YAMD #6

54.4K 4.2K 81
                                    

Pagi ini Megan terlihat sudah siap untuk pergi ke sekolah, ia turun dari kamar menuju ruang makan, dimana keluarganya selalu berkumpul untuk sarapan. Namun ketika dirinya telah tiba di ruang makan, ia tidak menemukan siapapun di sana.

"Mama, Kak Kev, Elina. Kalian gak sarapan?" Panggil Megan dengan suara yang sedikit keras.

Ia tidak mendengar ada sahutan sama sekali, saat ingin mengambil susu di kulkas. Ia menemukan sebuah secarik kertas yang ditempel menggunakan magnet.

For Megan.
Mama pagi ini sedang mengurus sekolah Elina yang lama, Kak Kevin tadi subuh sudah terbang ke Singapura. Kamu ke sekolah di antar sama Pak Lutfi ya.

Enjoy your breakfast
-Mama-

"Eh Nona, Pagi Non." Sapa seorang pembantu yang baru saja memunculkan dirinya.

"Pagi." Jawab Megan mengambil susu kemudian menuangkannya ke dalam gelas.

"Nona, hari ini Pak Lutfi mengantar, Non. Soalnya Non Elina sama Nyonya lagi ke sekolah Non Elina, terus Den Kevin sudah berangkat tadi subuh ke bandara." Ucap Susi selaku pembantu di rumah ini yang baru kemarin kembali setelah seminggu di kampungnya.

"Iya, Mama udah kasih tau kok." Ia meneguk susunya sedikit demi sedikit.

"Dimakan, Non." Titah Susi memberikan roti isi cokelat yang baru saja ia buatkan untuk Megan.

"Makasih." Megan menerima rotinya, "aku berangkat ya, Bi!" Pamitnya mengambil tas yang ia letakan diatas kursi.

"Iya Non, hati-hati."

Megan mengangguk kemudian berjalan menuju teras dan melihat sebuah mobil sedan terparkir dan Lutfi selaku sopirnya sudah membukakan pintu untuknya.

"Pagi, Non." Sapa Lutfi dengan sopan.

"Pagi, Pak." Balas Megan yang kemudian masuk ke dalam mobil itu dan tak lama mobilnya melaju meninggalkan rumah.

Sifat Megan yang ramah dan lembut membuat para pekerja di rumahnya tidak sungkan untuk menegur ataupun berbincang dengannya, bahkan mereka sama sekali tidak pernah mendengar Nonanya berkata kasar ataupun tinggi. Walaupun di salah satu mereka melakukan kesalahan, ia tidak pernah marah sedikitpun.

Tidak lama Megan tiba di depan gerbang sekolahnya dan melihat Lutfi ingin keluar dari mobil tetapi ia tahan, "Pak Lutfi gak usah turun, aku bisa kok buka pintunya." Ucap Megan.

"Tapi Non---"

"Udah gak apa-apa, hati-hati di jalan ya Pak." Titah Megan sebelum ia menutup pintu mobilnya.

Ia langsung melangkahkan kakinya masuk ke gerbang sekolah, baru beberapa langkah ia masuk ke area sekolah. Suara riuh menghampirinya.

"Megan, titip ya buat Aiden."
"Ini juga, jangan sampai gak di kasih lho."
"Salam buat Aiden dari Tika."

Untuk kesekian kalinya, ia kembali terdorong dan dikerubungi seperti ini.

"Iya nanti aku kasih, tapi jangan dorong-dorong." Ucap Megan mengambil satu persatu hadiah yang mereka kasih, saat ia ingin mengambil sebuah kotak berwarna biru. Tiba-tiba ada yang menarik tangannya dengan kasar dan ia mendapatkan sebuah cakaran.

You Are My Decision [Selesai]Where stories live. Discover now