widya. Kemudian, Dira berjalan kearah tumpukan kaset yang memang ia koleksi sejak setahun yang lalu, memilih film apa yang akan mereka tonton sekarang.

"Mau film apa, Wid?" Tanya Dira tanpa melihat ke arah Widya.

"Genre advanture kayaknya seru."

"Riddle aja, sih? Misteri gitu. Kan enak bikin mikir."

"Enggak! BIG NO! Gue udah pas kerja mikir, masa lagi santai mikir juga? Orang mah nonton yang bikin hayalan gue berkembang dan jadi open minded!"

"Yaudah film tentang politik, mau?" Dan Dira sukses mendapat lemparan bantal sofa dari arah belakangnya.

"Aduh! Yaudah deh, Harry Potter lagi aja? Seru tuh kan seriesnya ada tujuh, durasinya juga lama. Ditambah genre adventure, science fiction, dan sedikit unsur romantis. Bagus kan?"

Unintentional | ✔Where stories live. Discover now