YAMD #44

50.1K 4.5K 274
                                    

Suasana ruang tunggu ICU menjadi tegang. Aiden, Piter, Molly, dan Elina sedang menanti hasil pemeriksaan Megan. Setelah Megan dinyatakan sadar, Aiden harus keluar karena Julieta membutuhkan konsentrasi tinggi untuk memeriksa Megan lebih lanjut.

Aiden ingat saat mata indah itu terbuka, betapa bahagiannya mata yang sudah ia rindukan dapat ia lihat lagi.

"Aiden." Ucap Megan dengan sangat pelan, ketika matanya sudah terbuka dengan sempurna.

"Iya, ini aku. Apa yang kamu rasain? Bilang sama aku." Tanya Aiden mengusap kepala Megan penuh perhatian.

"Sakit." Lirih Megan.

"Apanya?" Tanya Aiden dengan panik saat mendengarnya dan ia melihat wajah Megan yang seperti menahan sakit.

"Semuanya." Megan melepaskan oksigen yang bertengger selama seminggu dihidungnya dan Aiden dengan gesit membantunya.

Tidak lama pintu ICU terbuka yang menampakkan Julieta datang bersama timnya.

"Puji Tuhan, kamu sudah sadar Megan." Pekik Julieta terdengar bahagia, beliau langsung memeriksa kondisi Megan mulai detak jantung hingga tekanan darah. Semua menunjukkan angka normal.

"Oma seluruh tubuh Megan sakit, kenapa bisa begitu?" Tanya Aiden. Julieta tersenyum pada cucunya, sebegitu khawatirnya Aiden pada Megan.

"Tenang saja Aiden, itu terjadi karena tubuh Megan selama seminggu tidak ada pergerakan sama sekali, itu yang menyebabkan seluruh otot dan sendinya menjadi kaku." Julieta sambil menekan beberapa bagian tubuh Megan untuk memastikan semua sarafnya baik-baik saja.

Saat dibagian kaki, Julieta mengarahkan Megan untuk menggerakan kakinya. Ternyata Megan sama sekali tidak bisa melakukannya. Julieta mulai curiga, ditekan ibu jari kaki Megan dengan kuat, agar ia merasa kesakitan.

"Sakit?" Ujar Julieta dengan penuh was-was.

Megan menggeleng.

"Aiden kamu tunggu diluar, Oma harus periksa Megan lebih intensif." Ujar Julieta yang ia takutkan akan terjadi.

Dan disinilah Aiden duduk menanti kabar selanjutnya dengan degup jantung yang tak kunjung normal.

Ruang tunggu mulai kedatangan, Sydney, Maulina, dan Kevin beserta Sandra. Setelah mereka mendapatkan informasi ini, mereka lansung meluncur ke rumah sakit. Bahkan Kevin menunda rapatnya, demi mengetahui kondisi Megan.

Setengah jam mereka menanti, sampai akhirnya Julieta keluar dengan raut sulit diartikan.

"Ma, gimana kondisi Megan?" Tanya Piter.

Julieta harus mengabarkan kondisi Megan, ia tidak tega memberitahunya. Ketakutannya terjadi. Ditarik nafasnya dalam-dalam sebelum ia memberikan informasi ini.

"Sum-sum tulang belakang Megan mengalami cidera yang--" jedanya, "menyebabkan Megan lumpuh sekitar pinggang hingga kaki."

Kaki Aiden terasa lemas, ia pikir semua keterpurukannya akan usai saat ini. Nyatanya? Ini belum berakhir, Tuhan masih ingin menguji kesabarannya.

"Ini apalagi Tuhan." Aiden mengusap wajahnya dengan kasar, ia mulai frustasi dengan keadaan sekarang.

"Megan bisa sembuhkan kan?" Tanya Kevin.

"Bisa, menjalani terapi dengan jangka waktu yang tidak sebentar."

"Berapa lama?" Timpal Maulina.

You Are My Decision [Selesai]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora