[25] Don't Go, Please.

35.8K 3K 50
                                    

Backsound : Tangga - Cinta Begini.
[Parah, sih. Bikin gue sedih sendiri]

***

Reno mengambil jam penerbangan pagi kali ini, ia ingin segera pulang, memeluk Dira dan, tunggu, Reno harus bertanya dulu sebelumnya tentang foto kemarin kepada kekasihnya itu.

Reno pulang tanpa memberi tahu Dira, ia tidak ingin dulu dijemput oleh Dira, ia harus menyiapkan mental untuk mendengar semua penjelasan Dira nanti, menyiapkan diri untuk kemungkinan baik atau... buruk.

Reno menelfon Dira untuk memastikan apakah kekasihnya ada di Apartement nya atau tidak. Pada dering ketiga, panggilan itu baru dijawab "Assalamu'alaikum, Dira"

"Wa'alaikumsallam."

"Aku udah di Jakarta, kamu di Apartement?"

"HAH? KAMU DI JAKARTA? KOK GA BILANG? BIAR AKU JEMPUT."

"Emang kamu lagi dimana?"

"Dirumah sakit. Dinas pagi. Nanti jam dua aku baru pulang."

"Tuh, gimana kamu bisa jemput aku juga kalau aku bilang aku ngambil flight pagi?"

"Iya sih, heheheheh."

"Yaudah, nanti malem aku ke Apartement kamu, ya?"

"Aye Aye Captain!"

"See ya."

"Wa'alaikumsallam"

Dan Reno hanya terkekeh mendengar suara ceria kekasihnya sebelum menutup panggilan tersebut. Reno menatap ke layar handphone nya yang menampilkan wajah tersenyum Dira yang ia potret dari samping wajah wanita itu, perlahan mulai menghitam, sedari ia menelfon Dira tadi, ia sedang duduk di bangku yang disediakan oleh Airport. Reno melihat orang banyak berlalu lalang disana. Ia merasa ada yang aneh hari ini. Dia tidak setenang biasanya.

Setelah kurang lebih sepuluh menit hanya menatap kedepan, Reno akhirnya bangun untuk menuju kerumahnya, menenangkan fikiran dengan segelas kopi ditaman belakang rumah sepertinya terdengar menyenangkan.

***

Dira menatap layar handphonenya yang perlahan mulai menghitam, hanya diam, diam memikirkan sifatnya yang harus berlakon seolah tidak terjadi apa-apa diantara dirinya dan Reno. Memang tidak. Tapi ia yang merasa bersalah karena membohongi Reno.

Widya datang dan menepuk bahu Dira pelan "Sarapan yuk. Lo lesu banget. Bukan sarapan sih, ini namanya Break Lunch atau Brunch singkatnya."

Dira menoleh sekilas sebelum berkata "Gak laper, lo aja sana. Gue nitip air mineral dingin aja."

"Serius? Biasanya lo yang paling seneng kalo diajak makan."

"Kan gue bilang gue gak laper."

Widya yang paham bahwa temannya ini sedang tidak ingin didebat hanya menjawab "Okey. Tapi, lo harus bisa bedain mana masalah pribadi mana kerjaan. Jangan larut terus. Tuh ada pasien dateng."

Dan Dira harus kembali kepada tanggung jawab terbesar nya. Melayani pasien dengan setulus hati dan sekuat kemampuannya. Tidak perduli seperti apa keadaan dirinya sendiri.

Unintentional | ✔Where stories live. Discover now