YAMD #11 (Si Peganggu)

53.4K 4K 184
                                    

Dug
Dug
Brak!

Satu bola berhasil masuk ke ring dengan mulus, Gama lah yang mencetak poin dan membuat skor timnya semakin unggul.

Kali ini anggota timnya merasa ada yang aneh dengan Aiden, sudah seminggu ini ia terlihat murung, kalau di tanya hanya bergumam bahkan mengabaikan lawan bicaranya.

"Aiden, fokus!!!!" Teriak Coach Gino, pelatih basket di sekolahnya. Aiden hanya mengacungkan jempol sambil menghapus peluh keringat yang membanjiri daerah keningnya.

"Lo kenapa sih? Tiga hari lagi kita tanding, lo harus serius latihannya. Keluarin dong skill lo, liat tuh Coach dari tadi marah, gara-gara lo gak fokus!!" Ucap Gama setelah mereka dalam posisi defense sambil menepuk bahu Aiden dengan tujuan memberikannya semangat.

"Sorry." Jawab Aiden yang membetulkan headband-nya.

Matanya yang tajam tak sengaja melihat dua anak manusia yang sedang berjalan di koridor sekolah, mereka terlihat bahagia bahkan si cowo sempat mengusap kepala si cewe lalu merangkulnya dengan mesra. Tanpa sadar tangannya mengepal kuat, deru nafas semakin kencang dan ia menggeretakkan rahangnya yang kokoh.

"Shit!" Umpatnya, pandangnya langsung menuju seseorang yang sedang menggiring bola ke daerah kawasannya, dengan penuh amarah ia merebut bola itu, kemudian menggiringnya ke daerah lawan.

Dengan sekuat tenaga ia melempar bola dengan posisi berdirinya jauh dari garis three-point.

Brak!!

Bola itu berhasil masuk ke dalam ring dan membuat teman-temannya heran dengan permainan Aiden kali ini. Terlihat emosional dan nafsu, walaupun bolanya selalu masuk ke dalam ring.

Prit!
Prit!

Suara pluit membuat mereka menghentikan permainan basket ini, Aiden dan tim menghampiri Coach yang sedari tadi teriak-teriak memberikan arahan.

"Aiden, kamu kenapa?" Tanya Gino setelah mereka semua berkumpul membuat satu lingkaran.

Aiden hanya terdiam, bahkan ia sangat malas membuka mulutnya walaupun hanya sesenti.

Gino hanya menghela nafasnya, percuma ia berbicara seketus apapun, sekaras apapun dan setegas apapun, kalau Aiden tidak akan meresponnya.

"Iya Den, gak di kelas gak di lapangan lo diem mulu."

"Betul, kalau emang ada masalah jangan bawa-bawa ke lapangan."

"Lo kapten di sini, seharusnya lo profesional."

Itulah teguran dari anggota timnya dan lagi-lagi ia hanya bungkam. Matanya menyiratkan kalau ia tidak nyaman dengan situasi saat ini.

Sebenarnya sedari tadi ia diam, karena ia sedang mencoba menetralkan emosinya, entah kenapa emosinya kali ini benar-benar ingin meledak saat ia melihat dua manusia tadi.

Biasanya jika ia dalam emosi seperti ini, ada sebuah sentuhan yang berada di lengannya kemudian mengusapnya dengan lembut dan mengatakan. "Udah ya jangan marah lagi."

Kali ini gadis yang biasanya melakukan itu sedang menikmati masa transisi pacaran, seminggu lalu sekolah geger saat lapangan di isikan oleh banyak murid yang membawa beberapa tangkai bunga, benner dan balon berbentuk hati.

You Are My Decision [Selesai]Where stories live. Discover now