Epilog

69.6K 4.2K 313
                                    

Seorang gadis berbalut jas putih kebanggaannya nampak menelusuri rumah sakit tempat ia mengabdikan jasanya. Setelah resmi menyandang spesialis bedah yang baru saja ia dapati di usia 26 tahun.

dr. Charlotte Megan Sp.B

Tertera sebuah name tag di saku jasnya yang putih bersih, wajahnya terlihat berseri dan jantungnya berdegup tak karuan. Sebab ia akan menemui seseorang yang selalu ia rindukan, tiap detik. Aiden, calon suaminya.

Ya! Aiden sudah resmi melamar Megan sebagai calon istrinya setelah Megan berpulang dari Palestina, Aiden harus menanti Megan bertugas 6 bulan lamanya. Selama itu juga ia selalu khawatir dengan kondisi Megan. Bersyukurlah Megan pulang tanpa kekurang sedikitpun itu, berkat tugasnya disana, Megan mendapatkan predikat dokter bedah terbaik.

Saat Megan melihat Aiden berdiri dengan pakaian formalnya. Aiden langsung menyambut kedatangan Megan dengan cara merentangkan tangannya dan tersenyum manis. Megan langsung mengampiri Aiden dan menerima sambutan Aiden.

"Kangen." Ucap Megan sambil menghirup parfum Aiden yang sangat ia sukai.

"Sama." Balas Aiden mengecup puncak kepala Megan.

Setelah puas berpelukan, Aiden merenggakan jarak mereka. Tangannya terangkat merapihkan rambut Megan, lalu turun ke pipi chubby calon istrinya.

"Cantik amat sih, aku suka deh kalau kamu pake jas dokter gini. Keliatan seksi." Ucap Aiden yang membuat Megan tersipu malu. Walaupun sudah hampir delapan tahun berpacaran, Megan masih tidak bisa menahan malu jika Aiden memujinya.

"Seksi dari mananya ya? Aku gendutan, berat badan aku naik 3 kilo, gak mungkin seksi!"

"Gapapa gendutan, aku makin gemes." Aiden tanpa sungkan mengecup pipi Megan di depan umum.

"Emang kamu gak malu punya calon istri yang gendut?" Tanya Megan yang tangannya masih melingkar dipinggang Aiden.

"Mau kamu segede kuda nil juga, aku tetep cinta Mahal."

Mendengar ucapan Aiden membuat Megan secara spontan menepuk lengannya.

"Ya gak segede itu juga." Megan mengerucutkan bibirnya. Bukan Aiden kalau tidak bisa membuat Megan kembali tersenyum, mengingat sifat Megan yang tidak bisa marah.

"Kamu udah selesai kerjanya?" Tanya Aiden.

"Udah kok, tadinya aku mau keruangan ngambil tas terus lepas jas dulu. Eh ada suster yang ngasih tau kalau kamu dateng, yaudah aku langsung samperin."

Aiden lansung tersenyum lebar mendengar penuturan Megan.

"So sweet banget sih." Aiden menangkup pipi Megan lalu menggetarkannya. Megan hanya bisa terdiam dengan aksi Aiden, baginya ini tidak apa-apanya. Kalau dibandingkan kebiasaan Aiden yang suka mengigit pipinya.

Hari ini sengaja keduanya melonggarkan waktu sore untuk fitting baju pernikahan, sebab waktu mereka hanya tersisa dua bulan untuk sampai hari H. Seperti biasa, semua sudah diatur oleh W.O kenalan Julieta, mereka hanya memilih dan selebihnya tugas W.O.

Setelah menikah, Aiden tetap mengizinkan Megan kerja sebagai dokter. Tetapi dengan syarat, jadwal kerjanya harus diatur. Tidak seperti sekarang, Megan sering pulang larut dan berangkat pagi buta. Aiden ingin setelah menikah, Megan berangkat kerja kalau ia sudah berangkat dan pulang sebelum ia pulang. Terkecuali dalam keadaan darurat, Aiden sudah mengerti.

"Yaudah kamu tunggu dimobil, aku mau ke ruangan dulu." Ujar Megan.

Aiden mengangguk.

Megan melepas tangannya dari pinggang Aiden, lalu memutar tubuhnya menuju ruangan. Baru lima langkah ia berjalan, suara Aiden membuatnya berhenti.

You Are My Decision [Selesai]Where stories live. Discover now