[23] Kangen Duluan

41.2K 3K 20
                                    

Dira sedang duduk istirahat di kantin Rumah Sakit saat ini, menikmati segelas Mochaccino Ice Coffee dan juga kentang goreng nya. Siang ini cukup cerah. Dengan matahari yang berada diatas langit, juga banyak orang yang berlalu lalang disekitarnya.

Sudah lama sekali sejak terakhir kali Dira duduk sendiri dan memperhatikan keadaan sekitarnya. Apalagi, akhir-akhir ini ia akan selalu ditemani Reno, Widya, atau Anes sekalipun. Setidaknya, selalu ada yang duduk menemaninya, kecuali saat ke kamar mandi dan Apartementnya tentu saja.

Dira suka mengamati keadaan sekitar, karena dengan hal itu Dira bisa sedikit mempelajari pola sikap seseorang atau sekelompok orang.

Handphone yang ia letakan diatas meja berbunyi menandakan ada notifikasi pesan masuk.

Sandi Abraham : Dir, aku mau ketemu.

Dan Dira tidak membuka pesan itu sama sekali.

Sandi Abraham : Dir, ayolah. Aku cuma mau minta maaf.

Masih belum berniat membaca.

Sandi Abraham : Abis itu aku gak akan ganggu kamu lagi.

Dira mulai bimbang. Memang, semenjak hari dimana ia bertengkar dengan Reno, laki-laki ini tidak berhenti-berhentinya mengganggu Dira. Hanya meminta bertemu untuk meminta maaf, sih. Tapi Dira kan sudah malas sekali berhubungan dengan laki-laki ini.

Namun, kalau Dira membiarkan Sandi mengganggunya terus. Maka kepala Dira akan pecah dengan sendirinya.

Andira Afsheen : ok.

***

Dira sedang dalam perjalanan menuju Rumah Reno untuk menjemput laki-laki itu dan mengantarnya ke Airport. Ya, Reno sudah mengatakan kepada Dira kemarin bahwa ia akan pergi ke Singapore untuk tiga hari kedepan, untuk bertemu dengan teman lamanya yang ingin bekerja sama.

Dira tidak mengerti, ada apa, sih antara laki-laki dan bisnis mereka? Dulu, Dira mengira hanya para lelaki di cerita-cerita fiksi yang ia baca yang mencintai bisnis mereka. Ternyata, di dunia nyata pun seperti itu.

Dira mengenakan kaus putih polos bertuliskan 'Slay Girl' dan jaket kulit warna coklat tua yang senada dengan warna rambutnya, ditambah dengan jeans berwarna biru pudar dan sepatu boots heels coklat tua nya, rambutnya yang digerai asal menambah kesan santai penampilannya hari ini. Casual as always.

Jadi, tadi setelah ia pulang dari Rumah Sakit, ia langsung bersiap-bersiap untuk mengantar Reno ke Airport. Laki-laki itu mengambil jam lima sore untuk jadwal penerbangannya.

Setelah sampai di rumah Reno, Dira menyuruh supir taksi untuk menunggunya sebentar, setelah itu Dira langsung masuk dan disambut oleh Reno secara langsung.

"Lho, bibi kemana?" Tanya Dira seraya memasuki ruang tamu Reno.

"Bibi aku kasih libur dulu, sekalian kan aku juga mau ke Singapore."

Dira hanya menganggukan kepalanya tanda bahwa ia mengerti, lalu seketika tubuhnya dibalik dengan lembut oleh Reno, mata laki-laki itu menatap tepat diiris coklat gelap Dira dan tangan nya menangkup pipi Dira "I miss you already."

Dira tersenyum lembut dan mengusap tangan Reno yang berada disisi wajahnya "I miss you already too. But you have to go, right?"

Kemudian yang Reno lakukan sebagai jawaban adalah memeluk tubuh Dira seerat yang ia bisa, menenggelamkan wajah nya di rambut Dira dan menghirup aroma gadis itu sebanyak-banyaknya. Demi apapun, Reno akan menyelesaikan urusan nya dan kembali ke Jakarta secepat mungkin.

Unintentional | ✔Where stories live. Discover now