[32] Annyeong

1.9K 132 15
                                    

*udah lama nunggu ya? maaf :|*

***

Kaki itu melangkah begitu cepat saat Dahyun melihat sebuah gedung yang sangat ia kenali. Ia berjalan begitu elegant di koridor gedung salah satu agensi ternama. Kacamata hitam menghiasi matanya, sehingga orang-orang yang melewatinya tak mengenali dirinya sama sekali. Bibir merahnya tertarik setiap kali orang-orang yang ia lewati menunduk padanya. Siapa yang tahu di balik kacamata hitam itu, butiran air mata demi sedikit turun mengenai pipi putih mulusnya.

Kenangan demi kenangan begitu teringat saat-saat ia melewati koridor gedung itu. Koridor yang dulunya sering ia injakin. Yang selalu berlari di koridor-koridor ini. Ingatan itu jelas sekali. Ia begitu rindu masa-masa itu. Dimana ia bisa mengerjai orang-orang tanpa bersalah lalu berlari seraya mengeluarkan tawa jahat.

Kakinya mulai melangkah menaiki anak tangga satu persatu. Sebenarnya ia bisa menaiki lift dengan mudah, tapi ia ingin mengenang masa-masanya dahulu.

Kakinya berhenti melangkah saat tak sengaja matanya menangkap sebuah pintu bertulisan.

GOT7

Dalam hati ia tertawa kecil.

Apa dia ada di dalam?

Kepalanya segera menggeleng. Kemudian ia kembali melangkah menaiki anak tangga.

Langkahnya kembali berhenti saat tak sengaja ia melewati pintu dengan tulisan.

TWICE

Oh ayolah itu hanya masa lalu.

Dahyun kembali menggeleng. Segera ia menghapus air matanya, sebelum make up-nya rusak karena air mata kesedihannya. Ia menarik nafasnya lalu menghembuskannya perlahan.

"Nuguseyo?"

Dahyun menoleh mendengar sebuah suara dari atas tangga sana. Bibir merahnya tertarik, ia melepaskan kacamata hitamnya lalu melambaikan tangannya pada pemilik suara itu.

"Dahyun-ah?!"

"Omo! You're back!!"

"PD-NIM!!"

Dengan sepatu hitam berhak tinggi itu, Dahyun berjalan cepat mendekati anak tangga itu. Pria tua yang menanyainya buru-buru menuruni anak tangga itu satu persatu.

"Dahyun-ah... ini kau?"

Dahyun mengangguk antusias. "Ne PD-nim!"

"Kenapa kau tak bilang akan datang? Aku akan menjemputmu! Bagaimana bisa—astaga kau begitu banyak berubah sampai aku tak mengenalimu" cerocos JYP PD-nim.

Dahyun tertawa kecil melihat JYP PD-nim yang terlihat antusias menyambut kedatangannya.

"Kita perlu berbicara!"

***
"Ceritakan pengalamanmu"

Setelah mereka sampai di ruangan JYP PD-nim, PD-nim langsung membuka percakapan itu.

Dahyun terkekeh kecil. "Pengalaman apa PD-nim?"

JYP PD-nim berdecak. "Tentu saja saat kau berada di US selama bertahun-tahun"

Dahyun mengedikkan bahunya. "Tak ada yang menyenangkan PD-nim. Semuanya datar. Aku selalu di apartemen tak bisa keluar sedikitpun takut ada paparazzi, Mark pun melarangnya. Mark juga jarang pulang selama aku hamil"

JYP PD-nim mengangguk mengerti. "Kasihan sekali dirimu. Tapi untung kau semangat menjalani hidupmu"

"Tentu. Demi buah hatiku"

JYP PD-nim menjadi teringat setelah mendengar perkataan Dahyun itu. "Dimana dia? Anakmu?"

"Aku sedang menitipkannya pada Jieun unnie"

JYP PD-nim mengerti. "Baiklah mari kita bicarakan karirmu"

Ini dia yang Dahyun tunggu-tunggu. Karir solo-nya!

JYP PD-nim berdehem sebentar. "Beberapa tahun yang lalu aku sudah berjanji akan membuatmu menjadi solo. Kau pun sudah resmi keluar dari Twice"

Dahyun mengangguk sambil tersenyum sendiri. Jantungya sudah berdetak kencang mendengar kabar bahagia yang keluar dari mulut JYP PD-nim.

"Jadi, aku berencana membuatmu solo bukan?"

Dahyun kembali mengangguk antusias.

JYP PD-nim terdiam sebentar.

"Apa anakmu tak apa?"

Dahyun menggeleng. "Aku berusaha untuk membagi waktu dengan anakku nanti"

JYP PD-nim mengangguk sambil tersenyum dengan sikap Dahyun yang mulai dewasa itu.

"Aku sudah menyiapkan lagumu beberapa tahun yang lalu"

Dahyun terkejut mendengar hal itu. "Woah... jinjja? Daebak!"

JYP PD-nim mengangguk beberapa kali. "Ne! Aku serius. Setiap aku ada waktu, aku menyempatkan membuat lirik itu"

Dahyun bertepuk tangan sendiri sangking terlalu senangnya. "JYP PD-nim kau terhebat"

JYP PD-nim tertawa kecil. "Kau benar, aku hebat"

Dahyun mengangguk seraya menjulurkan jempolnya.

"Jadi, kau tinggal menghafal lirik yang sudah ku buat dan choreography dance-nya"

"Choreography dance? Sudah ada? Woah..."

"Kau tinggal menikmati saja Dahyun. Setelah itu kau kembali bersinar di atas panggung"

Dahyun tersipu mendengar hal itu.

"Kau tahu... penghasilan solo lebih banyak daripada group"

"PD-nim..."

***
"Ya... anak-anak denger semua"

Semua member GOT7 menatap Jonghyun malas.

"Saat keluar nanti jangan biarkan mereka menyentuh kalian sedikitpun. Jika iya, kalian akan habis. Seperti pada saat Jaebum, lengannya terluka karena cakaran penggemar kalian" jelas Jonghyun.

Jaebum mengangguk mengerti, karena ia sudah berpengalaman dan itu mengerikan untuk dirinya.

"Ne! Arasseo" seru Yugyeom.

Member GOT7 satu persatu turun dari mobil van hitam itu.

"KYYYAAA OPPAA!!"

Sambutan teriakan langsung menggema di luar gedung JYP itu. Member GOT7 mencoba tersenyum ramah dengan penggemar-penggemar mereka yang mencoba menerobos pengawal-pengawal yang menghalangi mereka.

Jaebum mencoba menjaga jaraknya saat salah satu penggemar ingin menarik bajunya, ia takut kejadian lalu terulang lagi.

Mark melambai seraya tersenyum ramah pada penggemar-penggemarnya dan itu berhasil membuat mereka histeris seperti keserupan. Yugyeom mencoba menyalami satu-satu penggemarnya.

Jonghyun yang berdiri di belakang mereka memandang Yugyeom berdecak menggeleng. "Ternyata dia ingin mencari mati"

Jinyoung pun ikut memberikan senyumnya begitupun Youngjae. Jackson mencoba tebar pesona dan Bambam yang berjalan paling depan melambai pada setiap penggemarnya bak model papan atas. Tapi itu berhasil membuat penggemar-penggemar itu semakin menggila.

"BAMBAM OPPA!!"

"Ne..." Bambam menunduk tersenyum pada pemilik suara melengking itu.

Bambam terus berjalan. Ia memandang sekitarnya yang penuh dengan IGOT7. Tiba-tiba saja tak sengaja pandangannya tertuju pada seorang wanita yang berjalan ingin keluar dari gedung itu. Matanya mengikuti wanita itu yang mulai berjalan keluar dari pintu gedung JYP itu. Ia merasa tak asing dengan wanita yang memakai topi bundar hitam itu, seperti ia kenal.

***
Dahyun tersenyum sendiri dan tetap berjalan di keramaian yang tidak jelas untuknya. Matanya terus menengok sang suami yang selalu tersenyum ramah pada penggemarnya, ia sama sekali tak cemburu, karena ia juga akan seperti itu.

Pada saat bersamaan Mark menengok kearahnya. Pria itu menyempatkan mengedipkan matanya sebelah dan berbisik saat saling melewati.

"Tunggu aku bee"

Dahyun tersenyum kecil. Ia menarik topi hitam bundarnya semakin menutupi wajahnya.

***
"Jadi?" Mark menarik alisnya satu seraya tersenyum.

Dahyun menggertakkan gigi-giginya seperti geram dengan sesuatu. "Aku akan debut!"

Dahyun langsung memeluk Mark begitu erat sangking bahagiannya dirinya. Mark terkekeh, ia membalas pelukan itu. "Cukkhae bee"

Dahyun mengangguk dalam pelukan itu. Ia menarik dirinya menatap Mark. "PD-nim sudah menyiapkan lagu untukku, dia begitu baik"

Mark mengangguk. "Ne majja"

"Kapan kau mulai latihan?"

Dahyun diam sebentar berpikir. "PD-nim katakan besok aku harus datang lagi, tapi tanpa sepengetahuan orang-orang"

Mark mengangguk mengerti.

"Aneh sekali, kenapa aku masih di sembunyikan?"

Mark mengedikkan bahunya. "Mungkin PD-nim punya kejutan"

"Mungkin juga"

"Ah... besok kau ada latihan atau tidak?" tanya Dahyun.

"Ada"

"Bisakah aku datang bersama Sam?"

Mark mengangguk cepat. "Tentu. Aku juga merindukan Sam"

"Aku juga"

Jika di tanya kemana buah hati mereka sekarang, ya sekarang sedang di titipkan pada Jieun. Kenapa? Karena hari ini ia tidak ada waktu, setelah ia kembali dari US, ia langsung menemui JYP PD-nim dan menitipkan Sam pada Jieun begitu saja. Dan tadi sore saat ia ingin meminta Sam kembali, Jieun malah meminta untuk bersama Sam satu malam saja, karena Jieun telah jatuh hati pada Baby Tuan itu. Jadilah, Dahyun terpaksa merelakannya. Satu malam tak masalahkan?

"Ah... kalian tidak tinggal di dorm lagi kan?" tanya Dahyun lagi.

Mark menggeleng. "Ani. Kami sudah termasuk boygroup lama, jika kami masih tinggal di dorm lagi, rookie-rookie akan dimana di tempatkan?"

"Ne, kau benar. Lalu apa Twice—?"

Mark langsung mengerti apa maksud Dahyun. "Twice? Mereka masih tinggal di dorm kalau tidak salah"

Dahyun menghela nafas. "Aku jadi merindukan mereka"

Mark tersenyum. "Sabar. Sedikit lagi pasti kalian akan bertemu"

"Ne. Aku akan terus bersabar"

***
"Sam what r u doing? Come on, kita hampir telat"

Dahyun mengayunkan tangannya menunggu Sam menggapai tangannya yang berjalan di belakang.

Sam berlari kecil menghampiri tangan sang ibu seraya tertawa kecil. "Sorry Mom" ujarnya dengan bahasanya yang sedikit cadel.

Dahyun langsung menggendong Sam. "Alright. Mom memaafkannya"

Sam hanya diam memegangi bola kecil berwarna hijau miliknya. Dahyun perlahan jalan dengan hati-hati karena menggunakan high heels hitam menuju mobil yang di depan sana.

TIN TIN TIN

"Asih" desis Dahyun kesal. Ia merutuki Jieun yang tak pernah sabaran.

Dahyun memasuki mobil itu. Ia menduduki Sam di pangkuannya. "Unnie kau tak sabaran"

Jieun berdecak lalu menancap gas dari apartemen itu.

"Kau begitu lama seperti ibu-ibu saja" dengus Jieun.

"Aku memang sudah menjadi ibu-ibu unnie" balas Dahyun dengan dengusan.

Jieun tiba-tiba jadi ingat. Ia hanya membulatkan mulutnya.

"Kita akan menemui PD-nim?"

Jieun berdehem. "Ne. PD-nim sudah menunggumu sedari tadi. Kau begitu lama"

Dahyun berdesis, Jieun selalu menyalahkannya. "Aku harus berdandan dulu"

"Kau benar. Kau harus terlihat berbeda. Jika jujur aku lebih suka gayamu seperti ini" ujar Jieun sebentar melirik Dahyun yang duduk di sebelahnya.

Dahyun memperhatikan dirinya sendiri. "Sekarang aku merasa tidak terlihat anak gadis lagi"

Semenjak ia telah menjadi seorang ibu, perlahan selera style-nya berubah. Yang dulunya ia sering menggunakan pakaian kebesaran, kini ia lebih senang menggunakan pakain yang pas dengan tubuhnya atau dress ketat. Lalu yang dulunya ia jarang menggunakan make up ataupun jika iya, pasti memoleskannya dengan tipis, kini berubah, setiap hari ia harus memakai make up, rasanya wajahnya terasa kosong jika tanpa make up. Bibirnya yang dulu hanya di lapisi lipgloss kini berganti dengan lapisan lipstick yang berwarna red dark, warna kesukannya sekarang. Yang juga dulunya ia tak pernah memakai high heels kini berubah, sekarang ia menjadi senang memakai high heels kemana saja, apalagi acara terpenting, karena rasanya ia sangat pendek tanpa high heels. Rambutnya yang dulu sering ia gerai begitu saja ataupun gulung asal-asal, kini ia lebih sering mengganti gaya rambutnya, atau meng-curly rambutnya.

Jieun memutar bola matanya malas. "Kau sudah menjadi seorang ibu Dahyun. Gayamu seperti ini pantas untukmu"

"Aku juga menyukai gayaku seperti ini" ujar Dahyun mengeluarkan kaca kecilnya dari tas bermerek itu.

"Mom..."

"Mmhh...?" Dahyun hanya berdehem tapi masih fokus memperhatikan wajahnya dari kaca kecil yang di pegangnya sekarang.

"Where Daddy?"

"Sebentar lagi kita akan menemuinya baby. Bersabarlah" Dahyun memasukkan kacanya kembali. Ia beralih menciumi Sam.

"U miss him?"

Sam mengangguk kecil. "Aku sangat merindukannya Mom"

"Oohh... my baby" Dahyun ikut memasang wajah sendunya melihat Sam menjadi murung. Ia memeluk Sam sesekali menciumi puncak kepala itu.

Jieun tersenyum kecil melihat adegan romantis itu. "Sam sudah lancar berbicara, waktu begitu cepat"

Dahyun hanya berdehem dan tetap memeluk Sam, mencoba sedikit menghilangkan kerindukan anaknnya itu pada suaminya.

***
Dahyun langsung memulai latihan bersama JYP PD-nim. Sam sengaja di titipkan pada Jieun agar konstrasinya tidak terganggu, jika anaknya itu berada dalam satu ruangan dengannya, yang ada dia malah lebih mementingkan memperhatikan Sam dari pada JYP PD-nim. Ia selalu mencoba fokus apa yang di ajarkan JYP PD-nim cara menyanyikan di bagian-bagian setiap lirik. Walau terkadang ia salah, tapi ia tetap berusaha mencobanya.

Tak terasa sudah 3 jam ia berlatih vocal pada JYP PD-nim, jam pun sudah menunjukkan pukul 12 siang lewat 15, pertanda makan siang telah tiba.

"Geurae, sampai disini saja. Besok kita akan kembali berlatih" ujar JYP PD-nim mengakhirinya.

"Ne PD-nim gomawo" ujar Dahyun sedikit menunduk hormat.

***
"SAM!"

Dahyun berteriak melihat anaknya dan Jieun bermain di ruangan Jieun yang kembali menjadi manager, tapi bukan manager Twice lagi, melainkan manager Dahyun.

Sam yang sedari tadi bermain bola kecil yang selalu ia bawa kemana saja langsung menoleh mendengar suara yang sangat ia hafalkan. Dengan cepat ia berdiri dari duduknya kemudian berlari seraya tertawa lepas.

"MOM!"

Dahyun sedikit membungkuk kemudian merentangkan kedua tangannya meminta Sam memeluk dirinya segera.

Sam langsung memeluk tubuh Dahyun. "Mom..."

"Mmhh... I'm so miss u"

"Me too"

Jieun tersenyum terharu melihat adegan romantis itu. "Aahh..."

"Tapi, aku lebih merindukan Daddy"

Sambungan perkataan Sam itu membuat Dahyun sedetik kemudian mengerucut. Ia menarik dirinya dari pelukan itu.

"Kau tidak lebih merindukan Mom?"

Sam menggeleng kecil. "Only Daddy"

Dahyun memayunkan bibirnya. "Alright. Karena kau lebih merindukan Daddy, kita pergi bertemu Daddy!"

"YEAY!" Sam bersorak merentangkan tangannya ke atas.

"Kajja!" Dahyun menggendong Sam lalu pergi meninggalkan Jieun sendirian di ruangan itu.

"Sial..." desis gadis itu.

***
"Hana dul set, ireoke..." ajar Mark pada Youngjae.

Youngjae menggerakkan kakinya seperti yang dilakukan Mark. Tapi berbeda dengan apa yang diajarkan Mark.

"Salah. Kakimu jangan ke kiri, ini hanya menyamping sedikit saja"

Youngjae mencoba kembali. "Hana dul set" tapi gagal lagi.

"Aish! Jinjja!" kesal Youngjae mengacak rambutnya.

"Wae? Coba lagi" ujar Mark.

"Berapa kali aku harus mencobanya? Ini mungkin sudah ke 100 kali tapi selalu gagal" kesal Youngjae.

"Ck, mangkannya berusaha. Seperti ini" Mark kembali bernari dengan tarian lagu terbaru mereka.

Youngjae merasa iri melihat kelincahan tubuh Mark dalam hal dance.

"Hyung!"

Youngjae menoleh pada Yugyeom yang enak-enakan tiduran seraya bermain game di ponsel pria itu.

"Fighting!" serunya seraya tertawa mengejek.

"Aish anak ini" gerutu Youngjae. Kesal memang, karena hanya dirinya yang belum hafalkan dance terbaru mereka. Yang lain sudah tahu, terkecuali dia. Makannya yang lain sudah bersantai tapi dia harus kembali berlatih agar berhasil.

"Ah molla!" ujar Youngjae malas langsung menidurkan tubuhnya di lantai itu.

Mark berdecak menggeleng. Ia kembali berlatih dance memperhatikan gerak-geriknya dari kaca besar yang ada di hadapannya.

"Ya... lihat ini hahahaaa..." Jackson menunjukkan sebuah video lucu pada member lain, dan berhasil mengundang tawa pecah dalam ruangan itu terkecuali Youngjae yang memilih tiduran karena sangking lelahnya dan Mark masih berlatih.

Kreekk...

Tiba-tiba seseorang membuka pintu ruangan dance mereka. Seperti pause dalam video semua hanya diam menoleh kearah orang yang berdiri di ambang pintu ruang dance itu.

Bambam mengernyit. Ia pernah melihat wanita yang berdiri di ambang pintu itu. Saat mereka baru pulang konser dari Thailand, ia melihat wanita itu keluar dari gedung JYP entertainment. Dan sekarang wanita itu kembali berdiri disini, yang anehnya ada keperluan apa wanita itu? Membawa anak kecil lagi di gendongan, itu membuatnya menjadi pertanda tanya besar.

"Ah... annyeonghaseyo sunbae"

***
TBC...

Incident Little Girl Evil ✔Where stories live. Discover now