[30] Lamaran Pribadi

35.4K 3.1K 32
                                    

Setelah kemarin menghabiskan waktu dengan Dira dan juga sekaligus melamar nya, hari ini Reno berencana pergi kerumah Dira dan melamar secara pribadi kepada Ayah Dira. Tanpa sepengetahuan gadis itu tentunya. Baru setelah itu ia akan mengajak orang tuanya untuk bertemu orang tua Dira.

Bukannya apa-apa, Reno hanya ingin meminta Dira secara pribadi kepada walinya dan berbicara sebagai seorang laki-laki yang bertanggung jawab kepada anak perempuan seseorang.

Biar bagaimanapun, Dira adalah anak perempuan yang menjadi Putri Raja dirumahnya. Maka harus seorang Pangeran pemberani pula yang melamarnya.

Tunggu, kenapa Reno jadi ngaco begini? Ah, ini pasti efek samping dari rasa gugup yang mendera dirinya saat ini.

Reno mengenakan Kemeja batik berwarna coklat gelap dan celana bahan hitamnya. Setidaknya ia harus tampil rapih, kan?

Reno juga sudah menyiapkan apa-apa saja yang akan ia bicarakan kepada Ayah Dira nanti.

Saat ini Reno sudah berada di tol menuju ke arah Bandung, jalan tidak terlalu padat. Tapi ramai. Mungkin sekitar satu atau satu jam setengah lagi ia akan sampai di kediaman Calon Mertua nya.

Tidak salah kan apa yang Reno ucap tadi?

***

Dira tengah berjaga di nurse station saat ini. Melihat keadaan Rumah Sakit yang seperti biasa. Banyak orang berlalu lalang. Dira baru saja selesai menangani pasien DBD atau biasa disebut Demam Berdarah.

"Hai Dokter Dira, ada apa nih? Aura nya aura bahagia banget." Ah itu dia, perawat yang dari awal memang mengetahui kisahnya.

"Iya nih, Nes. Lagi seneng."

"Kenapa tuh, Dok? Dapet jatah ya?"

Dira mendongak dari kertas status pasien yang sedang ia tulis, menatap Anes seolah kepala perempuan itu sudah terbelah menjadi dua "Kamu itu. Suka ngejeplak kalo ngomong."

"Hehehe, damai Dok." Jawab Anes seraya mengacungkan jarinya membentuk angka dua.

Dira hanya tersenyum manis dan kembali melanjutkan pekerjaan nya menulis status pasien.

"Kenapa sih Dok? Senyam-senyum mulu."

Dira meletakkan pulpen nya, menatap Anes dan berkata "He told me 'Will you marry me?' And then i said 'Yes i will'."

Anes terdiam sejenak dan sepersekian detik selanjutnya ia memekik senang "JADI DOKTER UDAH RESMI?"

Dira memberi kode agar Anes memelankan suaranya, tidak etis jika mereka terlalu senang sekarang. "Iya, Kemarin malam dia lamar Aku. Nanti dia mau ngabarin orang tuanya dan kita bakal lamaran resmi. Aku seneng banget, Nes."

Anes tersenyum hingga matanya membentuk buan sabit "Wah, Congratulations for both of you. Pokoknya aku mau jadi braidsmaid nya ya..."

Dira tertawa renyah dan menyelipkan sedikit rambutnya ke telinga "Hahaha.. Gampang itu mah. Di doa'in aja biar lancar."

"SIAP 86!!!"

***

Pukul 10:15 AM.

Reno sudah berada di kediaman Dira di Bandung saat ini, tengah menunggu pintu coklat tua itu terbuka untuknya.

"Assalamu'alaikum Tante..." Sapa Reno saat Ibu Dira membuka pintu nya.

Ibu Dira yang bernama Raline tersenyum ramah dan mengajak Reno untuk masuk ke dalam "Wa'alaikumsallam. Eh ada Reno. Ayuk nak masuk sini."

Unintentional | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang