YAMD #20

47.2K 4.1K 259
                                    

Gaisss coba baca sambil buka mulmed, wkwkwk😂😂😂
------

Megan dan Aiden berjalan di canopy yang terbuat dari tali temali yang dirangkai membentuk jembatan dengan alas alumunium dengan panjang 100 meter dan tinggi sekitar 25 meter.

Tangan Megan tidak lepas dari genggaman Aiden, ia menjaganya di setiap langkah untuk menelurusi jembatan tersebut.

"Aiden, udah ya jangan kesana. Aku takut ini tinggi banget." Ucap Megan yang matanya mulai berair karena ia sedikit memiliki acrophobia. Di tambah saat ia melihat ke bawah, banyak tumbuhan blukar tumbuh dengan subur di sana dan kemungkinan banyak hewan liar, salah satunya ular.

"Gapapa, gak enak kita udah di tungguin di sana." Ujar Aiden menghapus air mata Megan yang sudah menetes dan ia melihat kesebrang, ternyata teman-temannya sudah mulai masuk ke rumah pohon dan meninggalkan dirinya bersama Megan.

"Yaudah kamu susul mereka, aku mau balik ke penginapan." Megan melepaskan tangannya dari Aiden, kemudian memutar balik tubuhnya. Baru ia beberapa kali melangkah, jembatan tersebut goyang karena langkahnya yang terlalu gusar.

Dengan cepat ia jongkok kemudian berpengang erat dengan tali dan menangis sejadi-jadinya.

Pikirannya sudah berkecamuk dengan apa yang akan terjadi jika tali jembatan ini putus, dipastikan nyawanya akan melayang atau tubuhnya yang mungil akan di makan binatang buas.

Tidak lama ia merasa bahunya tersentuh dan membantunya untuk berdiri. "Heii udah ya, ada aku di sini. Kamu gak akan kenapa-kenapa." Gumam Aiden yang menopang tubuh Megan dengan cara memeluknya.

Aiden mengusap punggung Megan dan perlu beberapa menit untuk menanti Megan menghentikan tangisnya. Bahkan di pelukan Aiden, Megan mencengkaram jaketnya dengan erat.

Setelah tangisan Megan mereda, Aiden baru melonggarkan pelukannya dan menghapus lagi air mata Megan dengan lembut.

"Aku takut." Ujar Megan sambil sesegukkan.

"Gak usah takut, I'm here, beside you. Lagipula jembatan ini udah desain sebaik mungkin. Liat aja talinya juga masih bagus." Ujar Aiden memperlihatkan tali yang tepat di sisinya pada Megan.

"Kamu belum tentu sama aku terus." Ucap Megan yang sudah lebih baik setelah Aiden memberikan air minum.

"Kok ngomongnya gitu?"
"Ya, kamu kan sibuk sama cewe-cewe."
"Tau dari mana?"
"Feeling."

Aiden terkekeh mendengar jawaban Megan.

"Kalau gitu, feeling kamu salah." Simpulnya menyubit pipi Megan dengan gemas. "Udah ya, jangan takut. Kamu punya seorang Aiden yang siap siaga menjaga kamu." Goda Aiden dan membuat seulas senyum terlukis di wajah Megan.

"Masa sih?" Tanya Megan mendekatkan wajahnya pada Aiden dan secara reflek tangan Aiden melingkar di pinggang ramping Megan.

"I never lie." Jawab Aiden menatap dalam mata Megan yang abu-abu.

"I believe you." Bisik Megan dan wajah mereka semakin dekat.

Tanpa sadar Megan sudah menutup matanya saat kening mereka bertemu, tangan Aiden yang melingkar di pinggang Megan semakin mendorongnya untuk menghilangkan jarak mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa sadar Megan sudah menutup matanya saat kening mereka bertemu, tangan Aiden yang melingkar di pinggang Megan semakin mendorongnya untuk menghilangkan jarak mereka. Terpaan nafas dapat mereka rasakan satu sama lain, entah siapa yang mulai. Bibir mereka sudah saling bersentuhan, awalnya hanya sebuah kecupan ringan, namun semakin lama berubah menjadi gigitan lembut. Aiden melakukan itu untuk meminta Megan agar mengizinkannnya untuk menjelajahi setiap inci bibirnya yang terasa manis.

Tanpa di duga, Megan membuka mulutnya dan bagi Aiden itu adalah peluang, dengan lihai Aiden menelusuri lidahnya di sana.

Saat itu juga Megan langsung melingkarkan tangannya di leher Aiden dan nafasnya berderu mencari pasokan oksigen yang mulai habis.

Degup jantung mereka sama-sama berdebar, darah mereka berdesir dan sebuah titik kenyamanan sudah mereka temukan di sana.

"CUTTTTT!!!!" Pekik Om Jaya secara tiba-tiba, membuat keduanya terlonjak kaget dan otomatis ciuman itu berakhir dengan tragis.

Mereka baru menyadari, ternyata apa yang baru mereka lakukan adalah sebuah adegan. Om Jaya dan kru bertepuk tangan dan mereka tampak puas dengan chemistry keduanya.

Aiden dan Megan menjadi gugup, mereka melihat beberapa orang yang berada di sebrang, teman-temannya menonton dari atas rumah pohon, termasuk Elina.

"Gimana rasanya ciuman??" Sahut Gama dengan wajah menggodanya.

"Lo gak liat? Mereka sampe engap?!!" Timpal Justin tang terbahak melihat wajah Aiden dan Megan yang sulit di deskripsikan.

"Akting kalian mantep pol!!!" Puji Nichole dengan mengacungkan kedua jempol tangannya.

Aiden melirik Megan yang wajahnya sudah memerah, apalagi bibir Megan yang terlihat lebih besar dari sebelumnya.

Di atas rumah pohon, Justin, Nichole dan Gama meledek keduanya. Sedangkan Elina mencoba menahan perih di hatinya, ia mencoba untuk tidak cemburu. Namun sayang, ia tidak bisa.

"Eh, btw itu tadi mereka akting?" Tanya Gama sedikit membisik pada Justin.

"Gue rasa bukan."

#TBC
Fixxx gue payah bikin adegan ciuman wkwkwk😂😂😂. Abaikan typo yang bersebaran. Jangan lupa vomment ya❤❤

You Are My Decision [Selesai]Where stories live. Discover now